Mengenal Abdul Hamid Nobuharu Ono, Perwira Muslim Jepang yang Fasih Berbahasa Jawa
Selama Abdul Hamid Ono berada di Nusantara, ia memiliki tugas sebagai intelijen dan informan terkait berbagai aktivitas orang-orang sekaligus tokoh muslim.
Selama Abdul Hamid Ono berada di Nusantara, ia memiliki tugas sebagai intelijen dan informan terkait berbagai aktivitas orang-orang sekaligus tokoh muslim.
Mengenal Abdul Hamid Nobuharu Ono, Perwira Muslim Jepang yang Fasih Berbahasa Jawa
Selama masa penjajahan Jepang, ada banyak orang-orang muslim yang ikut berperang melawan penjajah demi mempertahankan tanah kelahiran mereka.
Perlawanan alot itu membuat Jepang memberi perhatian khusus kepada orang-orang muslim di Nusantara. Agar pendekatan dengan orang muslim bisa berjalan dengan baik, pihak Jepang banyak menyebarkan perwira muslim sebagai agen informan mereka.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Apa yang dilakukan Harsono saat dijajah Jepang? Pada zaman pendudukan Jepang, ia sempat bekerja pada kantor berita milik kekaisaran Jepang, Domei, yang berlokasi di Jakarta.
-
Apa peran Habib Hasan di Indonesia? Beliau dikenal sebagai ulama dan salah satu tokoh besar Islam di Indonesia.
-
Apa yang Zainul Arifin lakukan saat penjajahan Jepang? Saat masa penjajahan Jepang, Zainul Arifin ikut mewakili NU dalam kepengurusan Masyumi dan ikut berpartisipasi dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah.
-
Siapa yang disebut Gus Baha sebagai pelopor Islam di Jawa? Ia menegaskan bahwa klaim tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Gus Baha, meskipun Wali Songo berperan penting dalam menyebarkan Islam di Jawa, agama Islam sebenarnya sudah ada di Indonesia jauh sebelum mereka datang.
Secara umum para perwira muslim Jepang ini memiliki tugas khusus untuk memantau pergerakan para tokoh ulama muslim. Mereka kerap berkamuflase dengan menghadiri berbagai rangkaian acara agama.
Terdapat seorang perwira muslim Jepang yang memiliki keahlian berbahasa Jawa yang fasih yaitu Nobuharu Ono atau Abdul Hamid Ono sebagai nama muslimnya.
Bertugas Sebagai Intel
Selama Abdul Hamid Ono berada di Nusantara, ia memiliki tugas sebagai intelijen dan informan terkait berbagai aktivitas orang-orang sekaligus tokoh muslim. Ia juga diperintahkan untuk selalu melapor kepada Badan Intelijen Jepang atau Beppan.
Di luar aktivitasnya sebagai seorang intelijen, dirinya dibuat terkesima dengan sosok Kiai Hasyim Asy'ari dan Kiai lainnya seperti Wahab Chasbullah hingga Wahid Hasyim. Secara tidak langsung, dirinya juga cukup memihak kepada tokoh-tokoh muslim di Nusantara.
Terlibat Aktif dalam Diplomasi
Melansir dari situs fiqihislam.com, Abdul Hamid Ono sering terlibat aktif dalam diplomasi yang dicanangkan oleh KH Abdul Wahid Hasyim dalam rangka pembebasan Rais Akbar, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari dari tahanan militer Jepang.
Peran Abdul Hamid Ono begitu besar dalam membuka jalur hubungan komunikasi dan diplomasi dengan orang-orang Jepang untuk membebaskan tokoh penting Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang itu.
Akhirnya dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang intensif, KH. Hasyim Asy'ari berhasil bebas dari penjara tepat sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Citra orang-orang Islam berubah di mata tentara Jepang juga berkat Abdul Hamid yang pandai dalam menjalin hubungan di antara dua pihak tersebut. Dari situ, lahirlah berbagai kerja sama politik antara Jepang dan umat Islam yang tertuang dalam berbagai jenis organisasi.
Lama Tinggal di Gresik
Sikap Abdul Hamid yang sangat berbeda dengan intel-intel Jepang lainnya pun membuat Wahid Hasyim selalu percaya kepadanya khususnya dalam diplomasi.
Kemudian, ia lama tinggal di Gresik dan menikah dengan wanita lokal. Diperkirakan ini penyebab Abdul Hamid Ono bisa fasih dalam berbahasa Jawa.