Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Ia adalah menteri agama dengan masa jabatan paling pendek.
Ia adalah menteri agama dengan masa jabatan paling pendek.
Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Pria kelahiran Tuban, Jawa Timur ini punya sederet jasa besar terhadap pendidikan agama Islam di Indonesia. Mulai dari mendudukkan pelajaran agama dan budi pekerti sejajar dengan pelajaran umum, hingga mendirikan kampus islam terkemuka.
-
Kenapa Todung Sutan Gunung Mulia jadi Menteri Pendidikan? Berkat perhatiannya yang besar di dunia politik, pasca Kemerdekaan tepatnya dibawah pemerintahan Kabinet Sjahrir dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pengajaran atau Menteri Pendidikan menggantikan Ki Hajar Dewantara.
-
Kapan Todung Sutan Gunung Mulia menjabat Menteri Pendidikan? Meski menjabat hanya setahun (14 November 1945-2 Oktober 1946) namun kontribusinya untuk bidang pendidikan begitu besar di masa genting negara Indonesia.
-
Siapa Menteri Pendidikan setelah Kemerdekaan? Pasca kemerdekaan Indonesia, jabatan menteri saat itu beberapa dijabat oleh tokoh-tokoh yang kini namanya kurang populer di buku sejarah bahkan di telinga masyarakat.Seperti Menteri Pendidikan, mungkin banyak yang menganggap Ki Hajar Dewantara sebagai sosok utama di bidang pendidikan. Tetapi jangan salah, sosok Todung Sutan Gunung Mulia ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan di era Kabinet Sjahrir I dan II.
-
Bagaimana Saifuddin Zuhri jadi Menteri Agama? Permintaan ini tidak serta merta diambil oleh KH Saifuddin Zuhri, tetapi justru meminta pendapat terlebih dahulu kepada tokoh NU, khususnya KH Wahab Chasbullah dan KH Idham Chalid. Setelah semua mendukung, barulah KH Saifuddin Zuhri menerima penunjukannya sebagai Menteri Agama.
-
Kapan Saifuddin Zuhri menjadi Menteri Agama? Prof KH Saifuddin Zuhri adalah Menteri Agama Republik Indonesia pada masa Presiden Soekarno, tepatnya pada 6 Maret 1962 hingga 17 Oktober 1967.
-
Siapa pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah? Perti didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli.
Profil
Fathurrahman Kafrawi lahir di Tuban pada 10 Desember 1901. Ia adalah buah hati Kiai Kafrawi dan Aisyah. Fathurrahman dididik dalam nuansa Nahdlatul Ulama (NU) yang kental. Sebagaimana nilai-nilai yang dijunjung tinggi NU, pemahamannya tentang Islam membuat dirinya jadi sosok terbuka yang tak sungkan bergaul dengan orang dari latar belakang berbeda.
Kehidupan Keluarga
Fathurrahman menikah dengan Buchainah yang memiliki latar belakang Muhammadiyah. Usai menikah, Buchainah bergabung menjadi pengurus Muslimat Yogyakarta.
(Foto: Freepik freepic.diller)
Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai lima orang anak, yakni Salladin, Latifah Hanum, Kamal Hidayat, Djalaluddin Fuad, dan Liliek Amalia.
(Foto: Freepik)
Pendidikan
Mengutip NU Online, Fathurrahman pernah menjadi santri di Jamsaren Solo. Ia juga pernah merasakan pendidikan di Makkah dan Mesir selama sepuluh tahun. Saat kuliah di Al-Azhar Mesir, ia aktif dalam berbagai kelompok mahasiswa Indonesia di Mesir. Salah satunya, ia jadi ketua Jamaah al-Khairiyah al-Talabiyah al-Azhariyah al-Jawiyah. Usai belajar di Mesir, dia melanjutkan pendidikan di Leiden Belanda. Kemudian, selama satu tahun belajar di Prancis dan Inggris
Pendidikan yang ia tempuh di berbagai negara membuat ia fasih dalam beberapa bahasa.
(Foto: freepik azerbaijan_stockers)
Jabatan Paling Singkat
Fathurrahman adalah menteri agama yang menjabat dalam tempo paling singkat, yakni sekitar sepuluh bulan (2 Oktober 1946 - 26 Juli 1947). Meski demikian, ia mampu membenahi struktur organisasi di Kemenag. Ia juga memperbaiki peraturan-peraturan terkait Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk (NTR) yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946. Peraturan tersebut menertibkan posisi penghulu, modin, dan lain sebagainya.
Peran Penting
Sebelum ia jadi Menag, mata pelajaran (mapel) agama telah dimasukkan ke sekolah-sekolah umum negeri dari tingkat Sekolah Rakyat hingga Sekolah Menengah Atas. Namun, kenyatannya nilai mapel agama tidak memengaruhi kenaikan kelas alias tidak dipentingkan. Setelah melalui proses, pada masa kepemimpinan Menag Fathurrahman, pendidikan agama dan budi pekerti wajib diberikan di sekolah umum.
Kontribusi lain Fathurrahman ketika menjabat sebagai Menag, yakni tentang Maklumat Kementerian Agama Nomor 5 Tahun 1947. Keputusan ini bertujuan untuk menengahi permasalahan yang muncul setiap tahun, yakni tentang penetapan awal dan akhir Ramadan. Fathurrahman mengeluarkan kebijakan yang sampai sekarang masih rutin diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
Dirikan Kampus Islam Ternama
Fathurrahman juga berjasa mendirikan Sekolah Tinggi Islam yang kemudian berubah menjadi Universitas Islam Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namanya diabadikan sebagai salah satu nama gedung di kampus Islam swasta ternama. Ia dianggap berjasa merintis berdirinya kampus tersebut bersama tokoh NU lain, Prof. Muhammad Adnan. Di kurun waktu itu pula, ia merintis lahirnya Perpustakaan Islam dan Poliklinik NU di Yogyakarta.