Sosok Melanchton Siregar, Guru Batak yang Dapat Pangkat Kolonel Tituler
Melanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Melanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Sosok Melanchton Siregar, Guru Batak yang Dapat Pangkat Kolonel Tituler
Letnan Kolonel Tituler merupakan pangkat atau gelar kehormatan militer yang diperoleh tanpa melaksanakan tugas jabatan sesuai dengan gelarnya. Teranyar, pangkat ini diberikan kepada Deddy Corbuzier pada Desember 2022 lalu.
Pangkat ini juga pernah didapatkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Pakubuwana X dan XII, serta tokoh-tokoh berpengaruh lainnya. Dari sekian banyak tokoh yang meraih pangkat Tituler, ada satu nama yang menarik diulas sosoknya.
-
Siapa Letnan Kolonel yang menjadi Mendagri era PRRI? Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI Sumatera Barat memiliki banyak sekali tokoh-tokoh besar yang begitu berpengaruh khususnya di bidang kemiliteran.
-
Siapa yang mendapat gelar 'Senapati Ing Ngalaga'? Sosoknya terkenal akan kepiawaiannya dalam berperang dan berburu. Karena ini ia mendapat gelar 'Senapati Ing Ngalaga'.
-
Siapa yang memimpin perlawanan Batak? Masyarakat Batak yang takut tanah dan adat leluhurnya ini hilang, mereka pun berusaha melawan sekaligus mempertahankan tanah kelahirannya dari orang-orang Belanda tersebut.
-
Siapa yang memberikan penghargaan kepada Mentan? Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menerima penghargaan pada acara Merdeka Awards Kategori Program Inovatif untuk Negeri.
-
Siapa yang memimpin pertempuran di Tebing Tinggi? Mereka yang menjadi korban pembantaian Jepang di antaranya Jaksa Suleman, Harun Al-Rasyid, Yacub Lubis, Tahir Hasyim, Deplot Sundaro, Arif Hasibuan.
-
Siapa yang memimpin Legiun Canthang Balung? Namun sebelum sempat pergi, Pakubuwono II telah mengirim pasukan, sebuah pasukan yang para anggotanya berpakaian aneh dan menabuh gamelan. Pasukan itulah yang disebut Legiun Canthang Balung.
Ia adalah Melanchton Siregar, seorang pengajar dari Tanah Batak yang mengajak elemen masyarakat untuk perang gerilya pada saat Agresi Militer Belanda. Semangat perjuangannya yang membara ini membuat Melanchton mendapatkan gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Nama Melanchton sendiri tentu tak asing di Pematang Siantar karena namanya kini telah menjadi nama sebuah ruas jalan di sana. Lantas, seperti apa profil Melanchton Siregar? Simak ulasannya berikut ini.
Cucu Pertama
Melanchton Siregar lahir pada 7 Agustus 1912 dari pasangan Julianus Siregar dan Abina Boru Siburian. Kehadirannya di keluarga ini disambut antusias oleh kedua orang tuanya.
Menjadi cucu pertama dari kakek neneknya, ia kemudian diberi nama Tio Pantang yang mengandung makna dan harapan agar hidupnya bersih dan menghindari semua hal yang terlarang dan ternoda.
Usai dirinya menamatkan pendidikannya, Melanchton memutuskan kembali ke Tapanuli dan berkerja sebagai guru di sana.
Pendiri PARKI
Melansir dari kanal Youtube Batak Storypedia, Melanchton merupakan sosok pendiri dari Partai Kristen Indonesia di Sumatra Utara. Partai ini tersebar di beberapa daerah yang masyarakatnya beragama kristen.
Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia, ia mendirikan Partai Politik Kaum Kristen atau PPKK di Pematang Siantar bersama tokoh-tokoh agama Kristen. Pada 5 Desember 1945 PARKI bersama Partai Kristen di Jawa kemudian bergabung dan lahirlah Partai Kristen Indonesia atau Parkindo.
Pada tahun 1946, Melanchton ditunjuk menjadi Ketua Umum Parkindo di Sumatra Utara. Ketika dirinya menjabat, terjadi Agresi Militer yang mengakibatkan masyarakat Medan mengungsi ke Pematang Siantar.
Bentuk Divisi Panah
Pada masa Agresi Militer tersebut, Melanchton menghimpun sebuah kelompok perjuangan melawan penjajah yang bernama Divisi Panah. Ia merupakan pendiri sekaligus menjabat sebagai Panglima.
Seluruh senjata yang dipergunakan mereka dapatkan dengan usaha sendiri atau berasal dari hasil rampasan perang.
Hebatnya lagi, seluruh logistik yang diperlukan selama perang pun dihasilkan secara swadaya dari usaha perkebunan milik kader Parkindo.
Meski kekuatan pasukannya tidaklah besar, Divisi Panah ini sempat terjun ke medan perang saat terjadinya pertempuran Medan Area.
Tahun 1947, Belanda mulai menduduki wilayah Pematang Siantar dan Divisi Panah berjuang habis-habisan melawan Belanda.
Terima Pangkat Tituler
Setelah berjuang habis-habisan melawan Belanda, Melanchton melarikan diri ke Tapanuli.
Di sana ia masih dalam suasana berkabung setelah istrinya meninggal dunia. Melanchton lantas ditunjuk menjadi anggota Dewan Pertahanan Sumatra.
Dengan menerima jabatan tersebut, Melanchton ikut mendampingi rombongan Wakil Presiden Mohammad Hatta ketika di Bukittinggi.
Kemudian ia juga pernah diangkat menjadi Staf Ahli Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur.
Melanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.