Mengenal Ulap Doyo, Kearifan Lokal Kain Tenun Khas Kalimantan Timur yang Populer Sejak Kerajaan Kutai
Kearifan lokal yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau bertepatan dengan masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Kearifan lokal yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau bertepatan dengan masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengenal Ulap Doyo, Kearifan Lokal Kain Tenun Khas Kalimantan Timur yang Populer Sejak Kerajaan Kutai
Pulau Kalimantan tidak lepas dari kentalnya tradisi dan budayanya yang sudah begitu dikenal banyak orang. Di Provinsi Kalimantan Timur, terdapat kearifan lokal berupa kerajinan tangan berupa kain tenun bernama Ulap Doyo.
Kain tenun Ulap Doyo ini merupakan kain buatan dari Suku Dayak Benuaq, Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Samarinda. Lahirnya kain ini konon sudah sejak sebelum abad ke-17, tepatnya saat Kerajaan Kutai berkuasa.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
-
Dari mana asal batik kawung? Sejarah batik kawung melacak asal-usulnya pada masa kerajaan Majapahit di Jawa. Pada masa itu, batik kawung digunakan sebagai lambang kebesaran dan kekuasaan. Motif ini kemudian berkembang dan populer di kalangan keraton dan bangsawan Jawa.
-
Apa itu batik kawung? Batik kawung termasuk jenis batik populer yang unik dan menarik. Batik adalah seni tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya bangsa. Baju batik, dengan corak dan warnanya yang khas, tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana cara membuat kain tenun di Kampung Tenun? Selain itu, Anda juga bisa merasakan pengalaman membuat kain tenun sendiri dengan menggunakan alat didampingi oleh para pengrajin profesional.
-
Di mana batik kawung awalnya digunakan? Pada masa lalu, motif batik ini hanya digunakan oleh keluarga keraton.
-
Apa makna kain Ulos bagi Suku Batak? Kain Ulos adalah kain khas kebanggaan suku Batak. Biasanya, suku Batak mengenakan ulos pada acara-acara kebesaran adat Batak.
-
Siapa pencipta motif batik kawung? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
Ingin mengenal lebih dalam tentang kain ini? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Asal-usul Ulap Doyo
Penamaan Ulap Doyo memiliki artinya masing-masing, 'Ulap' diambil dari bahasa setempat yang berarti kain. Sedangkan 'Doyo' diambil dari nama jenis tumbuhan yaitu Daun Doyo atau Curliglia latifolia. Tanaman ini memiliki ciri khas mirip daun pandan yang berserat kuat.
Mengutip Liputan6.com, kain Ulap Doyo dibuat dalam warna merah yang berasal dari buah Glinggam, kayu oter, dan juga Buah Londo. Tetapi ada juga kain yang berwarna cokelat yang warnanya diperoleh dari Kayu Uwar.
Kegiatan Menenun
Mengutip situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kegiatan pertama yang dilakukan untuk proses menenun yaitu menyusun corak dan warna yang diinginkan. Alat yang digunakan bernama Ngorak Utah dalam bahasa Dayak Benuaq.
Alat ini memiliki dua buah tiang tegak lurus yang ditancapkan pada sebuah kayu balok berukuran agak besar. Kemudian, benang-benang disusun rapi lalu diikat ujungnya dan dibagi beberapa bagian sesuai dengan jumlah lipatan kain.
Setelah proses pengikatan selesai, dilanjutkan proses perwarnaan atau Nyarau. Pewarnaan pun juga harus melalui beberapa tahapan. Apabila ingin ada campuran warna, maka yang pertama itu adalah warna dengan intensitas rendah, begitu seterusnya.
Motif-Motif Kain Ulap Doyo
Kain tenun Ulap Doyo sudah sangat populer sejak lama. Kain ini memiliki berbagai macam motif dan corak yang begitu khas. Contohnya saja motif khas Kalimantan berupa gambaran jenis flora dan fauna yang cantik.
Selain motif flora dan fauna, ada motif bertema peperangan, makhluk mitologi, Limar (perahu), Timang (harimau), Tangga Tukar Toray (tangga rebah), Jautan Nguku (awan berarak) dan lain sebagainya.
Untuk kain tenun Ulap Doyo ini bisa digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Biasanya kain tersebut akan digunakan ketika sedang dalam upacara adat bahkan dikenakan untuk sehari-hari.
Menandakan Status Sosial
Ketika kain ini populer di masa kerajaan, motif-motifnya menandakan status sosial seseorang. Dalam kehidupan budaya suku Dayak Benuaq begitu kental dengan corak agama Hindu.
Kemudian, untuk jenis pewarnaan sendiri juga memiliki fungsi dan peruntukkannya masing-masing. Kain dengan warna dasar hitam biasanya digunakan untuk pakaian sehari-hari. Sedangkan kain tenun dengan warna dan pola beragam digunakan untuk upacara adat dan acara penting.