Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani
Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani
Hari ini, 11 Oktober pada 1862 silam, Pangeran Antasari meninggal dunia. Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Tokoh asal Kalimantan Selatan ini berperan dalam Perang Banjar melawan Belanda. Berkat jasanya melawan kolonial Belanda, ia dikenang sebagai sosok yang cerdas dan pemberani.
-
Kapan Pangeran Diponegoro meninggal dunia? Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
-
Dimana Pangeran Diponegoro meninggal? Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Kapan Amir Sutarga meninggal? Tepat setahun setelah ia menerima penghargaan itu, yaitu pada 1 Juni 2013, Amir menghembuskan nafas terakhir dan dimakamkan di Pandeglang, Banten.
-
Siapa yang meninggal di Pasuruan? Mas Adi Sebut Petugas Pengamanan TPS yang Gugur Pascapemilu Adalah Pahlawan Demokrasi Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, mengucapkan belasungkawa kepada petugas keamanan TPS yang gugur saat Pemilu 2024.
-
Kapan Pangeran Cokrokusumo meninggal? Mengutip situs p2k.stekom.ac.id, Pangeran Cokrokusumo atau Mbah Mendhung meninggal pada tahun 1843.
Pangeran Antasari lahir pada 1809 di Kayu Tinggi, Kesultanan Banjar.
Atas perjuangannya, Pangeran Antasari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui SK No. 06/TK/1968.
Berikut profil dan sejarah singkat meninggalnya Pangeran Antasari yang merdeka.com lansir dari direktoratk2krs.kemsos.go.id dan sumber lainnya:
Peran Pangeran Antasari dalam Perang Banjar
Rakyat Banjar dan Dayak menabalkan Pangeran Antasari sebagai Sultan Banjar pada 14 Maret pada 1862. Selain itu, ia juga memimpin Perang Banjar dalam melawan kolonial Belanda.
Perang Banjar tercatat dalam sejarah gerakan terhadap kolonial Belanda yang terjadi antara tahun 1859-1905. Dalam perang ini, Pangeran Antasari muncul sebagai tokoh utama dalam memimpin perang melawan penjajah Belanda ini.
Perang Banjar adalah peperangan yang terjadi di wilayah Kesultanan Banjar. Dulunya, wilayah ini meliputi Kalimantan dan sebagian Kalimantan Tengah. Selain Pangeran Antasari, adapun beberapa tokoh yang terlibat adalah Panembahan Muning dan Pangeran Hidayatullah.
Perang Banjar berawal ketika pemimpin Kesultanan Banjar meneken perjanjian dengan Belanda. Isi dari perjanjian tersebut adalah penyerahan wilayah Kesultanan Banjar, yakni Sintang, Dayak, Tanah Laut, Mundawai, Bakumpai, Kotawaringin, Lawai, Pasir Kutai, Pigatan, dan Beran kepada Belanda.
Wilayah yang semakin sempit ini, berpengaruh terhadap masalah kehidupan sosial ekonomi Kesultanan Banjar. Selain itu, kematian mendadak putra mahkota, Abdul Rakhman pada 1852, semakin membuat masalah kian mengerucut dan runyam.
Sementara itu, sepeninggalan Sultan Adam pada 1857, ada beberapa kandidat penerus takhta Kesultanan Banjar, yaitu Pangeran Tamjidillah II, Pangeran Anom, dan Pangeran Hidayatullah II. Saat itu, Pangeran Anom didukung sebagai Mangkubumi, Pangeran Hidayatullah dijagokan Sultan Adam, sementara Tamjidillah II mendapat dukungan dari Belanda.
Pada saat itu, Residen E.F Graaf von Bentheim Teklenburg atas nama Belanda secara sepihak mengangkat atau menobatkan Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar di Martapura pada 3 November 1857.
Tak ayal, pengangkatan secara sepihak ini menimbulkan protes di istana. Pasalnya, banyak pihak yang menganggap bahwa yang paling pantas menjadi sultan adalah Pangeran Hidayatullah II.
Pecahnya Perang Banjar
Penobatan Sultan Tamjidillah oleh pihak Belanda yang dianggap sepihak tersebut, menimbulkan protes keras di mana-mana. Adapun dari wilayah pedalaman Kalimantan, protes ini diinisiasi oleh Panembahan Muning atau Aling. Panembahan Muning mendapat petunjuk bahwa yang berhak memimpin Kesultanan Banjar adalah Pangeran Antasari, sepupu Pangeran Hidayatullah.
Gerakan yang dipimpin oleh Aling ini dikenal dengan nama Gerakan Datu Muning. Singkatnya, Aling mengundang Pangeran Antasari datang ke Kembayau. Hal ini yang kemudian membuat Pangeran Antasari mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Setelah itu, pada 25 April 1859, pasukan Pangeran Antasari menyerang kawasan tambang batu bara di Pengaron. Penyerangan ini berhasil membakar tambang dan permukiman kolonial Belanda. Bahkan, mereka juga menyerbu perkebunan milik Belanda di Kalangan, Gunung Jabok, dan Bangkal.
Hal ini yang kemudian memicu terjadinya Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari. Akibat kekacauan selama Perang Banjar, akhirnya pihak Belanda meminta agar Sultan Tamjidillah II untuk meletakkan takhtanya. Tepat pada 25 Juni 1859, Sultan Tamjidillah resmi mengundurkan diri, lalu Pangeran Hidayatullah II dinobatkan sebagai Sultan Banjar pada September 1859.
Wafatnya Pangeran Antasari
aat terjadi Perang Banjar, pihak Belanda mengerahkan seluruh pasukannya untuk memadamkan perlawanan. Sampai akhirnya, pada 28 Februari 1862, Belanda menangkap Pangeran Hidayatullah. Sepeninggal Pangeran Hidayatullah II, rakyat Banjar dan Dayak menabalkan Pengeran Antasari sebagai Sultan Banjar pada Maret 1862.
Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
Meski telah tiada, tetapi perjuangan Pangeran Antasari tersebut dilanjutkan oleh puteranya. Berkat perlawanannya terhadap kolonial Belanda,
Pangeran Antasari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh Pemerintah Indonesia melalui SK No. 06/TK/1968.
Fakta Unik tentang Pangeran Antasari
Ada beberapa fakta menarik tentang Pangeran Antasari yang perlu diketahui, antara lain:
1. Nama Antasari diabadikan pada korem 101/Antasari dan julukan Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari.
2. Nama dan gambar Pangeran Antasari diabadikan oleh Bank Indonesia pada uang kertas nominal Rp2.000
3. Pangeran Antasari pantang untuk berdamai dengan Belanda, apalagi menyerah.
4. Pangeran Antasari menjadi pemimpin banyak suku.
5. Seluruh rakyat Banjar mengangkat Pangeran Antasari menjadi “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin”, yang memiliki arti pemimpin pemerintahan panglima perang dan pemuka agama tertinggi.