Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda
Salah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Salah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda
K.H Abbas Abdul Jamil menjadi salah satu ulama yang menentang adanya penjajahan di Cirebon. Ia tak segan terjun langsung untuk memukul mundur para penjajah, seperti pada pertempuran 10 November di Kota Surabaya.
Selama memimpin Pondok Pesantren Buntet, Kiai Abbas (sapaannya) terus menyampaikan semangat nasionalisme kepada para santri yang ia asuh. Ia yakin, kekuatan santri yang jumlahnya tidak sedikit mampu menumbangkan bangsa penjajah yang sewenang-wenang di Indonesia.
-
Siapa tokoh inspiratif dari Aceh yang melawan Belanda? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Bagaimana Djamin Ginting melawan penjajah Belanda? Pada 1948, pasukan Belanda meluncurkan agresi militernya. Pada peristiwa ini, Djamin juga bergerilya melawan Belanda di Kota Medan.
-
Siapa yang memimpin perlawanan di Banten? Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Siapa yang memimpin perlawanan melawan Belanda? Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
Kiai Abbas sempat dikenal karena karomahnya, karena mampu menghentikan kejahatan yang ketika itu merajalela. Sebelumnya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk “Singa dari Jawa Barat” karena keberaniannya.
Gunakan Pendekatan Agama dalam Melawan Penjajahan
Mengutip YouTube Cirebonkab TV, Kiai Abbas menjadi sosok yang kesehariannya mempraktikkan amalan Al-Qur'an.
Salah satu yang menjadi modalnya dalam melawan penjajah adalah menghidupkan kembali Tarekat Tijaniyah yang didirikan oleh ulama Aljazair, Syekh Abul Abbas Ahmad At-Tijani (1737-1815).
Dalam gerakan ini, Kiai Abbas menyebarkan semangat mengedepankan syariat sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW dalam melawan tirani. Ada semangat kerasulan yang dibawa dalam gerakan ini, agar penjajahan yang memperbudak dan menyengsarakan rakyat dihapuskan.
Dari sini, ia terus membimbing santri agar tidak selalu menjadi ulama, namun menjadi tonggak keadilan dan pembela bangsa.
Karomah di Pertempuran 10 November Surabaya
Pertempuran 10 November di Surabaya tahun 1945. Ketika itu, Belanda kembali datang ke Indonesia, dengan membonceng sekutu. Mereka membombardir seisi kota melalui darat, udara dan laut.
Rakyat Surabaya kemudian marah, banyak sosok-sosok dari berbagai wilayah di Indonesia terlibat termasuk Kiai Abbas dari Cirebon. Dalam catatan di situs ahlussunahwaljamaah.wordpress.com, Kiai Abbas berhasil mengalahkan musuh melalui bantuan doa.
Setelah berdoa, musuh seperti terpental dan terhempas atas izin Allah. Lalu Kiai Abbas juga mengeluarkan kemampuan beladirinya yang sangat cepat, tanpa disadari oleh musuh.
Ketika itu, Kiai Abbas mengirimkan santrinya ke Surabaya bersama para laskar, termasuk Hizbullah. Dengan kekuatan doa, rombongan dari Buntet dan Jawa Barat ini terlibat aktif untuk memukul mundur pasukan sekutu dan Belanda.
Dinanti KH Hasyim Asy’ari
Saat itu, turut hadir KH Hasyim Asy’ari yang juga pendiri Nahdlatul Ulama.
Di masa genting, Bung Tomo meminta restu untuk menyerang tentara Inggris yang mulai melakukan perusakan. Namun KH Hasyim Asy’ari memintanya untuk menunggu Kiai Abbas dari Jawa Barat.
Setelah sampai, Bung Tomo beserta laskar yang dibawa Kiai Abbas langsung menyerang militer musuh. Sejak itu, Kiai Abbas makin dikenal karomahnya sehingga dijuluki “Singa dari Jawa Barat”.
Laskar yang disiapkan Kiai Abbas lantas turut disebar di masa perang revolusi ke berbagai daerah, termasuk untuk menghentikan upaya pecah belah negara oleh pihak-pihak dari Indonesia yang terhasut.
Setelahnya, Kiai Abbas terlibat aktif di keorganisasian NU dan perpolitikan untuk memantau kondisi negara. Kiai Abbas mengembuskan napas terakhirnya pada 10 Agustus 2007 di usia 85 tahun.