Sosok Chaerul Saleh, Tokoh Pendorong Proklamasi Kemerdekaan RI Asal Sumbar
Di usianya yang masih muda, Chaerul sudah ikut dalam beberapa perhimpunan pergerakan nasional dalam melawan penjajah.
Di usianya yang masih muda, Chaerul sudah ikut dalam beberapa perhimpunan pergerakan nasional dalam melawan penjajah.
Sosok Chaerul Saleh, Tokoh Pendorong Proklamasi Kemerdekaan RI Asal Sumbar
Era Kemerdekaan Indonesia menjadi momentum penting dalam sejarah pergerakan nasional. Masa-masa ini melahirkan banyak tokoh penting dari berbagai penjuru daerah tanah air.
Sumatra Barat telah melahirkan banyak putra pejuang bangsa yang jasanya sampai sekarang terus dikenang. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Apa yang diwariskan pahlawan kepada rakyat Sumatera Selatan? 'Semua bisa berdiri di sini, bisa bekerja, bisa berkembang, bisa berkeluarga, bisa macam-macam bisa kita lakukan, karena itu semua adalah jasa para pahlawan,' kata Bahtiar, usai upacara.
-
Kenapa Hari Pahlawan penting untuk Sumatera Selatan? Menurut Bahtiar, hari ini adalah momentum sangat penting untuk mengenang para pejuang bangsa, karena pahlawan itulah yang mewariskan nikmat Kemerdekaan hingga hari ini.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Siapa yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
Salah satu tokoh itu bernama Chaerul Saleh, seorang pejuang yang terjun di dunia politik Indonesia. Ia pernah menjabaat sebagai Wakil Perdana Menteri dan ditunjuk sebagai ketua MPRS.
Di usianya yang masih muda, Chaerul sudah ikut dalam beberapa perhimpunan pergerakan nasional dalam melawan penjajah.
Berikut kisah dan perjalanan Chaerul Saleh di panggung perjuangan dan politik Indonesia yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber.
Profil Singkat
Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo atau biasa dikenal dengan Chaerul Saleh ini lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 13 September 1916.
Setelah kedua orang tuanya bercerai, ia dibawa ibunya ke Lubuk Jantan, Lintau, Tanah Datar.
Chaerul pun meneruskan pendidikannya hingga perguruan tinggi di Fakultas Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Recht Hoge School (RHS) mulai tahun 1937 sampai 1942.
Aktif Organisasi dan Perhimpunan
Dikutip dari esi.kemdikbud.go.id, pada masa penjajahan Jepang ia pernah ditunjuk menjadi panitia Sieinendan dan anggota Angkatan Muda Indonesia serta menjadi anggota Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA).
Melihat kekejaman Jepang terhadap pribumi, Chaerul mengambil keputusan untuk melawan Jepang lalu membentuk Barisan Benteng. Saat masih menjadi mahasiswa, Chaerul merupakan penggemar dari Mohammad Yamin.
Bahkan, ia pernah mengajak temannya, Zainal Sabaruddin Nasution mengunjungi Jalan Pejambon yang menjadi lokasi gedung Kementerian Luar Negeri pada saat ini untuk mendengarkan pidato dari Yamin saat menghadiri sidang Volksraad.
Gerakan Perjuangan Kemerdekaan
Sejak kekelahan Jepang atas Sekutu, ia menjadi anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersama Ahmad Subarjo, Kasman Singodimedjo, dan tokoh-tokoh penting lainnya.
Kemudian Chaerul dipilih sebagai Wakil Ketua pada Gerakan Angkatan Baru Indonesia bersama Burhanuddin Muhammad Diah sebagai ketuanya. Ia juga pernah menjadi ketua Dewan Politik Laskar Rakyat Jawa Barat.
Long March dan Karier Militer
Chaerul Saleh pernah ikut bersama Divisi Siliwangi melakukan Long March dari Yogyakarta ke Karawang dan Sangga Buana, Jawa Barat. Akhirnya ia bergabung bersama divisi Tentara Nasional pada tanggal 17 Agustus di bawah pimpinan Letnan Kolonel Wahidin Nasution.
Bersama anggota kesatuan di antaranya Kesatuan Laskar Rakyat dan kesatuan Bambu Runcing yang berhaluan kiri, Chaerul Saleh melarikan diri dari Jakarta ke Banten.
Pada 16 Februari 1950–1952 ia dipenjara karena dianggap sebagai pelanggar hukum pemerintah Republik Indonesia. Chaerul Saleh ditahan di penjara Paledang (Bogor), kemudian dipindahkan ke berbagai rumah tahanan lainnya, seperti penjara Gang Tengah, Glodok, sebelum akhirnya dipindahkan ke Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Karier Politik
Dikutip dari berbagai sumber, Chairil melanjutkan sekolah di Jerman pasca dari penjara. Ia kemudian kembali ke Tanah Air pada tahun 1956 lalu ditunjuk menjadi Wakil Ketua Legiun Veteran RI.
Setahun berjalan, ia masuk dalam Kabinet Juanda dan menjabat seagai Menteri Negara Urusan Veteran. Selama berkarier di politik Chaerul dikenal sebagai sosok yang pandai dan tokoh sosial cemerlang, sehingga dalam beberapa kesempatan pernah menjadi orang kepercayaan Soekarno.
Chaerul Saleh meninggal pada tanggal 8 Februari 1967 dengan status tahanan politik. Hingga sekarang tidak pernah ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai alasan penahanannya.