Cerita Banten di Masa Lalu, Kala Gerabah Serang Laris Manis hingga ke Eropa
Selain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia.
Selain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia.
Cerita Banten di Masa Lalu, Kala Gerabah Serang Laris Manis hingga ke Eropa
Pelabuhan Karangantu di Kota Serang, Banten, pernah jadi saksi pesatnya perdagangan internasional di Banten pada abad ke-17. Di masa itu, rempah masih jadi komoditas unggulan untuk dikirim ke wilayah nusantara hingga ke beberapa negara.
Selain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia. Kabarnya, banyak kerajinan tanah liat yang dahulu dikirim untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Eropa.
-
Kapan tembikar kuno di Banten Girang ditemukan? Apalagi di sana banyak ditemukan tembikar kuno yang diperkirakan berasal dari abad ke-12 hingga 14.
-
Dimana letak kerajaan kuno Banten Girang? Kerajaan itu letaknya berada di hulu teluk Banten.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
-
Bagaimana Banten Girang berkembang? Diperkirakan, eksistensinya sudah ada sejak abad ke-10 dan terus mengalami perkembangan hingga abad ke-13.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
-
Bagaimana Kesultanan Banten dibangun? Dari hasil pajak cukai barang-barang yang diperjual belikan mampu membuat kota itu berdaulat dan mendorong lahirnya Kesultanan Banten lewat kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin.
Produk gerabah tersebut dibawa menggunakan kapal-kapal besar, dan dikemas dengan rapat sehingga aman sampai tujuan. Alasan produk Banten digemari pasar internasional karena motif yang mencolok, dengan proses pembuatan yang masih tradisional.
Sampai sekarang masih banyak perajin yang melestarikan gerabah khas Pulau Jawa bagian barat tersebut. Saat ini produk-produknya mayoritas merupakan perabot rumah tangga sebagai hiasan rumah.
Yuk selami kisahnya berikut ini.
Gambar gerabah peninggalan era Kesultanan Banten/ Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Sudah Ada Sebelum Era Kesultanan Banten
Gerabah mengalami perjalanan yang panjang di wilayah Banten.
Bahkan menurut data klasik, pembuatannya diperkirakan sudah berlangsung sejak sebelum berdirinya kerajaan Banten atau diperkirakan masa Hindu Buddha.
Mengutip laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ini ditandai dengan adanya penemuan situs gerabah berusia ratusan tahun lebih.
Gerabah lantas terus dikembangkan motif serta bentuknya, sehingga memiliki fungsi lainnya yakni untuk menyimpan rempah berupa lada, dan lainnya sehingga lebih awet dan terlindung dari debu serta kotoran.
Banyak Dibuat di Wilayah Banten Lama
Data arkeologis juga menyebutkan bahwa gerabah lokal banyak ditemukan peninggalannya di wilayah Banten lama. Kawasan ini memang terkenal sebagai sentra ekonomi, yang terus berkembang di zaman Kesultanan Banten.
Mulai dari kawasan Banten Lama, Lebak, sampai Ciruas Serang memiliki motifnya tersendiri, dengan produk unggulannya berupa gentong hingga kendi.
Karena pembuatannya murni memakai tangan, dengan proses pembakaran sempurna, maka kekuatan gerabah menjadi sangat kuat hingga awet terkurbur di dalam tanah selama berabad-abad.
Motif Khas Banten
Merujuk Youtube kebudayaan dan sejarah di Banten, Kang Dhepi Channel, terdapat ciri khas motif dari gerabah yang ada di Banten.
Ada dua klasifikasi yang populer dan khas peninggalan masa silam, yakni piring persegi, piring bulat, jamblangan bulat, silinder, pot bunga, kendi, priuk, wajan dan kuali untuk wadah. Sedangkan di luar wadah adalah periuk sebagai alat untuk memasak nasi.
Di Banten sendiri, motif berbentuk tumpeng, gerigi dan ceplok jadi ciri khas dan digemari para konsumen sejak era Kesultanan Banten. Ini berangkat dari proses pembuatannya yang dibentuk memakai jari dan alat pelapis sederhana mirip senduk semen.
Bandulu Jadi Motif yang Juga Laku Keras Sejak Dulu
Mengutip Liputan6, salah satu motif yang populer adalah Bandulu yang memiliki pengaruh kuat dari budaya Tiongkok. Dalam teknik pembuatannya akan dibentuk aneka gambar seperti flora, fauna, dan makhluk-makhluk mitologis yang berkembang kala itu.
Meski demikian, perajin gerabah jenis keramik Bandulu tetap memiliki identitas budaya yang unik dan khas setempat, yakni bentang alam beserta ciri sesuai daerahnya.
Aneka motif dan corak yang diaplikasikan di gerabah dapat menghasilkan daya tarik seperti gradasi warna, kehalusan gambar dan unsur kelokalan yang dimuat. Ini menjadikan keramik atau gerabah Banten saingan dari Tiongkok kala itu.
Proses Pembuatannya Masih Tradisional
Sampai sekarang, gerabah khas Banten masih dilestarikan oleh masyarakat khususnya di wilayah Ciruas, Serang.
Beberapa warga masih memproduksi secara tradisional, dengan meniru penemuan keramik di masa silam yang terkubur di wilayah mereka.
Proses pembuatannya diawali dengan mengumpulkan tanah liat, lalu diberi air secukupnya agar mudah dibentuk. Dalam pembentukan menjadi proses yang cukup rumit karena komposisi air dan gerakan jari harus pas ketika memutar adonan.
Jika terlalu encer, maka adonan akan sulit dibentuk begitupun saat kurang air. Keluwesan dalam membuatnya benar-benar mengandalkan kesabaran. Setelah presisi, gerabah lantas dibakar menggunakan api dengan suhu terukur agar hasilnya maksimal.
Agar gerabah khas Banten ini bertahan, diperlukan bantuan pemerintah sebagai pelestari budaya Banten sehingga makin terkenal.