Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, terdapat sebuah tugu monumen peringatan. Monumen itu dibangun untuk mengenang korban-korban kekejaman pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948.
-
Dimana letak kuburan massal PKI? Pak Darmadi lantas menunjukkan sebuah jalan setapak yang berada di bawah tiang sutet. Jalan setapak itu melintas di tengah ilalang dengan cuaca siang yang begitu terik.
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
-
Kenapa monumen Hoegeng dibangun di Pekalongan? Monumen Hoegeng sengaja dibangun di Kota Pekalongan karena Hoegeng lahir dan besar di Kota Batik tersebut. Bahkan pengabdian Hoegeng sebagai anggota polisi juga dimulai di tanah kelahirannya itu.
-
Dimana kejadian tokoh PKI kebal peluru itu terjadi? Komandan Batalyon Kala Hitam Mayor Kemal Idris dan seorang perwira peninjau dari Australia melihat langsung ada tokoh PKI tak mempan ditembak.
-
Bagaimana tokoh PKI itu akhirnya mati? Orang itu baru tewas setelah peluru diusap dengan pasir sambil didoakan.
-
Bagaimana Soeharto menumpas PKI? Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dia membubarkan PKI dan menangkapi orang-orang yang dianggap terlibat G30S/PKI.Hal ini juga menjadi tonggak munculnya Orde Baru.
Beberapa nama korban kekejaman PKI dapat terlihat dari tulisan yang terukir di tiang monument tersebut. Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Guna memperingati peristiwa berdarah itu, pada tahun 1989 Pemkab Wonogiri monumen yang kemudian diberi nama Monumen Hargorejo.
Lalu seperti apa kisah di balik monument itu? berikut selengkapnya:
Salah seorang warga Desa Hargorejo, Mbah Tuwimen, menjadi saksi hidup kekejaman PKI di kampungnya. Ia mengatakan, pembantaian itu terjadi pada jam 12 malam. Para anggota PKI itu membawa pamong desa, polisi, tokoh desa, dan masyarakat lainnya.
Setelah itu, Tentara Siliwangi datang melalui desa. Antara tentara PKI dan Siliwangi sempat terlibat kontak senjata. Tentara PKI lari berhamburan melewati ladang.
“Tempat ini jadi lokasi peristirahatan saat mengevakuasi korban PKI. Kalau di sana itu tempat yang dijadikan lokasi tahanan oleh PKI,” kata Mbah Tumiwen sambil menunjuk lokasi lahan perkebunan pisang di dekat sana, dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.
Mbah Tumiwen mengatakan, saat itu tidak ada korban jiwa dari rakyat biasa. Namun di sisi lain para korban yang akan dibunuh terlebih dahulu digiring ke tempat eksekusi dalam keadaan terikat. Di sana terdapat lubang yang digunakan untuk tempat pembuangan jenazah para korban pembantaian PKI.
Mbah Tumiwen bercerita, saat itu ia sedang menggembala hewan ternak saat tentara Siliwangi datang dan membebaskan para tahanan. Setelah Tentara Siliwangi datang, kondisi pun menjadi aman.
Sigit Sugianto, Kepala Dusun Dawuhan, Desa Hargorejo, mengatakan bahwa berdasarkan para sesepuh desa, pada tahun 1948 terjadi pemberontakan PKI di desa itu.
Lokasi pembantaian berada di sebuah bangunan bekas gudang dinamit peninggalan Jepang.
“Berhubung di sana tidak dimungkinkan untuk dibangun monumen, lokasi pembangunan monument dipindah ke sini,” kata Sigit.
Sigit mengatakan, Tentara Siliwangi datang ke desa mereka pada tanggal 4 September 1948. Mereka menyelamatkan para tawanan yang hendak dieksekusi para anggota PKI.
Saat Tentara Siliwangi datang, para anggota PKI pergi melarikan diri. Selanjutnya para tawanan yang sudah dikubur di tempat dipindahkan ke makam pahlawan Genengharjo.
“Kalau nggak ada Tentara Siliwangi tentu semua tahanan yang ditahan di gudang dinamit semua meninggal,” tutur Sigit dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.