Sosok Yap Thiam Hien, Advokat Keturunan Tionghoa-Aceh yang Berjuang Tegakkan HAM di Indonesia
Meski saat itu jenjang kariernya sudah lebih baik, tetapi Tham Hien tidak lupa dengan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang Indonesia.
tokoh besar indonesia![Sosok Yap Thiam Hien, Advokat Keturunan Tionghoa-Aceh yang Berjuang Tegakkan HAM di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/5/27/1716794167691-dzaep.jpeg)
Meski saat itu jenjang kariernya sudah lebih baik, tetapi Tham Hien tidak lupa dengan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang Indonesia akibat penjajajahan Belanda.
![Sosok Yap Thiam Hien, Advokat Keturunan Tionghoa-Aceh yang Berjuang Tegakkan HAM di Indonesia<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/27/1716793914032-u0lja.jpeg)
Sosok Yap Thiam Hien, Advokat Keturunan Tionghoa-Aceh yang Berjuang Tegakkan HAM di Indonesia
Mr. Yap Thiam Hien atau yang biasa disapa dengan John oleh kawan-kawannya lahir di Kutaraja, Banda Aceh pada 25 Mei 1913. Ia merupakan keturunan Tionghoa dari pasangan Yap Sin Eng dan Hwan Tjing Nio.
Yap Thiam Hien tumbuh di lingkungan perkebunan feodal, yang akhirnya membentuk dirinya menjadi seorang yang membenci penindasan dan kesewenangan. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang menjadi ketua Dewan Pembina Tim Hukum AMIN di Sumatera Selatan? Hingga kini THN AMIN telah hadir pula di seluruh kabupaten dan kota di Sumsel. Mantan Gubernur Herman Deru didapuk menjadi Ketua Dewan Pembina THN AMIN Sumsel, sementara advokat senior HM Antoni Toha menjadi Ketua THN Sumsel.
-
Siapa yang dikenal sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo? Atas perjuangannya tersebut, Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia mengangkat Daud Beureueh sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Aceh, Langkat, dan Tanah Karo.
-
Mengapa Songket Nyakmu menjadi warisan turun temurun di Aceh? Usaha tersebut sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini dikarenakan menenun merupakan salah satu unsur budaya asli dari Aceh.
-
Kapan Mahkamah Agung merayakan HUT ke-78 mereka? Memasuki usia yang ke-78 tahun, Mahkamah Agung terus memberikan inovasi demi mendekatkan diri kepada masyarakat.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perekrutan kuli perkebunan karet di Aceh Timur? Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok. Masuknya bisnis kebun karet di tanah rencong ini tak lepas dari penjajah Belanda yang melihat potensi besar apabila komoditas yang satu ini dikembangkan lebih lanjut.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
Sejak usia 9 tahun, ia sudah ditinggal ibunya untuk selamanya. Ia bersama kedua adiknya dibesarkan oleh neneknya, Sato Nakashima yang merupakan seorang perempuan Jepang . Namun, meski tidak ada hubungan darah, Sato malah membentuk sebuah keluarga harmonis yang tidak Thiam Hien dapatkan selama ini.
Akan tetapi, sang ayah sudah membentuk kehidupan untuk anak-anaknya. Ia sudah memohon status hukum disamakan dengan bangsa Eropa. Maka dari itu, jaminan pendidikan dari anak-anaknya sangat terjamin dan memungkinkan bisa menempuh pendidikan Eropa.
Pindah ke Batavia
Tham Hien pernah mengenyam pendidikan di Europesche Lagere School, Banda Aceh kemudian melanjutkan pendidikan di MULO. Tahun 1920, sang ayah membawa Tham Hiem bersama adiknya untuk pindah ke Batavia.
Kepindahannya ke Batavia membuat Tham Hien harus mengenyam pendidikan di MULO Batavia. Kemudian melanjutkan ke AMS dengan program bahasa Barat di Bandung dan Yogyakarta dan lulus pada tahun 1933.
Tham Hien memeluk agama Kristen. Ia kemudian belajar memperdalam agama Kristen melalui kenalannya yang masih keturunan Indo. Ia pun akhirnya memutuskan untuk ngekos di Yogyakarta.
- Advokasi adalah Tindakan Mendukung, Berikut Jenis dan Penjelasannya
- Dihadiri Prabowo, Aliansi Advokat Indonesia Bersatu Pimpinan Otto Hasibuan Deklarasi Dukungan
- Advokat Wanita Ini Ceritakan Pengalamannya Dipenjara Selama 6 Bulan: Menyakitkan Jauh dari Anak
- Sosok Pak Satpam ini Jadi Pahlawan Seorang Pria Diserang Anjing, Korban Sampai Nemplok Digemblok Bak Anak Kecil
- FOTO: Penampakan Dahsyatnya Letusan Gunung Ruang Sulawesi Utara Diwarnai Sambaran Petir Vulkanik
- Moeldoko Tegaskan Tapera Tidak Ditunda, Diberlakukan Tahun 2027
Berkarier Sebagai Guru
Melansir dari lk2fhui.law.ui.ac.id, Tham Hien mulai berkarier sebagai guru untuk membantu perekonomian ayahnya serta membiayai sekolah adik-adiknya. Ia pun mengajar di sekolah Kristen keturunan Tionghoa di Cirebon dan Lasem.
Tahun 1938, ia mendapatkan kesempatan untuk kuliah umum di Belanda melalui beasiswa. Tak berpikir lama ia langsung mengambil kesempatan itu dan berkuliah di Universitas Leiden. Tahun 1947 ia meraih gelar Meester in de Rechten.
Meski saat itu jenjang kariernya sudah lebih baik, tetapi Tham Hien tidak lupa dengan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang Indonesia akibat penjajajahan Belanda. Ia sangat konsisten memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Jasa Perjuangan Tegakkan Keadilan
Setelah dirinya kembali ke Tanah Air, ia mulai berkiprah sebagai pengacara untuk warga keturunan Tionghoa di Jakarta. Selama menjadi pengacara ia pernah membela pedagang Pasar Senen yang digusur oleh pemilik gedung.
Selain itu, ia juga melakukan penolakan usul pemerintah dalam penggunaan kembali UUD 1945. Menurutnya, UUDS 1945 cenderung lebih baik ketimbang UUD 1945 yang berpotensi membatasi hak pikir, berbicara, menulis, mendirikan organisasi dan sebagainya.
Soebandrio saat itu dituduh terlibat dalam peristiwa G30S. Tham Hien yang terkenal sebagai anti-komunis pun tetap pada jalannya yaitu melakukan pembelaan sesuai dengan pekerjaannya di bidang advokat.