Cerita Tambang Emas Tertua di Pulau Jawa, Ditemukan Tahun 1839 Kini Jadi Geowisata
Tambang emas ini dulu dikelola oleh Belanda dan terus berjalan sampai tahun 2000-an.
Tambang emas ini dulu dikelola oleh Belanda dan terus berjalan sampai tahun 2000-an.
Cerita Tambang Emas Tertua di Pulau Jawa, Ditemukan Tahun 1839 Kini Jadi Geowisata
Dahulu Indonesia pernah memiliki tambang emas yang cukup besar, selain di Papua. Letaknya ada di Kelurahan Cikotok, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Lokasi ini bahkan dianggap sebagai tambang mineral pertama di pulau Jawa dan kedua setelah Sumatera.
Sejak kedatangannya pertama di nusantara sebagai kongsi dagang (VOC), Belanda memang memiliki ambisi untuk menguasai seluruh kekayaan alam tanah jajahan. Melalui tim ahli yang dilibatkan, mereka melakukan kegiatan eksplorasi kekayaan alam untuk peningkatan ekonomi termasuk melalui pertambangan.
-
Kapan penambangan emas di Lebong Tandai dimulai? Aktivitas penambangan emas di desa kecil tersebut sudah berlangsung selama ratusan tahun, tepatnya sejak era kolonialisme Belanda sekira tahun 1910.
-
Dimana artefak emas tertua ditemukan? Manik-manik ini ditemukan di sebuah permukiman prasejarah di Bulgaria, berasal dari sekitar tahun 4500 sampai 4600 SM.
-
Di mana lokasi tambang emas tersebut? Delapan orang penambang dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang emas rakyat di Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
-
Siapa yang memulai penambangan timah di Belitung? Belanda telah merintis penambangan timah di Belitung pada 1851 dan mendapat konsesi setahun setelahnya.
-
Di mana emas itu ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
-
Apa artefak emas pertama di dunia? Pada 2016, arkeolog menemukan sebuah manik-manik emas kecil dengan diameter 4 milimeter dan diduga sebagai artefak emas tertua di dunia.
Salah satu tambang tertua di Indonesia adalah tambang emas di Cikotok. Kabarnya, endapan emas sudah terdeteksi sejak tahun 1839 melalui penelitian seorang geologis Belanda, W.F. Oppenoort saat mencari kandungan mineral di pulau Jawa.
Tambang emas ini kemudian dikelola oleh Belanda dan terus berjalan sampai tahun 2000-an. Terakhir, kegiatan tambang dilakukan oleh perusahaan Aneka Tambang (ANTAM) hingga tutup pada tahun 2007 lalu.
Titik awal tambang emas di Cikotok.
Foto: Youtube Asep Hidayat
Endapan Emas Melimpah
Mengutip tulisan Mahira Anaqah Huwainah dari Universitas Diponegoro Semarang berjudul “Geologi Eksplorasi Tambang Emas Cikotok di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten” menyebut jika endapan emas yang ditemukan pada 1839 silam cukup melimpah.
Keberadaannya ditemukan membentang mulai dari Bayah, Cimandiri sampai Cikotok dan berbarengan dengan sumber batu bara di sana. Kemudian dilakukan pula penelitian kandungan emas sampai tahun 1924.
Dari catatan pihak geologi Belanda, ditemukan spesifikasi kandungan emas epitermal sulfidasi rendah. Kandungan jenis ini dianggap layak untuk ditambang, sehingga pemerintah Belanda membangun area tambang secara resmi pada 1936 dengan nama NV Mynbauw Maatchappij Zuid Bantam.
Kegiatan Penambangan Berlangsung Sampai 1939
Setelah mulai beroperasi pada 1936, kegiatan penambangan kurang berjalan optimal akibat pecahnya perang dunia ke-II. Kegiatan eksplorasi hanya berjalan sampai 1939 dan kembali dilanjutkan saat masa penjajahan Jepang.
Selama itu pula, pemerintah Belanda menambah fasilitas mulai dari pabrik penggilingan dan pengolahan emas mentah, hingga terus dimodernisasi sampai masa penjajahan Jepang.
Setelah aktivitas penjajahan selesai, tambang emas di Cikotok kemudian dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui jawatan pertambangan.
Dikelola PT Aneka Tambang (Antam).
Mengutip Liputan6, dari Jawatan Pertambangan RI kemudian diubah statusnya menjadi Perusahaan Milik Negara (PMN) tahun 1960.
Selanjutnya, pada 5 Juli 1968, tambang emas Cikotok dimerjer bersama enam perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia dan menjadi cikal bakal PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Melalui PT Antam, pengelolaan emas di Cikotok kembali dimaksimalkan dengan metode tambang yang lebih modern dari sebelumnya hingga menghasilkan emas.
Penambangan Pakai Lori Gantung
Mengutip Balai Arkeologi Bandung, saat diambil alih ANTAM, proses tambang sudah pakai mesin modern.
Foto kompleks tambang emas Cikotok/Wikipedia
Salah satu yang terkenal saat itu adalah penggunaan kereta atau lori gantung yang memakai tali pancang baja dengan bak pengangkut tanah yang mengandung emas.
Lori ini terpasang di stasiun-stasiun pengisian material di kawasan perbukitan Cikotok. Kemudian diangkut menuju unit pengolahan emas di Pasirgombong. Di sana, emas kemudian dipisahkan dari material tanah lalu dimurnikan.
Dari unit pertambangan, saat itu juga memakai unit-unit dump truk yang membawa material dari para penambang di gua-gua bukit Cikotok.
Tambang Emas Ditutup Karena Kandungan Menurun
Kegiatan pertambangan setidaknya terus berlangsung sampai awal tahun 2000-an. Lalu pada 2005 kandungannya semakin sedikit, dan didominasi material tanah serta non mineral.
Menurut catatan di laman minerba.esdm.go.id, PT ANTAM di Cikotok terus mengalami pemerosotan angka produksi. Sampai tahun 2004 jumlah total emas yang bisa ditambang dan diolah hanya sebesar 200-an kilogram.
Setelah anak usaha ANTAM yakni PT ANTAM Resource belum dapat mendapatkan pengolahan yang maksimal, akhirnya tambang emas Cikotok resmi ditutup pada 2007. Selama 10 tahun, proses pemulihan lahan tambang dilakukan.
“Pada 2004, tambang emas Cikotok hanya menghasilkan 238 kg emas,” tulis keterangan di laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikutip Merdeka.com.
Sisa Mesin Tambang dan Operasional Kantor Hilang Dijarah
Mengutip Youtube Apong Van Banten, saat ini yang tersisa hanya bangunan serta unit-unit pertambangannya saja.
Alat-alat pengangkut seperti lori, mesin-mesin pengolahan dan peralatan penunjang produksi dikabarkan hilang.
Disampaikan bahwa, sejumlah aset tersebut dijarah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini membuat jejak produksi emas di sana sudah banyak yang hilang dan tidak utuh.
Namun, penjarahan sudah tidak terjadi dan saat ini kawasan sisa tambang emas Cikotok telah diubah menjadi destinasi wisata edukasi tambang dan sejarah pengelolaan hasil bumi di Cikotok sejak zaman Belanda.