Bukan Sekedar Dongeng, Ini Kisah Nyata Petani di Jawa Tengah Berhasil Temukan Harta Karun Emas
Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Peristiwa penemuan harta Karun tak terjadi hanya di dunia dongeng. Ternyata di dunia nyata penemuan harta karun benar adanya.
Sekelompok petani di Desa Wonoboyo Kecamatan Jogonalan, Jawa Tengah berhasil menemukan harta karun emas pada pada tanggal 17 Oktober 1990 dan 7 Desember 1990. Cerita ini bermula saat para petani bernama Witolakon, Hadisihono, Widodo, Sumarno, Sudadi, dan Surip sedangkan menggali tanah di lahan sawah milik Cipto Suwarno.
"Mereka adalah buruh lepas yang sedang bekerja menggali tanah di tempat tersebut di atas," dikutip dari laman jogonalan.klaten.go.id, Senin (19/8).
Kronologi Penemuan Harta Karun
Cerita penemuan emas bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Saat, menggali tanah pada kedalaman sekitar 275 cm dari permukaan tanah semula, cangkul salah satu penggali menyentuh benda keras yang berupa guci.
Setelah digali secara perlahan, mereka menemukan adanya 4 buah guci yang berisi perhiasan, mata uang, dan di dekatnya ditemukan berbagai macam alat rumah tangga yang diperkirakan terbuat dari emas murni.
Atas temuan harta karun emas tersebut, sekelompok petani tersebut segera melaporkan ke Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Harta Karun Diserahkan ke Negara
Selanjutnya diadakan serah terima benda temuan dari Pemerintah Daerah Tingkat II Klaten kepada Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah guna diadakan penelitian lebih lanjut oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 1991.
Para peneliti memperkirakan temuan harta karun emas tersebut berasal dari abad ke-9 era Kerajaan Mataram Kuno, Jawa Tengah.
Saat ini, temuan dari petani Wonoboyo seluruhnya tersimpan di Museum Nasional. Namun replikanya juga ada di Museum Prambanan.
Sedangkan wadah-wadah penyimpan berupa guci dan kotak perunggu ada di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) di Yogyakarta.