Indramayu Punya Batik Complongan, Motifnya Unik Dilubangi Pakai Jarum
Batik ini konon sudah ada sejak 1800-an.
Batik ini konon sudah ada sejak 1800-an.
Terdapat berbagai warna dari batik tersebut, mulai dari biru muda, merah, ungu, cokelat, putih dan lainnya. Motifnya juga khas dan menggambarkan geografi, flora dan fauna khas pesisir utara Jawa Barat.
Keunikan dari batik complongan terletak dari proses pembuatan motifnya yang dilubangi menggunakan jarum.
Batik ini jadi kekayaan budaya asal Kabupaten Indramayu yang tak boleh dilupakan. Berikut informasi selengkapnya.
Seperti disinggung sebelumnya, batik ini memiliki keunikan yakni ditusuk-tusuk menggunakan jarum.
Mengutip laman Pemkab Indramayu, Rabu (11/10), pelubangan ini dilakukan sebelum batik dilukis menggunakan canting.
Pembuatnya akan menusuk-nusukkan jarum yang tersusun rapat di atas pegangan kayu, lalu menusuknya untuk membuat sebuah motif sesuai pesanan. Setelah selesai, lubang-lubang halus itu dilapisi cat untuk pewarnaan batik.
Untuk jarumnya sendiri digunakan ukuran yang sangat kecil dengan diameter 0,5 milimeter. Pelubangan harus hati-hati agar tidak merusak kain.
Meski ditusuk-tusuk menggunakan jarum, motif yang tercipta dari proses tersebut akan menghasilkan bentuk yang indah.
Lubang-lubang halus ini yang menjadi pembeda antara batik Indramayu dengan batik khas daerah lainnya.
Batik cemplongan ini juga dikenal masyarakat dan para pecinta batik dengan nama kain Dermayon. Dermayon merujuk ke penyebutan lokal yang menggambarkan seluk beluk ke-Indramayu-an.
Keunikan lain yang bisa ditemukan di batik ini adalah terdapat tiga unsur budaya seperti Jawa, Sunda dan Tiongkok. Visualisasi ke-Jawa-an tampak di motif geografi pesisir utara Jawa Barat, seperti cumi, udang, perahu nelayan, tumbuhan laut dan lainnya.
Sedangkan motif Sunda tampak dari warnanya yang cokelat dan warna-warna lain yang kalem atau lembut. Untuk unsur Tiongkok terdapat di motif liong, lokcan, serta bunga yang biasanya menghiasi bangunan istana Tiongkok.
Adapun penamaan complongan berasal dari bahasa lokal Indramayu yang artinya melubangi.
Complongan merujuk pada cara melubangi kain batik yang ditusuk-tusuk menggunakan deretan jarum berukuran kecil.
Batik complongan pertama ditemukan pada 1800 an di kain panjang, selendang dan penutup emas.
Sebelumnya batik ini sempat menarik perhatian mantan Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil.
Dari sana, Ridwan Kamil mengusulkan agar batik complongan segera memiliki hak paten karena dinilai unik dan menjadi identitas khas Indramayu.
Ketua Dekranasda Kabupaten Paser, Sinta Rosma Yenti mengatakan menentukan desain yang dipilih melalui proses lomba.
Baca SelengkapnyaBatik ini dibuat sebagai hadiah dari sang raja kepada putranya.
Baca SelengkapnyaMotifnya unik, salah satunya bergambar sosok yang tengah bermain debus
Baca SelengkapnyaShopee bersama Didiet Maulana bagikan Cerita Batik Masa Kini dan ajak masyarakat lestarikan batik.
Baca SelengkapnyaBatik durian awalnya muncul dengan motif durian belah.
Baca SelengkapnyaDalam rangka merayakan Hari Batik Nasional, 1.000 prajurit TNI pecahkan rekor dengan melakukan kegiatan membatik bersama di jalanan Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMeskipun motif batik khas Magetan beragam tetapi Batik Pring tetap dikenal oleh masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaBatik kawung termasuk jenis batik populer yang unik dan menarik.
Baca SelengkapnyaMereka diajari langsung oleh Suliono pengrajin batik dan pemilik Rumah Batik Tunjung Langit khas Paser.
Baca Selengkapnya