Sosok Amir Hamzah, Sastrawan Asal Langkat Bergelar Pahlawan Nasional
Sosok Amir Hamzah, sastrawan asal Langkat dengan segudang karyanya dan dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional
Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
Sosok Amir Hamzah, Sastrawan Asal Langkat Bergelar Pahlawan Nasional
Masa Kecil
Pria dengan nama lengkap Amir Hamzah atau Tengku Amir Hamzah ini lahir di Tanjung Pura, Langkat, Provinsi Sumatra Utara pada 28 Februari 1911. Amir merupakan putra bungsu dari pasangan Wakil Sultan Tengku Moehammad Adil dan istri ketiganya, Tengkoe Mahdjiwa. Masa kecil Amir sudah diajarkan prinsip Islam mulai dari mengaji hingga pengetahuan tentang Fikih dan Tauhid. Ia juga sempat belajar di Masjid Azizi, Tanjung Pura.
-
Apa karya Amir Hamzah yang terkenal? Salah satu karya yang masih terus diputar sampai saat ini adalah Andika Bhayangkari.
-
Siapa penulis Syair Lampung Karam? Dikutip dari Indonesia.go.id, Syair Lampung Karam ditulis oleh seseorang bernama Muhammad Saleh.
-
Siapa yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Usmar Ismail? Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 109/TK/TH 2021, sebagai bentuk penghargaan atas perannya sebagai wartawan dan sutradara yang memberikan kontribusi penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
-
Mengapa KH Ahmad Hanafiah jadi Pahlawan Nasional? Usulan gelar pahlawan nasional itu di cetuskan oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi pada tanggal 23 Maret lalu.
-
Apa yang membuat Alimin bin Prawirodirjo menjadi pahlawan nasional? Meski dirinya sempat ikut terlibat dalam politik Komunis yang mungkin saat ini cukup sensitif dan dilarang, namun pada saat itu ia cukup berpengaruh dalam memberikan dampak dalam pergerakan nasional Indonesia.
-
Kapan Depati Amir diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Nama Depati Amir dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2018 dalam surat Keppres Nomor 12/TK/tahun 2018.
Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, Amir Hamzah menempuh pendidikan di Langkatsche School pada tahun 1916. Pada tahun 1924, ia masuk sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Medan. Pada tahun 1925, ia pindah sekolah ke Jakarta dan menyelesaikan pendidikan SMP hingga tahun 1927.
Merantau ke Jawa
Sejak ia pindah sekolah ke Batavia (Jakarta), ia benar-benar merantau ke Pulau Jawa hanya seorang diri. Buktinya ia kembali melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta, Jawa Tengah yang dioperasikan oleh Boedi Oetomo. Di sana, Amir banyak sekali mempelajari perihal Sastra Timur dan bahasa, seperti Bahasa Jawa, Sanskerta, hingga Arab. Selama itu, ia sering bertemu dengan para penulis besar seperti Armijn Pane dan Achdiat Karta Mihardja.
Gabung Gerakan Nasionalis
Saat pendidikannya di Surakarta, Amir Hamzah bergabung dengan gerakan nasionalis. Di sana ia bertemu dengan orang-orang perantau dari Pulau Sumatra untuk membahas mengenai masalah sosial Melayu Nusantara di bawah kepemimpinan kolonial Belanda. Pada 1930, Amir sudah dipercaya untuk menjadi kepala cabang Indonesia Moeda di Surakarta dan sempat berpidato di Kongres Pemuda 1930. Ia rupanya juga menjadi salah satu editor di majalah organisasi tersebut.
Jadi Wakil Pemerintah
Pasca Kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatra Utara dipimpin oleh Teuku Muhammad Hasan. Pada 29 Oktober 1945, Amir Hamzah dipilih untuk menjadi wakil pemerintah Republik Indonesia atau Bupati di Langkat. Selama menjabat, Amir berhasil menyelesaikan berbagai tugas yang diembannya termasuk meresmikan divisi lokal pertama dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Dekat Dengan Kesastraan
Selama hidup, Amir sangat dekat sekali dengan karya sastra, pantun, dan syair. Selain itu, ia juga terpengaruh oleh karya sastra Arab, Persia dan sastra Hindu. Melansir dari beberapa sumber, para penulis menilai Amir dari karyanya bahwa ia seorang muslim orthodoks murni dan itu terbukti dari karya yang ia ciptakan.
Beberapa Karya
Selama hidup, Amir telah melahirkan 50 puisi, 18 potongan puisi prosa, 12 artikel, 4 cerpen, 3 koleksi puisi, dan 1 buku karya asli. Selain itu, ia juga menerjemahkan 44 puisi, satu bagian dari puisi prosa dan satu buku. Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, beberapa judul kumpulan puisinya yaitu Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, dan Setanggi Timur.
Akhir Hayat
Saat Amir menjabat sebagai Waki Pemerintah di Langkat, keadaan negara masih sangat rentan dan revolusi nasional Indonesia sedang berkobar dengan adanya beberapa pertempuran. Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra.
Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap. Ia kemudian ditangkap dan dibawa ke sebuah perkebunan milik komunis sekitar 10 kilometer dari Binjai. Di sana ia disuruh menggali lubang sendiri dan disiksa. Sampai pada akhirnya pada tanggal 20 Maret 1946, Amir dinyatakan tewas bersama 16 tahanan lainnya dan dimakamkan di pemakaman massal yang sudah digali oleh mereka sendiri.
Ditetapkan Pahlawan Nasional
Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Nama dia juga diabadikan sebagai nama taman dekat Monumen Nasional.