Kisah Heroik Brigjen Hasan Basri, Sosok yang Proklamirkan Kedudukan Kalimantan sebagai Bagian dari NKRI
Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Kisah Heroik Brigjen Hasan Basri, Sosok yang Proklamirkan Kedudukan Kalimantan sebagai Bagian dari NKRI
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Hasan Basry lahir pada 17 Juni 1923 di Kalimantan Selatan. Ia merupakan sosok tokoh militer dan juga pahlawan nasional Indonesia. Ia berjasa dalam memproklamirkan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari NKRI.
Jasa-jasa selama hidupnya itulah yang sampai detik ini masih selalu dikenang dan bahkan menjadi tauladan bagi para prajurit TNI.
Putra Bumi Lambung Mangkurat ini kerap ikut andil dalam masa-masa perjuangan kemerdekaan. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Siapa yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Siapa yang memimpin Daerah Istimewa Kalimantan Barat? Dalam deklarasi tersebut, Sultan Hamid II dipilih sebagai kedua dewan serta dibantu oleh badan pemerintahan harian yang berjumlah lima orang.
-
Mengapa Basuki Rahmat menjadi Pahlawan Nasional? Ia iberi gelar Pahlawan Nasional sehari setelah meninggal, yakni pada tanggal 9 Januari 1969.
-
Di mana lokasi Daerah Istimewa Kalimantan Barat? Wilayahnya terdiri dari 12 kesultanan-kerajaan atau daerah swapraja serta tiga daerah neo-swapraja.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
Tidak banyak catatan soal riwayat pendidikan Hasan. Ia diketahui menyelesaikan sekolah di Hollands Inlandsche School (HIS) atau setingkat Sekolah Dasar (SD). Kemudian ia sempat belajar keagamaan di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan.
Ia lantas mendaftar ke Kweekschool Islam Pondok Modern Darussalam Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.
Awal Terjun Menjadi Pejuang
Ia berhasil menyusup ke kapal yang membawanya kembali ke Kalimantan Selatan pada 30 Oktober 1945. Setelah tiba, ia menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran untuk mengirimkan pamflet atau poster soal kemerdekaan Indonesia.
Dari sinilah, rasa perjuangan mulai muncul dalam diri seorang Hasan Basri. Pada 5 Mei 1946, para pejuang mendirikan Laskar Syaifullah dan Hasan menjadi pemimpinnya.
Namun pada 24 September 1946, beberapa anggota Laskar ditangkap oleh Belanda. Dengan terpaksa, Hasan Basri mengumpulkan sisa-sisa anggotanya lalu membentuk Benteng Indonesia.
Merepotkan Belanda
Hadirnya sosok Hasan ini membuat Belanda selalu bingung dan kewalahan. Meski telah ditandatangani Perjanjian Linggarjati, ia tetap tidak peduli dan tetap melawan penjajah.
Ketika Perjanjian Renville di tanda tangani, ia bersikeras menolak untuk membawa pasukannya ke Pulau Jawa yang dikuasai Indonesia.
Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu. Ia memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Duduki Jabatan Penting
Pasca proklamasi, Hasan melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar tahun 1951-1953 lalu melanjutkan di Kairo selama dua tahun. Kembali ke Tanah Air, ia dilantik menjadi Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Dua tahun kemudian, ia dilantik menjadi Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat. Ia kemudian menjalani pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung selama setahun.
Sekembalinya dari Bandung, pada 28 September 1959 ia kembali menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat.
Bekukan Ormas PKI
Suasana politik yang sedang memanas tidak menyurutkan keberanian Hasan. Ia mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tahun 1960.
Sempat mendapat teguran dari Presiden Soekarno, namun kegigihan Hasan tetap kokoh sebagai penguasa perang daerah Kalimantan Selatan. Pembekuan PKI ini dikenal dengan peristiwa Tiga Selatan (Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan).
Ia mengakhiri jabatannya sebagai Pangdam pada tahun 1961. Bertepatan dengan peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan nama Hasan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Dianugerahi Pahlawan Nasional
Masih banyak jabatan penting yang pernah diemban oleh Hasan hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada 15 Juli 1984 di Jakarta karena sakit yang dideritanya.
Ia dimakamkan di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, dia dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2001.
Salah satu warisan terbesar yang pernah ia lahirkan adalah mendirikan Universitas Lambung Mangkurat bersama rekan-rekannya dari kesatuan TNI Divisi Lambung Mangkurat. Kampus ini resmi berdiri pada 21 September 1958.