Ini Keunggulan Satelit Orbit Rendah untuk Internet
Satelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Satelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Ini Keunggulan Satelit Orbit Rendah untuk Internet
Ketika satelit diluncurkan, ia akan terbang mengangkasa sampai ke orbitnya. Orbit ini sederhanannya jalan bagi satelit untuk beroperasi mengirimkan sinyal. Setelah sampai di orbit, ia akan berputar mengelilingi Bumi. Letak orbit pada satelit dibagi menjadi tiga macam yakni satelit Low Earth Orbit (LEO), satelit Medium Earth Orbit (MEO), dan satelit Geostationary Earth Orbit (GEO). Dari ketiga lokasi orbit pada satelit itu, salah satu yang sedang ramai diperbincangkan adalah satelit LEO.
-
Kenapa satelit mudah dibajak? Tidak ada perlindungan yang signifikan dalam sistem satelit. Sebuah penelitian terbaru dari Ruhr University Bochum dan CISPA Helmholtz Center for Information Security di Saarbrücken, Jerman ramai diperbincangkan. Pasalnya, menurut penelitian mereka menyebutkan bahwa satelit memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh hacker.
-
Di mana satelit-satelit itu mengorbit? Satelit merupakan objek buatan manusia yang mengorbit bumi atau planet lain dalam tata surya.
-
Di mana sebagian besar satelit berada? LEO adalah wilayah ruang angkasa di sekitar Bumi tempat sebagian besar satelit berada.
-
Apa tujuan utama dari Satelit Listrik? Idenya adalah untuk membuat konstelasi pesawat ruang angkasa modular dengan skala sekitar satu kilometer yang dapat mengirimkan daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 10.000 rumah.
-
Apa fungsi Satelit Palapa? Satelit Palapa berfungsi sebagai sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) pertama di Indonesia.
-
Apa dampak Satelit Starlink terhadap astronomi? Ketika ahli astrofisika mengamati 68 satelit SpaceX dengan teleskop Low-Frequency Array (LOFAR) di Belanda utara. Mereka mendeteksi radiasi elektromagnetik yang tidak disengaja berasal dari elektronik satelit Starlink.
Mengutip laman NASA, Jumat (11/8), satelit LEO memiliki ketinggian 2.000 km dari Bumi atau kurang. Letak orbit yang cukup dekat dengan Bumi, umumnya digunakan untuk salah satunya penerapan satelit internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah.
"Kalau satelit yang ada saat ini rata-rata menggunakan GEO orbit. GEO orbit itu punya ketinggian 36.000 km dari Bumi. Kalau LEO ini 1.200 km dari Bumi jadi latensinya rendah,"
CEO PT Dwi Tunggal Putra (DTP), Michael Alifen usai acara peluncuran produk barunya BuanterOne di Jakarta, Kamis (10/8).
Dengan latensi rendah, maka aplikasi-aplikasi yang mensyaratkan memakai jaringan internet dengan delay yang sensitif, kini tak lagi bersoal.
Sebagai contoh untuk bermain game. Beberapa game saat ini ada yang membutuhkan latensi internet rendah. Syarat tersebut bisa dipenuhi oleh satelit LEO.
"Kalau satelit LEO itu latensinya hanya 70 millisecond plus internet maksimumnya 80 millisecond. Sementara satelit GEO, secara teknis latensinya minimum 525 millisecond, belum tambahan porsi internet. Dengan ditambah internet itu bisa mencapai 700 millisecond. Jadi bedanya itu jauh,"
CEO PT Dwi Tunggal Putra (DTP), Michael Alifen.
Menurut Michael, satelit LEO ini lebih cocok penerapannya untuk wilayah-wilayah remote atau bahkan daerah 3T.
“Kalau diperkotaan yang populasinya padat, fiber optik lebih cocok. Tapi untuk area-area yang sulit dijangkau mungkin seperti di atas gunung maupun di kepulauan, itu lebih cocok memakai satelit,” ujar dia.
Sebagai informasi, produk BuanterOne besutan DTP telah bekerja sama dengan OneWeb. OneWeb merupakan perusahaan komunikasi satelit orbit rendah. DTP bertindak sebagai Exclusive Master Distribution Partner OneWeb di Indonesia yang mempersiapkan semua kebutuhan peluncuran layanan, baik dalam hal teknis maupun infrastruktur. Salah satu persiapan infrastruktur yang DTP lakukan adalah pembangunan Satellite Network Portal ke 38 di dunia (SNP#38) yang berlokasi di Serang, Banten.Proses pembangunan SNP#38 kini telah mencapai tahap akhir, yakni Antenna Verification Test, dan segera akan diikuti oleh Hub System Commissioning. SNP#38 dibangun di tanah seluas 10 hektar dan terdapat 18 Satellite Access Portal (SAP) atau antena stasiun Bumi. Antena stasiun Bumi ini dapat dikendalikan secara otomatis dan mampu memberikan layanan internet dengan bandwidth berkecepatan tinggi dan latensi rendah.