Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10
Sisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Sisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10
Sebelum masa kesultanan Islam, masyarakat Banten telah memiliki peradaban yang heterogen.
Saat itu, wilayah Banten memang belum semaju saat dipimpin oleh Kesultanan. Namun, kondisi tata kota serta perekonomiannya sudah terbentuk seperti di kawasan Banten Girang.
Banten Girang menjadi salah satu kota yang maju pada abad ke-10 silam. Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Dimana letak kerajaan kuno Banten Girang? Kerajaan itu letaknya berada di hulu teluk Banten.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
-
Dimana lokasi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama yang terletak di Jalan Raya Serang - Jakarta, Kecamatan Serang, Kota Serang.
-
Kapan tembikar kuno di Banten Girang ditemukan? Apalagi di sana banyak ditemukan tembikar kuno yang diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga 14.
-
Bagaimana Kesultanan Banten dibangun? Dari hasil pajak cukai barang-barang yang diperjual belikan mampu membuat kota itu berdaulat dan mendorong lahirnya Kesultanan Banten lewat kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin.
-
Apa yang ada di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagian besar berasal dari penelitian yang dilakukan di kawasan Banten Lama.
Di Banten Girang pula cikal bakal kemajuan Banten terbentuk, lewat perniagaan di Sungai Cibanten yang dahulu menjadi tempat lalu lalangnya kapal-kapal besar.
Namun, di masa sekarang, situs Banten Girang kurang populer dibanding bekas reruntuhan keraton Surosowan.
Kawasan ini bisa jadi salah satu destinasi sejarah untuk melihat jejak Banten sebelum masuknya agama Islam.
Kota Kuno Banten Girang
Mengutip penelitian Claude Guillot pada tahun 1988 – 1992, kawasan Banten Girang sudah memiliki penduduk kala itu.
Gambar: dok. Pemprov banten
Bentuk topografinya menyerupai tanah yang berbentuk bekas permukiman.
Menurut Claude Guillot, bentuk tanah sudah menyerupai parit dengan dinding tanah yang memiliki pola tidak teratur. ini, menandakan adanya aktivitas manusia untuk melakukan kegiatan seperti berladang, atau bahkan mendirikan bangunan.
Diperkirakan, eksistensinya sudah ada sejak abad ke-10 dan terus mengalami perkembangan hingga abad ke-13. Setelahnya, perubahan sosial terjadi sangat cepat melalui periode kerajaan Islam dan kolonialisasi Eropa.
Wilayah Dekat Keraton Surowosan Masih Pelabuhan
Sebagai kawasan permukiman, kawasan Banten Girang telah memiliki sistem pemerintahan tersendiri dengan sistem kerajaan.
Mengutip kebudayaa.kemdikbud.go.id, pemerintahan sebelum kesultanan Islam ini berdiri sebelum abad ke-15, lewat rajanya yang terkenal yakni Prabu Pucuk Umum.
Saat itu, pusat pemerintahannya ada di Banten Girang dengan agama yang dianutnya yakni Hindu – Buddha.
Di masa itu juga, rakyat dari Prabu Pucuk Umum kebanyakan membuat keramik dan gerabah.
Ketika itu, kawasan Banten lama atau sekitar wilayah Keraton Surosowan masih merupakan kawasan pelabuhan hingga masuknya pemerintahan Islam.
Setelah masuknya kesultanan, wilayah Banten lama menjadi kota pelabuhan yang maju bahkan dikenal dunia.
Deretan Situs Tua di Sungai Cibanten
Dalam Indonesia.go.id, disebutkan bahwa pusat pemerintahan Banten Girang terus memanjang hingga di kawasan Sungai Cibanten.
Area ini kabarnya merupakan bekas permukiman dan lokasi peribadatan umat Hindu di masa silam.
Ini dibuktikan dengan banyaknya situs yang ditemukan di sekitar Sungai Cibanten seperti serpih, batu bilah, inti, beliung, manik-manik, goa hingga arca Dwarapala.
Sungai Cibanten, juga menjadi jalur lalu lintas yang cepat dibanding jalur darat dan perdagangan di masa pada masa itu jalanan tanah belum sebagus seperti masa kolonial.
Menyisakan Goa Pahatan
Sampai sekarang, sulit ditemukan peninggalan utuh dari masa kejayaan Banten Girang. Yang ada dan masih menyerupai bentuk aslinya adalah sebuah goa yang sekarang lebih dikenal sebagai situs Banten Girang.
Goa ini dibuat dengan cara dipahat secra manual untuk menembus sebuah dinding jurang yang keras.
Setidaknya, terdapat dua pintu masuk yang di dalamnya terdapat tiga ruangan dengan fungsi dan peruntukan yang berbeda-beda. Minim literatur yang menyebut tentang fungsi goa tersebut.
Destinasi Wisata yang Kurang Populer
Sayangnya, di lokasi yang kaya akan nilai sejarah dan kisah leluhur Banten asli ini kurang populer di kalangan para wisatawan.
Perawatan lokasi pun belum maksimal, sehingga perlu perhatian lebih.
Saat ini, pengelola hanya mengandalkan dari sumbangan warga maupun pengunjung untuk sekedar perawatan dan perbaikan di kawasan Situs Banten Girang.
Adapun kota kuno Banten Girang sendiri berada di Kampung Talaya, Desa Sempu, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Letaknya sekitar 10 kilometer, menuju kawasan dataran tinggi.
Lokasi ini cocok dikunjungi untuk mengetahui peradaban Banten yang berjaya di masa silam.