Menag Yaqut Respons Senator Bali Arya Wedakarna: Tak Boleh Ada Rasisme di Indonesia
Menag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Menag Yaqut Respons Senator Bali Arya Wedakarna: Tak Boleh Ada Rasisme di Indonesia
Menag Yaqut Respons Senator Bali Arya Wedakarna: Tak Boleh Ada Rasisme di Indonesia
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan pernyataan atau sikap yang berbau rasisme tidak boleh ada di Indonesia.
Dia mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
"Yang berbau rasisme itu enggak boleh ada di Indonesia ini. Indonesia ini berdiri karena semua ras, semua golongan. Semua perbedaan yang kita miliki ini justru yang memerdekakan kita, yang menjaga negara kita," ujar Yaqut di Jakarta, Jumat (5/1).
Pernyataan Yaqut itu merespons ucapan kontroversi senator asal Bali, Arya Wedakarna. Sebelumnya, ramai beredar video Arya Wedakarna sedang berbicara dengan nada tinggi saat rapat bersama Kanwil Bea Cukai.
Yaqut meminta Arya Wedakarna untuk memahami sejarah Indonesia.
"Kalau ada orang apalagi anggota DPD kemudian berlaku rasial, saya kira dia harus ngerti lagi, harus belajar lagi soal Indonesia,"
katanya.
merdeka.com
Dalam video itu, Arya meminta agar petugas frontliner sebaiknya merupakan putra dan putri daerah tanpa menggunakan penutup kepala. Potongan pernyataan tersebut akhirnya viral di berbagai media sosial.
Sementara itu, Direktur Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag) I Nengah Duija berharap kepada semua pihak untuk tetap saling menghormati dan menjaga kerukunan di Indonesia.
"Kami harapkan supaya menjelang tahun politik ini kita membangun hubungan, saling menghormati. Jadi saya kira semua agama memiliki persepsi yang sama, kita ingin hidup dalam satu bingkai negara Republik Indonesia yang rukun,"
katanya, dilansir dari Antara.
merdeka.com
Menurutnya, kerukunan dan toleransi antar-umat beragama yang telah hidup di Bali harus terus dipupuk.
Maka ketika ada persoalan, harus diselesaikan dengan cara duduk bersama.
"Kalau menurut saya toleransinya sudah berjalan, tinggal kan kalau ada beberapa hal yang memang belum, ya kita harus bangun. Kalau memang ada sesuatu yang belum kita bisa selesaikan, ya kita selesaikan," ujarnya.