Temuan Bangkai Kapal Bajak Laut dari Abad ke-16 Ungkap Harta Karun dan Keganasan Kehidupan Perompak di Laut
Kapal bajak laut itu ditemukan di antara Maroko dan Spanyol di tepi paling barat Mediterania.
Sebuah kapal bajak laut ditemukan di kedalaman 822 meter di Laut Mediterania.
Kapal kecil yang panjangnya tidak lebih dari sekitar 13,7 meter itu ditemukan di perairan internasional antara Maroko dan Spanyol di tepi paling barat Mediterania.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di bangkai kapal? Sejak 2019, proyek penggalian yang dipimpin Profesor Hakan Öniz dari Fakultas Seni Rupa Universitas Akdeniz menjelajahi dasar laut di lepas pantai Kumluca di provinsi selatan Turki, Antalya. Dilansir Heritage Daily, proyek penggalian ini menemukan bangkai kapal di kedalaman 50 meter, yang membawa muatan batangan bantal tembaga yang diyakini berasal dari Pegunungan Troodos di Siprus. Baru-baru ini, para peneliti menemukan belati perunggu berpaku perak di lokasi bangkai kapal, yang dikaitkan dengan peradaban Kreta-Minoa, budaya Zaman Perunggu yang berpusat di Pulau Kreta.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Kapan bangkai kapal ditemukan? Demikian menurut pernyataan pers dari Kementerian Budaya dan Media Kroasia pada 23 Juni lalu.
Kapal itu ditemukan oleh perusahaan Odyssey Marine Exploration (OME) yang berpusat di Florida pada 2005, meskipun penemuan itu masih dirahasiakan hingga sekarang.
Dilansir Newsweek, kisah bangkai kapal yang tidak dipublikasikan itu muncul dalam majalah Wreckwatch edisi musim panas 2024, yang mengulas dunia bajak laut yang sebenarnya.
Kapal itu dulunya diawaki oleh pelaut Barbary, yang sebagian besar adalah bajak laut dan perompak muslim.
Pengungsi muslim
Mereka beroperasi dari pantai Afrika Utara dan terus-menerus menjadi momok bagi kapal-kapal Eropa—dan permukiman pesisir—di Mediterania dan sekitarnya pada era pasca-abad pertengahan.
Bangkai kapal bajak laut yang baru terungkap itu dikaitkan dengan Aljir, yang sekarang menjadi ibu kota Aljazair. Kota ini terkenal pada masa bajak laut, yang menjadi pusat pembajakan Pantai Barbary.
"Ancaman bajak laut Aljir merupakan teror sehari-hari bagi Barat. Bangkai kapal yang ditemukan di perairan dalam itu merupakan gema berharga dari salah satu kengerian maritim terbesar di Mediterania barat," kata Greg Stemm, direktur Seascape Artifact Exhibits Inc., kepada Newsweek.
Kota ini menjadi magnet bagi orang-orang dari seluruh wilayah—termasuk pengungsi muslim dari Spanyol dan orang-orang Kristen murtad yang masuk Islam—yang bermimpi menjadi kaya melalui pembajakan.
Hidup dengan pedang
Pada akhir abad ke-16, populasi kota ini telah tumbuh menjadi sekitar 60.000 jiwa.
"Kurang terkenal dibandingkan para bajak laut Karibia, ibu kota pelaut Aljazair beralih ke pembajakan jauh lebih awal dan menjadi bisnis yang jauh lebih besar," kata Sean Kingsley, pemimpin redaksi majalah Wreckwatch, kepada Newsweek.
"Dari tahun 1525 hingga 1830, seluruh kota yang berpenduduk 60.000 itu adalah 'penjahat dan pemberontak' yang hidup dengan pedang."
"Jika Blackbeard dan gerombolannya menanamkan rasa takut akan Tuhan pada satu kapal, bajak laut Barbary meneror seluruh bangsa," lanjut Kingsley.
"Seperti Viking, mereka menyerbu hingga ke Inggris selatan. Mereka tidak hanya merampas kekayaan Anda, mereka juga memperbudak siapa pun yang tertangkap untuk ditebus dengan bayaran yang mahal. Itu adalah kekejaman kehidupan sehari-hari yang harus dipertaruhkan oleh para pedagang Barat."