Pesan Menag ke Umat Budha Jelang Pemilu: Agama Jangan Dijadikan Alat Politik dan Merebut Kekuasaan
Menag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Pemilu akan digelar pada 14 Februari 2024.
Pesan Menag ke Umat Budha Jelang Pemilu: Agama Jangan Dijadikan Alat Politik dan Merebut Kekuasaan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta umat beragama termasuk umat Budha agar ikut menjaga perdamaian menjelang Pemilu 2024. Perbedaan pendapat tidak sepantasnya menimbulkan perpecahan dengan umat beragama lainnya.
"Pemilu besok ini, pesta demokrasi ini bisa kita jaga perdamaiannya. Kita riang gembira saja. Jadi nggak usah muncul rasa bermusuhan berbeda pendapat harus perang satu dengan yang lain nggak perlu. Ini pesta demokrasi harus kita laksanakan dengan penuh riang gembira," ujar Yaqut, pada acara talkshow bertajuk Generasi Emas Generasi Mandiri WNR (Wahana Negara Raharja), di Solo, Jumat (28/9).
Yaqut juga berpesan kepada 1.500 umat Budha yang hadir agar berhati-hati dalam berpolitik. Yakni tidak menggunakan agama sebagai alat untuk kepentingan politik.
"Tolong dijaga, agama jangan digunakan sebagai alat untuk kepentingan politik. Agama tidak terpisah dengan politik dan sebagainya," kata Menag.
"Politik itu dijiwai dengan nilai-nilai agama. Tetapi jangan gunakan agama sebagai alat untuk merebut kekuasaan."
Kata Menag.
@merdeka.com
Menag juga meminta tidak menyalahkan orang lain karena perbedaan pilihan dan dasar-dasar nilai agama.
"Ini hal yang menurut saya harus kita jaga sebagai umat beragama," ujar Menag.
Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia tahun ini kembali menggelar acara WNR yang diikuti oleh umat MNSBDI dari seluruh daerah di Indonesia.
Acara ini diisi dengan doa kerukunan untuk bangsa dan sekaligus peluncuran Program Nasional Taman Belajar ramah anak yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Selain Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, acara yang dibuka Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ini juga dihadiri Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, Ketua Umum PERMABUDHI Philip K. Widjaja, dan Ketua Umum MNSBDI Herwindra Aiko Senosoenoto.