Perusahaan Internet Ramai-ramai Melaporkan Adanya Penurunan Pelanggan Akibat Starlink
Kejadian ini menambah deretan dampak Starlink bagi perusahaan internet bila tidak diatur.
Layanan internet satelit Viasat melaporkan lebih dari setengah pelanggannya di Amerika Serikat (AS) hilang sejak peluncuran Starlink oleh SpaceX. Dalam surat kepada pemegang saham yang diterbitkan pada hari Rabu, (7/8), Viasat mengungkapkan bahwa perusahaan kini memiliki 257.000 pelanggan untuk bisnis broadband tetapnya di AS.
Angka ini menurun drastis dari 603.000 pelanggan yang dimilikinya pada September 2020 atau tepat sebelum SpaceX mulai mengundang pengguna pertama untuk mencoba Starlink.
Mengutip PCMag, Senin (12/8), angka 257.000 ini tampaknya juga menjadi kali pertama Viasat secara terbuka melaporkan jumlah pelanggan di AS sejak Mei 2021, ketika basis pelanggan AS-nya sedikit menurun menjadi 590.000. Sejak saat itu, Viasat jarang membahas jumlah pelanggan dalam pengajuan SEC dan surat kepada pemegang saham.
Namun, selama bertahun-tahun, Viasat sempat mengisyaratkan penurunan pendapatan broadband tetap di AS karena lebih sedikit pelanggan residensial, yang menunjukkan bahwa persaingan dari Starlink memberikan dampak signifikan pada bisnisnya.
Pada bulan Maret lalu, pesaing Viasat, HughesNet, juga melaporkan kehilangan lebih dari 200.000 pelanggan tahun lalu di tengah popularitas Starlink yang semakin meningkat. Meskipun Viasat dan HughesNet telah lebih dulu masuk ke pasar internet satelit, SpaceX berhasil menonjol dengan menawarkan sistem yang bersaing dengan kecepatan broadband yang lebih cepat, latensi yang lebih baik, dan tanpa batasan data.
Kedua perusahaan, Viasat dan HughesNet, telah merespons dengan memperbarui paket internet satelit mereka untuk mencoba menawarkan konektivitas yang lebih baik dengan biaya lebih rendah, termasuk Viasat yang menghapus kontrak dan batasan data.
Namun, angka-angka menunjukkan bahwa Viasat tertinggal di belakang Starlink, yang kini memiliki lebih dari 1,4 juta pelanggan di AS, meskipun pertumbuhannya mulai melambat. Sisi positifnya, Viasat berhasil menghasilkan rata-rata Average Revenue Per User (ARPU) USD115 atau Rp 1,8 juta per pengguna di AS, naik dari USD102,66 atau Rp 1,6 juta pada tahun 2020.
Perusahaan ini juga telah memasang layanan internet satelitnya di 5.600 pesawat komersial dan bisnis, naik dari 1.480 pada pertengahan Mei 2021, area lain di mana mereka bersaing dengan Starlink. Dalam surat kepada pemegang sahamnya, Viasat menyatakan bahwa mereka melayani lebih dari 14.000 kapal angkatan laut.
Dengan kondisi ini, jelas bahwa persaingan ketat dengan Starlink telah memberikan tantangan besar bagi Viasat, namun perusahaan tetap berusaha mempertahankan posisinya di pasar dengan fokus pada pelanggan komersial dan penerbangan, serta meningkatkan pendapatan per pengguna.