Darah Tinggi Menyebabkan Berbagai Komplikasi Serius: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Berikut ini adalah penjelasan tentang darah tinggi menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan cara mencegah hipertensi serta komplikasinya.
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah dalam pembuluh arteri berada pada level yang lebih tinggi dari normal secara konsisten. Tekanan darah normal pada orang dewasa umumnya berada di bawah 120/80 mmHg. Seseorang didiagnosis mengalami hipertensi jika tekanan darahnya mencapai 130/80 mmHg atau lebih.
Tekanan darah diukur dalam dua angka:
- Angka atas (sistolik) – menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi memompa darah
- Angka bawah (diastolik) – menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi di antara detak
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas hingga sudah mencapai tahap lanjut. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk deteksi dini.
Jenis-Jenis Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau esensial adalah jenis hipertensi yang paling umum, mencakup sekitar 90-95% kasus. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Hipertensi primer biasanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa penyebab hipertensi sekunder meliputi:
- Penyakit ginjal kronis
- Tumor kelenjar adrenal
- Gangguan tiroid
- Kelainan pembuluh darah bawaan
- Obat-obatan seperti pil KB, dekongestan, dan beberapa obat penghilang rasa sakit
Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
3. Hipertensi Jas Putih
Fenomena “hipertensi jas putih” terjadi ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah saat diperiksa oleh tenaga medis, namun normal saat diukur di rumah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kecemasan atau stres saat berada di lingkungan medis.
4. Hipertensi Tersamarkan
Kebalikan dari hipertensi jas putih, hipertensi tersamarkan terjadi ketika tekanan darah seseorang normal saat diperiksa di fasilitas kesehatan, namun tinggi saat diukur di rumah. Kondisi ini dapat menyulitkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Penyebab Darah Tinggi
Meskipun penyebab pasti hipertensi primer tidak selalu dapat diidentifikasi, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko hipertensi meliputi:
1. Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama. Gen tertentu yang diwariskan dari orang tua dapat mempengaruhi cara tubuh mengatur tekanan darah.
2. Usia
Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini terkait dengan perubahan alami pada pembuluh darah yang menjadi kurang elastis seiring waktu.
3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Beberapa kebiasaan hidup yang dapat meningkatkan risiko hipertensi antara lain:
- Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak jenuh
- Kurang aktivitas fisik atau olahraga
- Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
- Stres yang tidak terkendali
- Kualitas tidur yang buruk
4. Obesitas
Kelebihan berat badan meningkatkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan perubahan hormonal yang berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
5. Kondisi Medis Lain
Beberapa penyakit dapat memicu hipertensi sekunder, seperti:
- Diabetes
- Penyakit ginjal kronis
- Sleep apnea
- Gangguan kelenjar adrenal
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena sebagian besar penderitanya tidak mengalami gejala yang jelas. Namun, pada beberapa kasus, terutama saat tekanan darah sudah sangat tinggi, dapat muncul gejala seperti:
- Sakit kepala parah, terutama di bagian belakang kepala
- Pusing atau vertigo
- Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Mimisan
- Detak jantung tidak teratur
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Nyeri dada
- Kelelahan yang tidak biasa
- Kebingungan atau kesulitan konsentrasi
- Mual dan muntah
- Keringat berlebih
- Gelisah atau cemas
- Wajah memerah
- Darah dalam urin
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini bisa juga disebabkan oleh kondisi lain. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Diagnosis Hipertensi
Diagnosis hipertensi umumnya dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Pengukuran Tekanan Darah
Langkah pertama dalam diagnosis hipertensi adalah pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran dilakukan minimal dua kali dalam posisi duduk setelah istirahat selama 5 menit. Jika hasil pengukuran menunjukkan tekanan darah tinggi, dokter biasanya akan meminta pasien untuk melakukan pengukuran ulang dalam beberapa hari atau minggu untuk memastikan bahwa peningkatan tekanan darah bersifat konsisten.
2. Riwayat Medis
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, termasuk gaya hidup, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan konsumsi obat-obatan.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menyeluruh dilakukan untuk mencari tanda-tanda komplikasi atau penyebab sekunder hipertensi.
4. Tes Laboratorium
Beberapa tes laboratorium yang mungkin dilakukan meliputi:
- Tes darah lengkap
- Tes fungsi ginjal
- Tes elektrolit
- Tes kolesterol dan trigliserida
- Tes gula darah
- Analisis urin
5. Pemeriksaan Tambahan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti:
- Elektrokardiogram (EKG) untuk menilai aktivitas listrik jantung
- Ekokardiogram untuk melihat struktur dan fungsi jantung
- Pemindaian ginjal atau USG arteri ginjal
- Tes sleep apnea jika dicurigai adanya gangguan tidur