Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita
Salah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup pada tubuh bagian atas wanita dewasa.
Salah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup tubuh bagian atas wanita dewasa.
Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita
Setiap suku dan daerah di Indonesia pastinya memiliki ciri khas berupa pakaian adat yang menjadi identitas asal. Pastinya setiap pakaian adat tersebut memiliki arti dan makna tersendiri bagi masyarakat yang mengenakannya.
Pakaian adat juga dihiasi dengan ragam aksesoris yang semakin memperindah siapapun yang memakainya. Bahkan ada juga yang dilengkapi dengan senjata tradisional sebagai aksesoris.
(Foto: Liputan6.com)
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Bagaimana penampilan wanita Dayak saat pakai pakaian adat? Para wanita ini kerap memakai baju adat memperingati acara tradisional maupun memperingati HUT RI.
-
Apa ciri khas baju kurung? Baju kurung memiliki ciri khas panjang hingga sejajar pangkal paha serta longgar.
-
Dimana wanita Dayak pakai baju adat? Perempuan Suku Dayak berbalut busana adat itu salah satunya saat acara Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 Kalimantan Barat yang digelar di Rumah Radakng, Pontianak, Sabtu (20/5).
-
Bagaimana Kain Celugam digunakan dalam upacara adat? Kain ini kerap digunakan dalam acara adat, salah satunya adalah Alas Kasur Berlapis yang digunakan sebagai tempat duduk para tokoh adat dalam berbagai upacara.
-
Dimana Baju Kurung Tanggung dipakai? Baju kurung tanggung bisa digunakan di ragam acara. Selain acara pernikahan, ada pula yang menggunakan baju ini ketika saat acara nonformal dan bahkan menjadi baju sehari-hari.
Begitu juga halnya di Provinsi Bengkulu, terdapat satu aksesoris yang unik dan hanya digunakan oleh kaum wanita bernama Kuluk Dugan. Aksesoris yang satu ini pasti selalu ada di setiap pakaian adat suku Bengkulu.
Kuluk Dugan menggunakan bahan kain tenun tradisional yang berfungsi sebagai penutup tubuh bagian atas wanita. Bukan hanya sekedar hiasan, Kuluk Dugan rupanya mengandung sarat makna dan arti yang mendalam.
Arti Kuluk Dugan
Melansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, secara etimologis kata "Kuluk" diartikan sebagai pakaian penutup bagian atas tubuh wanita. Sedangkan "Dugan" memiliki dua pengertian.
Pertama, Dugan diyakini berkaitan dengan kata dugaan, artinya orang yang menggunakan Kuluk Dugan ini tidak perlu ditanya lagi bahwa cukup diduga bahwa mereka adalah seorang perempuan.
Kedua, arti Dugan adalah padat atau dipadatkan yang masih berkaitan dengan kain tenun yang menjadi bahan utama Kuluk Dugan. Prosesnya pun hanya memadatkan saja dan tidak ada proses menggunakan sisir atau menculik.
Warisan Turun-temurun
Dikutip dari kanal Liputan6.com, Kuluk Dugan telah dibuat dan digunakan secara turun-temurun. Kain ini dipakai dengan cara dililitkan pada bagian atas tubuh wanita. Tak hanya itu, aksesoris ini juga sering digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah seperti sedang menggunakan sarung.
Terbuat dari Kapas
Kuluk Dugan terbuat dari kapas. Pertama-tama, kapas dijemur terlebih dahulu sampai kering, lalu bersihkan dan dipisahkan dari bijinya. Setelah itu, kapas dibentuk bulat sebesar telunjuk dengan panjang sekitar 20 cm.
Bentuk kapas yang sudah bulat-bulat itu dinamakan dengan Luli. Lalu bahan Luli ini dipintal menjadi benang. Adapun warna yang digunakan biasanya adalah merah, hitam, dan putih. Seluruh warna tersebut berfungsi sebagai hiasan kain.
Kuluk Dugan memiliki panjang sekitar 150-180 cm dan lebar 80-90 cm. Kain ini juga dihiasi dengan ragam motif, seperti Onak Sebuku (berbentuk duri yang ada di ruas daun rotan, Motif Apit Pengandang (terletak di pinggir kain yang berbentuk garis panjang dan lurus berwarna putih), Lidi Hujan (mirip rintikan air hujan, Mato Punai (mata seekor burung Punai), dan Kandanga Lawaian (lingkaran).