Sejarah Tambang Batu Bara Ombilin, Dinobatkan Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Tambang Batu Bara Ombilin, menjadi kawasan tambang tertua yang ada di Asia Tenggara dan dinobatkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO.
Tahun 2019 UNESCO menetapkan Tambang Batu Bara Ombilin di Sumatra Barat sebagai salah satu warisan dunia.
Sejarah Tambang Batu Bara Ombilin, Dinobatkan Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Tambang Bawah Tanah
Tambang Batu Bara Ombilin terletak di Kota Sawahlunto, di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Tambang ini dikenal sebagai situs tambang jenis Batu Bara tertua di Asia Tenggara dan satu-satunya tambang bawah tanah di Indonesia. (Foto: wikipedia)
-
Kenapa tambang Ombilin diakui sebagai Warisan Dunia? Tambang ini diakui sebagai salah satu contoh terbaik dari pertukaran teknologi antara Eropa dan lokal dalam bidang pertambangan batu bara pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
-
Kapan tambang Ombilin menjadi Warisan Dunia? Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO pada tahun 2019.
-
Dimana lokasi tambang batu bara Ombilin? Sawahlunto, Sumatera Barat, memiliki tambang batu bara tertua di Asia Tenggara yang kini menjadi Warisan Dunia UNESCO. Inilah tambang Ombilin yang berlokasi di lembah Bukit Barisan.
-
Kenapa Tambang Ombilin dibangun? Melalui laporan dari Hendrik de Greve, pemerintah Hindia Belanda bergegas lakukan penjelajahan lanjutan. Pada tahun 1883, barulah pembangunan infrastruktur tambang di Sawahlunto dimulai.
-
Bagaimana awal penemuan batu bara di Ombilin? Sejarah tambang batu bara Ombilin Sawahlunto dimulai dari penemuan batu bara di daerah tersebut oleh Willem Hendrik de Greve, seorang ahli geologi Belanda, pada tahun 1872.
-
Kapan Museum Batubara Tanjung Enim diresmikan? Melansir dari situs resmi ptba.co.id, Museum Batubara di Tanjung Enim ini baru diresmikan pada tahun 2022 lalu.
Sejarah Singkat
Melansir dari Liputan6.com, dua insinyur tambang dari Belanda bernama Jacobus Leonardus Cluysenaer dan Daniel David Veth berperan dalam membuka jalur tambang batu bara di Sawahlunto, Sumatra Barat pada tahun 1874. Mereka melanjutkan proyek yang dikerjakan oleh de Greeve pada tahun 1872. Pada saat itu, ia tewas karena kecelakaan di sungai Indragiri saat melakukan penelitian.
Dalam mengembangkan pengolahan tambang Ombolin, Cluysenaer juga menulis tiga laporan pada tahun 1875 dan 1878. Di dalamnya, ia menuliskan penawaran untuk rel kereta yang membelah lembah barat-timur. Jalur rel kereta dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur sudah ada sejak tahun 1894 yang digunakan untuk mengangkut hasil batu bara ke pelabuhan untuk diekspor menggunakan kapal uap SS Sawahlunto dan SS Ombilin-Nerderland.
Indikasi Kandungan Emas
David Veth, mendeteksi adanya kandungan emas hitam di kawasan Sungai Ombilin pada pertengahan abad ke-19. Satu dekade kemudian, ekspedisi tersebut diteruskan oleh R. DM Verbeck yang merupakan seorang ahli kebumian yang juga menemukan simpanan batu bara di sepanjang sungai dengan jumlah yang sangat melimpah.
Situs Tambang Tertua
Dengan waktu yang singkat, tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto pun menjadi perpaduan teknologi antara Eropa dan juga kekayaan alam di Indonesia. Saat ini, situs Batu Bara Ombilin menjadi kawasan yang diakui sebagai situs tambang tertua yang ada di Asia Tenggara. Kawasan tambang ini punya cara menambang yang unik dari yang lainnya, metode menambangnya dari bawah tanah dan melewati lorong-lorong. Hingga saat ini, metode ini menjadi satu-satunya di Indonesia.
Sistem Kerja Paksa
Dilansir dari indonesia.go.id, terdapat kisah pembuatan terowongan di kawasan Batu Bara Ombilin ini menerapkan sistem kerja paksa yang berasal dari penjara di Jawa, Sulawesi, Medan, dan Padang. Mirisnya, pada saat proses pembuatan terowongan ini kaki pekerja diikat menggunakan rantai. Kemudian disiksa dengan cambuk oleh mandornya. Mereka juga diberi makan terbatas sehingga banyak yang meninggal.
Situs Warisan Dunia
Meski terdapat sejarah baik dan kelam yang tertulis di Tambang Batu Bara Ombilin, namun pada tanggal 16 Juli 2019, UNESCO telah menetapkan situs Batu Bara Ombilin menjadi situs budaya dunia. Melansir dari indonesia.go.id, Ombilin menjadi situs warisan dunia ke-5 setelah Candi Borobudur dan Candi Prambanan, situs sejarah manusia purba Sangiran, dan sistem irigasi Persawahan Subak di Bali.