Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini Kisah Sunan Gunung Jati yang Mendirikan Kerajaan Banten, Tak Pernah Jadi Raja

Kerajaan Banten, jadi salah satu kesultanan Islam terbesar di Indonesia. Salah satu pemimpin yang terkenal ialah Sultan Ageng Tirtayasa yang berhasil mengakomodir perdagangan internasional di wilayah paling barat pulau Jawa.

Saat kepemimpinannya pada 1651 sampai 1683, banyak pedagang asal Timur Tengah, Afrika, Asia hingga Tiongkok lego jangkar di Pelabuhan Karangantu, Serang. Tak sedikit di antaranya yang membawa misi menyebarkan agama Islam dan dibantu perizinannya oleh pemerintahan Kerajaan Banten.

Dari sini, Kesultanan Banten mulai dikenal sebagai salah satu kerajaan bercorak Islam terbesar di pulau Jawa. Namun di balik kesuksesan pemerintahan tersebut, ada peran tak terhingga dari Sunan Gunung Jati Cirebon yang ternyata merupakan pendiri.

Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.

Syarif Hidyataullah yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati.

Begini Kisah Sunan Gunung Jati yang Mendirikan Kerajaan Banten, Tak Pernah Jadi Raja

Dulunya Masyarakat Banten Beragama Hindu-Buddha

Mengutip makalah berjudul “Sejarah Berdirinya Kerajaan Banten” oleh Saepul Anwar dari Prodi Ilmu Hadits, Fakultas Usuludin dan Adab, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, dijabarkan jika asal muasal tanah Banten adalah bagian dari kekuasaan negara Pajajaran.

Kerajaan tersebut menganut corak Hindu yang kuat, dengan pendirinya Sri Jayabhupati pada 923 masehi. Kemudian, kerajaan lambat laun berkembang terutama setelah dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.

Melalui pengaruh ini, masyarakat Banten sebelum abad ke-16 disebut masih belum memeluk agama Islam. Ketika utusan kerajaan Demak dan Cirebon berupaya mengislamkan wilayah Barat pulau Jawa, tanah Banten kemudian mulai dikuasai dan kenalkan oleh ajaran Islam.

Sebarkan Agama Islam untuk Menghalangi Portugis Masuk

Salah satu alasan mengapa wilayah Banten di-Islamkan perlahan adalah untuk mencegah masuknya pengaruh buruk Portugis. Alih-alih ingin membantu perekonomian, pasukan Eropa tersebut justru memiliki niat menguasai pulau Jawa lewat pelabuhan Karangantu dan Sunda Kelapa yang sudah maju.

Kerajaan Demak lewat pemimpinnya Sultan Trenggono mengutus Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dari Kerajaan Cirebon yang bercorak Islam dan memiliki hubungan kerja sama untuk menghalau hal ini. Harapannya, wilayah pulau Jawa terhindar dari pengaruh buruk jajahan yang menyusahkan masyarakat kecil.

Setelah penyerangan dilakukan, salah satunya di Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1526 – 1527 maka Portugis memilih mundur. Dari sana, wilayah Banten bisa diselamatkan dari jajahan Portugis lewat gubernurnya di Malaka, Jorge d’ Albuquerque.

Sunan Gunung Jati Diamanahi Mendirikan Kerajaan Islam

Sunan Gunung Jati Diamanahi Mendirikan Kerajaan Islam

Setelah wilayah Banten dan sebagian Jawa Barat berhasil dikuasai Demak, Sultan Trenggono lantas menjadikan Syarif Hidayatullah untuk mendirikan kerajaan bercorak Islam di tanah Banten pada 1527.

Namun karena Pangeran Pasarean yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati yang sudah memimpin Cirebon wafat terlebih dahulu, maka Syarif Hidayatullah kembali ke Cirebon dan mengutus putranya yang lain bernama Syarif Maulana Hasanuddin al-Bantani untuk memimpin kerajaan Islam yang didirikan sang ayah.

Dari sana, corak kebudayaan Islam dan sosial kemasyarakatan semakin kuat dan wilayah tersebut menjadi maju. Walau sebagai pendiri, Sunan Gunung Jati tak pernah menjadi pemimpin di Banten dan jabatan diserahkan kepada sang putra.

Dari catatan klasik, percampuran budaya kemudian terjadi, dan konon ini menjadi cikal bakal bahasa Banten sedikit memiliki kemiripan dengan Cirebon yakni bahasa Jawa.

Terakhir, kerajaan Banten lewat Keraton Surosowan dan Keraton Kaibon berkembang pesat. Bahkan raja-raja setelahnya mampu membangun peradaban lewat perdagangan yang masif di Pelabuhan Karangantu yang sudah berstandar internasional pertama di nusantara.  

Puing Keraton Surosowan yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten.

Puing Keraton Surosowan yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten.

Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM

Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Kerajaan Kandis, Konon Jadi Kerajaan Tertua yang Terletak di Sumatra Tengah
Rekam Jejak Kerajaan Kandis, Konon Jadi Kerajaan Tertua yang Terletak di Sumatra Tengah

Sebuah kerajaan berbasis di Kepulauan Sumatera ini disinyalir menjadi kerajaan tertua yang diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-1 SM.

Baca Selengkapnya
Mengenal Masjid Kuno Kenari di Serang, Dulu Tempat Peristirahatan Sultan Banten
Mengenal Masjid Kuno Kenari di Serang, Dulu Tempat Peristirahatan Sultan Banten

Masjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas, Dulu Soekarno Rapat Kabinet Penting di Sini
Berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas, Dulu Soekarno Rapat Kabinet Penting di Sini

Begini keunikan gedung istana kepresidenan tertua di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kisah Menarik Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Dulu Kantor Residen Priangan dan Dikunjungi Tokoh Dunia
Kisah Menarik Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Dulu Kantor Residen Priangan dan Dikunjungi Tokoh Dunia

Meletusnya Gunung Gede Pangrango menandai berdirinya rumah dinas gubernur Jawa Barat ini

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
5 Fakta Kediri Kabupaten Tertua Kedua di Jawa Timur, Namanya Disebut dalam Banyak Kitab Sastra Jawa Kuno
5 Fakta Kediri Kabupaten Tertua Kedua di Jawa Timur, Namanya Disebut dalam Banyak Kitab Sastra Jawa Kuno

Pada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.

Baca Selengkapnya
Sejarah Candi Prambanan yang Eksotis, Sarat Nilai Budaya Hindu
Sejarah Candi Prambanan yang Eksotis, Sarat Nilai Budaya Hindu

Candi Prambanan adalah peninggalan agung dari masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno yang masih eksis hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Istana: Surat Pengunduran Diri Firli Bahuri Sedang Diproses
Istana: Surat Pengunduran Diri Firli Bahuri Sedang Diproses

surat perbaikan terkait pengunduran diri Firli Bahuri dari Ketua KPK sedang diproses

Baca Selengkapnya