Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut
Yaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak mempermasalahkan disebut buzzer oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Dia meyakini apa yang disampaikannya sebuah kebenaran.
Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut
Hal ini buntut dari pernyataan Yaqut meminta masyarakat meminta memilih calon pemimpin dengan rekam jejak yang jelas. Kemudian, tidak memilih pemimpin menggunakan agama untuk kepentingan politik seperti di Pilgub DKI 2017.
"Ya nggak apa-apa, orang nyebut biasa aja, mau disebut buzzer disebut apa, selama saya meyakini, saya menyampaikan apa yang saya yakini sebagai sebuah kebenaran ya silakan sebut apa saja," kata Yaqut seusai menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/10).
Yaqut memastikan tidak akan mencabut pernyataannya. Sebab, sebagai menteri agama ia wajib mengingatkan agar masyarakat tidak diperalat dengan agama demi urusan politik.
"Ya nggak, wong saya punya kewajiban sebagai menteri agama untuk menyampaikan kepada seluruh umat beragama, untuk menjaga agama masing-masing agar jangan diperalat untuk urusan politik."
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Menurutnya, masyarakat mesti memilih pemimpin di Pilpres 2024 dengan cerdas dan rasional. Sebab, hal ini menentukan nasib negara ke depan.
"Ya itu saya tidak akan mengubah pendapat saya karena publik ini harus memilih pemimpin dengan cara yang cerdas, dengan cara rasional karena ini sangat menentukan nasib negara jadi jangan asal," lanjutnya.
Pernyataan Yaqut
Pernyataan Yaqut itu membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meradang. PKB tak terima Yaqut meminta masyarakat memilih calon pemimpin yang punya rekam jejak jelas.
Pernyataan itu disampaikan Yaqut saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9).
"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," kata Yaqut.
Yaqut meminta masyarakat tidak mempertaruhkan negeri ini pada orang-orang yang tak memiliki perhatian pada masyarakat. Dia mengatakan, agama dan politik tidak dapat dipisahkan. Namun, agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan.
"Jangan gunakan agama untuk memenuhi keinginan merebut kekuasaan, tidak boleh karena berbeda pilihan kemudian yang beda itu dikafir-kafirkan. Kita masih ingat, ada penggunaan agama secara tidak baik dalam politik beberapa waktu yang lalu, waktu pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden," kata Yaqut.
Reaksi PKB
Ketua Umum PKB sekaligus bacawapres 2024 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespons santai pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut jangan pilih pemimpin yang pandai bicara, bermulut manis dan berwajah tampan dalam pesta Pilpres 2024.
Cak Imin menilai pernyataan Menag Yaqut itu selayaknya omongan buzzer yang tidak pantas keluar dari mulut menteri.
"Itu omongan buzzer ha ha ha," kata Cak Imin di Jakarta Pusat, Minggu (1/10).
PKB langsung merespons pernyataan Yaqut. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PKB akan mendisiplinkan Yaqut yang berstatus kader.
"Kalau sebagai kader PKB kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Dan publik tentu akan memberikan penilaian. Menurut saya, itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung," kata Jazilul Fawaid.
Menurut Jazilul, penyataan Yaqut yang menyinggung penggunaan agama pada Pilgub DKI menggiring opini yang tidak perlu. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta agar jangan ada politik pecah belah. "Jangan bikin hoaks. Ini hoaks kok dari negara. Ini hoaks kok dari Menteri Agama, yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama," ucap dia.