Melihat Eloknya Kain Tenun Sambas, Mahakarya dari Kalimantan Barat Bernilai Tinggi
Sebuah kerajinan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu di Kalbar ini menunjukkan ciri khas Nusantara yang sudah tembus pasar internasional.

Setiap daerah di Indonesia mempunyai berbagai macam jenis kerajinan tradisional yang bernilai tinggi dan kental dengan ciri khas nusantara. Di Provinsi Kalimantan Barat terdapat sebuah mahakarya kain tenun yang bernilai tinggi yang dinamakan Kain Tenun Sambas.
Kain Tenun Sambas ini dipopulerkan oleh masyarakat Melayu yang menjadi ciri khas kekayaan Nusantara. Bahkan, kain yang satu ini sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda tahun 2010. Ciri khas dari kain ini adalah memiliki motif yang rumit.
Selain motif yang rumit, Kain Tenun Sambas juga terkenal dengan harganya yang menjulang tinggi. Bahkan produk ini sudah tembus sampai pasar internasional. Mahalnya kain ini disebabkan proses pembuatan motif tenun yang rumit dengan sentuhan warna kuning emas dan juga perak.
Sejarah Tenun Sambas
Dihimpun dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, masyarakat Melayu Sambas di Kalimantan Barat sudah mengenal dan melakukan praktik menenun secara tradisional sejak pemerintahan Raden Bima. Ia merupakan Sultan Sambas kedua yang memerintah sejak tahun 1668 hingga 1708.
Sejak masa itu, menenun sudah menjadi seni kerajinan dan diwariskan secara turun-temurun sampai sekarang. Di masa kolonial, kerajinan ini masih terus berlangsung dan cukup menghasilkan. Hal itu terlihat dari setiap kampung ada perajin dan memiliki alat tenun pribadi.
Raja Sambas sendiri dulunya pernah mendapatkan hadiah berupa seperangkat alat mesin tenun dari Kesultanan Brunei. Pemberian ini memicu keinginan masyarakat untuk belajar teknik menenun.
Berangkat dari inilah proses menenun mulai diajarkan kepada masyarakat terutama di sekitar Keratin. Sampai sekarang banyak perajin tenun yang ditemukan di Keratin Sambas.
Waktu Pengerjaan yang Lama dan Rumit

Kain Tenun Sambas pada umumnya dikerjakan oleh kaum perempuan. Proses pembuatannya pun terbilang rumit dan memakan waktu yang cukup lama, paling cepat bisa 1 bulan pengerjaan.
Semua proses ini dimulai dari pemintalan benang, mengikat benang untuk membentuk motif, pewarnaan dengan larutan khusus, sampai terakhir menenun. Pengerjaan ini membutuhkan keahlian serta ketekunan yang mumpuni. Perlu diketahui, jika seluruh proses rangkaian pembuatan Tenun Sambas ini dilakukan dengan tangan manusia alias tradisional.
Sementara itu alat tenun yang digunakan adalah Alat Gedogan yang umumnya digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di Sumatera seperti Riau, Sumatera Barat, Palembang, Lampung, hingga Kalimantan.
Faktor utama pembuatan kain ini memakan waktu yang lama dikarenakan memiliki motif dan corak yang beragam. Semakin sulit motif maka semakin lama pula waktu pengerjaannya.
Motif-Motif Tenun Sambas
Kesenian tradisional yang satu ini memang terkesan mewah dan pada dasarnya memiliki harga jual tinggi. Hebatnya lagi, kain ini bukan lagi dipasarkan di Indonesia, melainkan sudah tembus hingga pasar Internasional.
Dihimpun dari kanal Liputan6.com, ada beberapa motif Tenun Sambas yang paling terkenal, yaitu Rebung dan Tanaman Kangkung Sungai. Untuk motif Rebung diberikan pada kepala kain dan kaki kain, sedangkan Kangkung Sungai berada di bagian tengah-tengah lembaran kain.
Motif-motif ini menggambarkan profesi perempuan Sambas yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga yang sering berhubungan dengan sayuran. Kemudian, pewarnaan kain Tenun Sambas masih menggunakan bahan-bahan alami dari lingkungan alam sekitar.