Satelit Ini Pede Kalahkan Starlink, Segini Hasil Speed Test Kecepatan Internetnya
Kecepatan internet Starlink dianggap belum mampu mengalahkan "ngebut"nya internet satelit ini.
Kecepatan internet Starlink dianggap belum mampu mengalahkan "ngebut"nya internet satelit ini.
Satelit Ini Pede Kalahkan Starlink, Segini Hasil Speed Test Kecepatan Internetnya
-
Di mana rekor koneksi internet tercepat dicapai? Meskipun menggunakan serat optik standar untuk memecahkan rekor baru, kecepatan terbaru hanya dicapai dalam kondisi laboratorium yang optimal dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mewujudkan sebagian dari potensi di dunia nyata.
-
Apa saja kelebihan Starlink? KelebihanInternet dari Starlink memiliki kecepatan yang tinggi. Meski tidak menyertakan kecepatan internet di setiap deskripsi paketnya (ia memiliki kecepatan unduh 40—lebih dari 220 Mbps pada beberapa paket), banyak pengguna yang melaporkan bahwa mereka memiliki kecepatan internet yang baik. Dengan kecepatan seperti itu, aktivitas mengunduh file berukuran besar dan streaming video dapat dilakukan dengan lancar.Menjangkau banyak tempatJangkaun Starlink yang luas adalah salah satu keunggulan utama Starlink. Pengguna yang ingin berlangganan tidak harus repot-repot menarik kabel internet, seperti yang terjadi pada layanan internet fixed broadband atau Wi-FI tradisional, untuk mendapat akses internet Starlink. Tanpa batas kuotaPada laman resminya, Starlink mengklaim bahwa mereka menawarkan layanan 'kuota tanpa batas'. Kuota penggunaan internet tersebut, yang juga bisa disebut sebagai fair usage policy (FUP), masih berlaku di beberapa layanan internet serat optik dari perusahaan-perusahaan internet lain sehingga internet akan menjadi lambat ketika mencapai kadar penggunaan tertentu.AndalMeskipun layanan internet Starlink bisa digunakan hanya dengan memasang dan menyambungkan perangkat keras ke arah langit, banyak pengguna yang melaporkan bahwa internet mereka tetap berjalan dengan baik, meskipun ada sedikit penurunan kualitas, saat keadaan hujan, berangin, dan cuaca ekstrem.
-
Dimana Starlink lebih unggul dari provider lokal? Starlink hadir dengan janji memberikan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, bahkan di daerah-daerah terpencil.
-
Apa dampak Satelit Starlink terhadap astronomi? Ketika ahli astrofisika mengamati 68 satelit SpaceX dengan teleskop Low-Frequency Array (LOFAR) di Belanda utara. Mereka mendeteksi radiasi elektromagnetik yang tidak disengaja berasal dari elektronik satelit Starlink.
-
Satelit internet apa yang punya latensi rendah? “Kalau satelit yang ada saat ini rata-rata menggunakan GEO orbit. GEO orbit itu punya ketinggian 36.000 km dari Bumi. Kalau LEO ini 1.200 km dari Bumi jadi latensinya rendah,“
-
Bagaimana cara melihat Satelit Starlink? Website ini menyediakan informasi yang mudah diakses dan dipahami, sehingga siapapun, baik amatir maupun profesional, dapat menggunakannya untuk mengamati satelit-satelit tersebut.
Akses internet dengan memakai satelit kini sudah menjadi hal yang cukup lazim untuk dilakukan sebagai alternatif pengadaan internet melalui infrastruktur di Bumi.
Oleh karena itu, muncul banyak pihak dan perusahaan yang terjun dalam bisnis internet satelit ini, seperti perusahaan Astranis.
Dalam langkah yang menggoyangkan keperkasaan Starlink, milik perusahaan Elon Musk, dalam industri internet satelit.
Astranis mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit barunya, yaitu Omega, yang dapat menghadirkan internet bagi Bumi hingga 50 gigabit per detik (Gbps).
Kabar ini seperti dikutip dari PCMag, ExtremeTech, dan situs Astranis, Rabu (17/4).
Menariknya, satelit Omega mereka akan beroperasi pada orbit geostasioner (GEO). Omega akan berada di ketinggian sekitar 35.000 km dari Bumi.
Dengan demikian, ia akan berada di ketinggian yang sekitar 60x lebih tinggi daripada satelit-satelit Starlink yang berada di orbit rendah Bumi (LEO).
Satelit LEO memiliki keunggulan dalam hal latensi internet, biaya peluncuran yang lebih rendah, dan kemudahan peluncurannya karena berada di posisi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan satelit GEO.
Sementara itu, satelit GEO berada di daerah yang sama dengan wilayah rotasi Bumi sehingga ia tidak memerlukan stasiun bumi untuk melacaknya. Satelit GEO juga memiliki garis pandang yang berkelanjutan ke permukaan.
Saat ini, Astranis mempunyai satelit yang telah berada di GEO. Satelit generasi pertama ini menawarkan internet hingga 10 Gbps.
Dengan satelit tersebut, Astranis belum menjual internet mereka kepada para pelanggan akhir secara langsung, melainkan menjualnya kepada entitas bisnis dan pemerintah.
Kemudian, kedua pihak tersebut bisa menentukan seberapa cepat internet yang akan ditawarkan dan diberikan kepada pengguna akhir.
Sebagai contoh, kecepatan unduh yang dapat diperoleh oleh seorang pengguna akhir di wilayah Alaska, Amerika Serikat adalah 25 megabit per detik (Mbps). Angka tersebut masih belum bisa menandingi pesaingnya, Starlink, yang bisa mendapat kecepatan sekitar 200 Mbps.
Ketertinggalan tersebut akan coba dikejar dengan peluncuran Omega yang akan meningkatkan kualitas koneksi internet hingga lima kali lipat menjadi 50Gbps.
Untuk mencapai angka tersebut, Astranis telah membekali Omega dengan kehadiran radio baru yang ditentukan oleh software dan juga semikonduktor buatan mereka sendiri.
Sementara itu, pada tahun 2024, Astranis akan meluncurkan empat satelit generasi pertama yang telah ditingkatkan kualitasnya. Pada tahun 2025, perusaahan tersebut akan meluncurkan lima satelit ke GEO.
Perkembangan itu, menurut John Gedmark, CEO Astranis, salah satunya disebabkan oleh karena lebih dari separuh komponen dari satelit dibuat oleh perusahaan mereka sendiri, bukan dari perusahaan luar.
“Dengan Omega, pelanggan kami secara sederhana akan mendapat lebih banyak lewatan dalam harga yang lebih rendah,” ungkap Gedmark ketika mengungkapkan keunggulan Omega dalam situs Astranis.