Dulu Banten Ternyata Sempat Bernama Bantam, Bermula dari Lidah Orang Eropa yang Keseleo
Ketika penjajah datang dan mencoba merebut dataran paling barat pulau Jawa ini, nama Banten sempat dikenal sebagai Bantam.
Ketika penjajah datang dan mencoba merebut dataran paling barat pulau Jawa ini, nama Banten sempat dikenal sebagai Bantam.
Dulu Banten Ternyata Sempat Bernama Bantam, Bermula dari Lidah Orang Eropa yang Keseleo
Banten sudah eksis sebagai daerah pemerintahan sejak masa kesultanan Islam di abad ke-16 silam. Seiring berjalannya pemerintahan kerajaan, perdagangan rempah berskala internasional juga mulai dibuka.
Di masa perdagangan inilah pertukaran budaya hingga upaya kolonialisme dilangsungkan oleh Belanda. Ketika penjajah datang dan mencoba merebut dataran paling barat Pulau Jawa ini, nama Banten sempat dikenal sebagai Bantam.
-
Kapan Belanda pertama kali datang ke Banten? Dilandir dari laman bataviadigital.perpusnas.go.id, pasukan Belanda mulanya mendarat di Pelabuhan Banten pada 1596.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
-
Kapan Banten Girang berdiri? Mengutip penelitian Claude Guillot pada tahun 1988 – 1992, kawasan Banten Girang sudah memiliki penduduk kala itu.
-
Bagaimana Banten Girang berkembang? Diperkirakan, eksistensinya sudah ada sejak abad ke-10 dan terus mengalami perkembangan hingga abad ke-13.
-
Dimana letak kerajaan kuno Banten Girang? Kerajaan itu letaknya berada di hulu teluk Banten.
-
Kapan Kerajaan Banten didirikan? Setelah wilayah Banten dan sebagian Jawa Barat berhasil dikuasai Demak, Sultan Trenggono lantas menjadikan Syarif Hidayatullah untuk mendirikan kerajaan bercorak Islam di tanah Banten pada 1527.
Lambat laun, pemerintahan Belanda melalui kongsi dagangnya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) berhasil menguasai Bantam secara keseluruhan.
Saat itu pemerintahan Banten dipegang oleh Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sayyidi Syeikh Maulana Mansyuruddin R.A.
Pelabuhan Karangantu jadi pusat perdagangan di Banten sejak abad ke-15 .
Gambar: Pemprov Banten
Komoditas Lada dan Masuknya Perdagangan Internasional
Dalam laman jalurrempah.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa Banten ketika itu merupakan penghasil utama komoditas lada.
Lada jadi rempah yang cukup banyak diburu oleh bangsa Eropa sebagai penguat rasa makanan.
Selain itu, Banten juga menjadi tujuan perdagangan karena menjadi gudang tempat rempah-rempah asal Sumatra yang ditampung di sana sebelum dijual.
Sejumlah pedagang dan saudagar rempah internasional banyak singgah, seperti Eropa, Tiongkok sampai Timur Tengah.
Orang Eropa Kesulitan Menyebut Kata Banten
Dalam buku Banten Sebelum Zaman Islam, disebutkan bahwa di abad ke-16, kata Bantam sudah disebutkan oleh orang Portugis dan Belanda.
Gambar: Kemdikbud
Ketika itu terdapat surat Belanda yang bertuliskan " want Sunda is de haven van Bantam met het westelijck\le dee! van Java alwaar ooc de Peper wast" jika diartikan, kalimat tersebut berarti sebab Sunda adalah pelabuhan Banten serta bagian paling barat Pulau Jawa. tempat tumbuhnya lada.
Kemudian, kata Bantam juga ditemukan dalam surat kabar yang ditulis oleh residen Belanda peranakan, W. Caeff. Saat itu, dirinya menuliskan surat kabar untuk dikirim ke Batavia terkait rapat internal kerajaan di Banten Girang (Bantam Gieram of oudt Bantam).
Diduga Kesalahan Penyebutan Belanda
Sampai sekarang belum diketahui sebab Banten disebut Bantam oleh bangsa Eropa. Namun diduga, ini merupakan kesalahan penyebutan karena sulitnya menyebut kata Banten.
Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa, kedua penyunting kisah perjalanan bangsa Belanda ke Indonesia yang tertuang dalam catatan klasik menyatakan adanya kesalahan penyebutan.
“Menurut kedua penyunting kisah perjalanan ini, pernyataan itu merupakan kesalahan baik dari Portugis maupun orang Belanda,”
Namun untuk mengungkap kebenaran informasi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait asal usul penyebutan nama Bantam.