Tak Ada Baliho hingga Spanduk Berjejeran di Pohon, Begini Penampakan Musim Pemilu di Jepang, Pakai Papan Khusus
Menariknya, masa kampanye pada pemilu di daerah berjuluk matahari terbit itu digelar tanpa ada baliho hingga spanduk berjejer di pohon.
Menariknya, masa kampanye pada pemilu di daerah berjuluk matahari terbit itu digelar tanpa ada baliho hingga spanduk berjejer di pohon.
Tak Ada Baliho hingga Spanduk Berjejeran di Pohon, Begini Penampakan Musim Pemilu di Jepang, Pakai Papan Khusus
Selain Indonesia, ada banyak negara di dunia yang turut menggelar pesta demokrasi. Salah satunya yakni negara Jepang.
Sebagai informasi, Jepang bahkan memiliki tiga jenis serta waktu pemilihan. Menariknya, masa kampanye pada pemilu di daerah berjuluk matahari terbit itu digelar tanpa ada baliho hingga spanduk berjejer di pohon.
Lantas, seperti apa kondisi musim pemilu di Jepang? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Musim Pemilu di Jepang
Musim Pemilihan Umum (Pemilu) rasanya selalu identik dengan kampanye, poster, spanduk, hingga baliho. Selayaknya Pemilu pada umumnya, Jepang memiliki kebiasaan dengan menggunakan beberapa atribut kampanye tersebut.
Namun, Jepang memiliki budaya tersendiri saat masa kampanye. Meski menggunakan poster, namun warga Jepang yang mencalonkan diri dapat berkampanye dengan berorasi dan berkeliling ke sejumlah pemukiman.
"Musim pemilu di Jepang ditandai dengan mobil orasi yang keliling jalan raya serta pemukiman," demikian dikutip dari keterangan unggahan pada akun Instagram @suci_amanda_illustration.
Poster Wajib Ditempel di Ruang Khusus
Jika menggunakan poster, para calon wakil rakyat di Jepang tersebut harus mematuhi beberapa aturan yang berlaku. Di antaranya yakni untuk tak menempel poster di tempat sembarangan.
Secara khusus, ada papan berukuran besar di tempat-tempat umum yang tersedia bagi para calon legislatif untuk berkampanye. Setiap poster memiliki ukuran yang sama dan tak boleh saling bertumpang tindih.
"Poster-poster politisi hanya boleh ditempel di papan khusus yang disediakan pemerintah. Semua poster di papan tersebut, harus memiliki ukuran yang sama," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
"Satu politisi hanya dapat 1 ruang tempel poster saja. Di pemukiman penduduk, jarang ditemukan poster politisi, paling 1-2 saja dengan ukuran poster biasa dan diletakkan dengan cukup rapi," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Anggaran Kampanye Minimalis
Soal anggaran, Jepang juga memiliki aturan yang ketat. Pemerintah menerapkan peraturan untuk anggaran yang dialokasikan bagi setiap calon wakil rakyatnya.
"Budget kampanya juga diatur oleh pemerintah dengan ketat, dilarang menggunakan uang melebihi batasan yang ditetapkan pemerintah," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Selain poster hingga anggaran, ada pula orasi yang masuk ke dalam daftar panjang aturan berkampanye di Jepang.
Bagi mereka yang hendak berorasi, maka hanya diizinkan di ruang-ruang publik dan dilarang mendekat ke area privat seperti kediaman pribadi.
"Orasi diatur ketat oleh pemerintah. Hanya boleh di lingkungan publik, tidak boleh menggunakan cara yang menyebabkan kontak langsung seperti door to door," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Banjir Tanggapan Publik
Lantaran hal ini, unggahan milik akun @suci_amanda_illustration tersebut seketika banjir tanggapan.
Tak sedikit di antaranya yang menyebut jika aturan Pemilu di Jepang tersebut bisa menjadi contoh yang baik.
"Masyaa Allah patut ditiru," tulis akun @ansvioletta
"Enggak kebayang di Indonesia sisa sampahnya bakal seperti apa," tulis akun @aniz.zha
"Patut ditiru. Di sini nyampah banget," tulis akun @dr.riska.kusuma
"Wah keren. Sekarang kayaknya enggak ada pohon tanpa baliho, kasian sama pohonnya dan merusak pemandangan banget," tulis akun @audinasultan
Video
Berikut video selengkapnya yang dapat Anda saksikan.