Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda

Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda

Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda

Karena fokus ke ajaran Nasrani, sosoknya pernah dikhawatirkan murtad oleh kalangan ulama di masa silam.

Profesor KH Anwar Musaddad dikenal sebagai ulama kharismatik kelahiran Garut, 3 April 1910 silam.

Sosoknya dikenal bersahaja dan punya keinginan belajar yang kuat sejak kecil. Pemahamannya juga luas, termasuk di luar lingkup agama Islam. Ia pun kerap mendalami perspektif agama lain, untuk memperkaya khazanah keilmuannya.

Banyak cerita unik dari sosok ulama tersebut, seperti jenjang sekolahnya yang mayoritas dilaksanakan di lembaga pendidikan Nasrani, hingga ia total mendalami agama lain.

Walau demikian, sosoknya amat berpengaruh, terutama di bidang Kristologi dan perbandingan agama hingga sering dijadikan acuan.

Yuk kenalan lebih dekat dengan KH Anwar Musaddad.

Gambar: Pecinta Ulama Nusantara

Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Mengenyam Pendidikan di Sekolah Nasrani Sejak Kecil

Mengenyam Pendidikan di Sekolah Nasrani Sejak Kecil

Mengutip laman unisgd.ac.id, sejak kecil KH Anwar memang sudah disekolahkan di lembaga milik komunitas Nasrani di Hindia Belanda.

Gambar: Liputan6

Pada tingkat dasar, ia mengenyam pendidikan di Hollandsh-Inlandsche School (HIS) Chirestelijk yang berdiri di Garut.

Pasca lulus, pada 1921, ia lanjut bersekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Christelijk, Sukabumi. Di tingkat atas, KH Anwar Musaddad melanjutkan kembali pendidikannya di Algamene Middlebare School (AMS) Batavia (sekarang Jakarta).

Bukan tanpa alasan jenjang sekolahnya mayoritas dienyam di lembaga milik Nasrani. Sebab, sejak kecil ia dianggap tidak memenuhi syarat, sehingga hanya bisa disekolahkan di lembaga tersebut.

Mendalami Kitab Injil dan Ilmu Perbandingan Agama

Sejak kelulusannya dari sekolah, Anwar mulai rajin membaca dan mempelajari kitab Injil. Ia juga mendalami agama Nasrani karena ketertarikan yang tinggi terhadap bidang kritologi.

Apalagi sejak masa sekolah, ia banyak mendapat pengajaran dari tenaga pendidik Belanda dan Eropa tentang agama Kristen yang berkembang di Hindia Belanda.

Boleh dibilang saat itu mayoritas masyarakat, terutama kalangan Eropa telah memeluk agama Kristen dan Katolik, serta sangat sedikit yang beragama Islam selain warga pribumi.

Ini tidak terlepas dari peran sekolah-sekolah kolonial yang membawa misi pengenalan ajaran tersebut.

Sempar Dikhawatirkan Murtad

Saat dewasa, Anwar Musaddad yang memiliki garis keturunan dengan Sunan Gunung Jati dan Kerajaan Pajajar dari sang ayah, Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir, serta Pangeran Diponegoro dan Kesultanan Mataram Islam dari sang ibu Marfuah binti Kasriyo sempat dikhawatiran keluar dari ajaran Islam.

Merasa perlu disekolahkan kembali melaui pendidikan Islam, maka ia kembali disekolahkan di Pesantren Darussalam Wanaraja, Garut.

Setelah belajar selama dua tahun, ia kembali diberangkatkan ke Mekkah untuk bersekolah di Madrasah Al Falah selama 11 tahun pada 1930.

Di sana, sejumlah ustaz terkenal banyak membimbingnya seperti Sayyid Alwi al Maliki, Syekh Umar Hamdan, Sayyid Amin Qubti, Syekh Janan Toyyib (Mufgi Tanah Haram asal Minang) dan Syekh Abdul Muqoddasi (Mufti Tanah Haram dari Surakarta, Jawa Tengah).

Rela Dipenjara Asal Indonesia Merdeka

Setelah kembali ke Indonesia, penjajahan Belanda sudah berakhir dan berganti pendudukan Jepang. Ia sempat ditugaskan untuk menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Priangan.

Jabatan ini ia emban sejak 1945 sampai 1949, dan dari sini ia semakin merasakan banyak ketimpangan atas munculnya penjajahan. Belum lagi kembalinya Belanda lewat agresi militer membuatnya marah dan ikut terjun langsung bertempur melawan sekutu.

Ketika itu ia memimpin pasukan Hizbullah, dan ditangkap Belanda pada 1948 sampai 1950. Ia rela dipenjara, asal Indonesia bisa terbebas dari segala bentuk kolonialisme.

Kenalkan Islam Moderat dan Dirikan IAIN

Selepas bangsa kolonial lenyap, Anwar menjalankan perannya sebagai ulama sekaligus tokoh perbandingan agama terkemuka pada saat itu.

Dengan keilmuan agama Islam dan Nasrani yang kuat, ia tak diragukan sebagai bahan rujukan keilmuan, hingga ia kerap digambarkan sebagai sosok pembaharu Islam yang moderat di Jawa Barat.

Dari sana, ia lantas diajak oleh Menteri Agama Fakih Usman untuk mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (PTIAIN) di Yogyakarta, yang merupakan cikal bakal UIN Sunan Kalijaga di tahun 1950.

Jadi Ulama Paling Berpengaruh di Jawa Barat

Di waktu yang bersamaan dirinya juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), dan ingin memperkuat identitas ke-Islaman di tengah gejolak negara baru yang baru merdeka. Ini juga merupakan misinya agar menjadi penengah, hingga dikenal sebagai pejuang, ulama sekaligus tokoh Islam moderat di Jawa Barat.

Di momen itu, ia pernah dibujuk oleh Kartosoewirjo untuk bergabung ke kubunya DI/TII namun ditolaknya. Ia tak ingin ada pihak-pihak yang memecah belah kedaulatan Indonesia.

K.H. Anwar Musaddad dikenal memiliki strategi yang cerdas dalam menjaga hubungan baik dengan berbagai kelompok untuk memelihara stabilitas sosial-politik di Jawa Barat.

Pendekatan yang digunakannya didasarkan pada semangat persaudaraan bangsa atau ukhuwah wathaniah. Ia berhasil meraih posisi sebagai Wakil Rais Syuriah Umum dan kemudian menjadi Dewan Penasihat (Mustasyar) PBNU sebelum meninggal dunia di Garut pada 21 Juli 2000. Selain itu, ia adalah pendiri pondok pesantren al-Musaddadiyah di Garut dan diakui sebagai salah satu ulama yang sangat berpengaruh di Jawa Barat.

Meskipun namanya pernah diajukan sebagai salah satu ulama berpengaruh, namun hingga kini belum direalisasikan.

Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan

Selain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.

Baca Selengkapnya
Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia
Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia

Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional.

Baca Selengkapnya
Ciptakan SDM Unggul, Lazis ASFA Gandeng Al-Azhar Kairo Gelar Pelatihan Kader Ulama
Ciptakan SDM Unggul, Lazis ASFA Gandeng Al-Azhar Kairo Gelar Pelatihan Kader Ulama

Sebanyak 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren ikut pelatihan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia
Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia

Ayah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Fokus Perdalam Ilmu Agama di Bulan Ramadan, Begini Keseruan Ponpes di Kendal Belajar Kitab Kuning
Fokus Perdalam Ilmu Agama di Bulan Ramadan, Begini Keseruan Ponpes di Kendal Belajar Kitab Kuning

Pondok pesantren itu punya metode sendiri agar santri bisa menyerap ilmu yang terkandung di kitab kuning.

Baca Selengkapnya
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa

Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.

Baca Selengkapnya
Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia
Silaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia

Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.

Baca Selengkapnya
Tak Pernah Kuliah Hanya Belajar Al-Quran, Pria Ini Punya 78 Penemuan yang Mendunia
Tak Pernah Kuliah Hanya Belajar Al-Quran, Pria Ini Punya 78 Penemuan yang Mendunia

Ia diganjar dengan gelar doktor kehormatan lantaran 78 penemuannya.

Baca Selengkapnya
Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah

Ia adalah menteri agama dengan masa jabatan paling pendek.

Baca Selengkapnya