Yaqut Tak Gentar Disiplinkan PKB: Kalau Ajak Masyarakat Memilih dengan Cerdas Dianggap Salah Ya Monggo
Yaqut mempertanyakan pengurus DPP PKB mana yang memangilnya dan mendisplinkannya.
Yaqut mempertanyakan pengurus DPP PKB mana yang memangilnya dan mendisplinkannya.
Yaqut Tak Gentar Disiplinkan PKB: Kalau Ajak Masyarakat Memilih dengan Cerdas Dianggap Salah Ya Monggo
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mempertanyakan rencana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendisiplinkannya sebagai kader buntut pernyataan jangan memilih pemimpin negara asal-asalan. Yaqut mengaku hingga kini belum menerima surat pemanggilan dari PKB.
"Saya salah satu Ketua di DPP PKB, enggak tahu apakah sudah direvisi atau belum saya enggak tahu. Tapi soal apakah dipanggil saya belum dapat surat panggilan sampai sekarang," kata Yaqut di gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10).
Yaqut mempertanyakan pengurus DPP PKB mana yang memangilnya dan mendisplinkannya. Sebab, Yaqut mengaku juga salah satu pengurus teras di PKB.
"Pengurus yang mana dulu? Siapa yang berhak? saya ini salah satu pengurus ini masa saya manggil diri saya sendiri," ujar Yaqut.
Yaqut mengatakan, PKB memiliki aturan dalam memanggil kader jika salah. Yaqut mempertanyakan pernyataannya yang dinilai melanggar aturan tersebut.
"Kalau saya mengajak masyarakat untuk rasional, mengajak rakyat untuk memilih dengan cara cerdas itu dianggap kesalahan ya monggo gitu loh," kata Yaqut.
PKB Ancam Mendisiplinkan Yaqut
PKB sebelumnya akan mendisiplinkan kadernya yang juga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Rencana ini muncul setelah Yaqut dianggap mengeluarkan pernyataan membuat publik berspekulasi dan bingung.
"Kalau sebagai kader PKB kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Dan publik tentu akan memberikan penilaian. Menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung," kata Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.
Jazilul merujuk pada pernyataan Yaqut di Solo pada pekan lalu. Saat itu, Menag mengatakan untuk hati-hati memilih pemimpin.
Yaqut mencontohkan Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2014, yang disebutnya ada calon yang menggunakan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan.
Menurut Jazilul, penyataan Menteri Yaqut menggiring opini yang tidak perlu. Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri meminta agar jangan ada politik pecah belah.
"Jangan bikin hoaks. Ini hoaks kok dari negara. Ini hoaks kok dari Menteri Agama, yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama," ucap dia.
Pernyataan Yaqut
Sebelumnya, Menag meminta agar masyarakat tidak mempertaruhkan negeri ini pada orang-orang yang tidak memiliki perhatian pada masyarakat.
Yaqut juga menyinggung agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Namun demikian, agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan.
"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," kata Yaqut.