Cerita Masa Lalu Sungai Cibanten, Pernah Jadi Jalur Kapal Rempah di Zamah Kolonial
Sungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Sungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Cerita Masa Lalu Sungai Cibanten, Pernah Jadi Jalur Kapal Rempah di Zamah Kolonial
Sungai Cibanten yang membentang dari Gunung Karang sampai kawasan hilir di Kasemen, Kota Serang, telah menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah dan kehidupan masyarakat di provinsi tersebut.
Dahulu, sungai sepanjang 35,9 KM ini menyimpan cerita yang menarik tentang peradaban dan kehidupan selama berabad-abad.
Ini dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah situs bersejarah sejak zaman purba, hingga bangunan kuna peninggalan era kolonial Belanda.
-
Dimana lokasi pelabuhan Cirebon tempo dulu? Gambar: bekas pelabuhan Muara Jati Cirebon yang dulu jadi salah satu pemasok rempah.
-
Kapan Cirebon menjadi pusat jalur rempah? Merujuk jalurrempah.kemdikbud.go.id, pada 1630-an, Kota Cirebon menjadi salah satu pusat jalur rempah yang mulai banyak dilirik pedagang internasional.
-
Apa komoditas utama Cirebon di jalur rempah? Lada menjadi rempah yang paling banyak diburu dari Cirebon, dan kota tersebut memiliki kebun lada yang cukup luas di wilayah Sukapura (saat ini Kejaksan).
-
Apa itu Gipang Banten? Beras umumnya diolah menjadi penganan asin gurih seperti arem-arem ataupun rengginang. Namun di tanah Jawara Banten, beras justru dikreasikan sebagai camilan manis gipang ini.
-
Dimana lokasi Situ Cipanten? Situ Cipanten adalah permata tersembunyi Kabupaten Majalengka. Danau indah yang terletak di Gunung Kuning, Sindang ini dikelilingi hutan asri dengan air yang jernih.
-
Bagaimana Banten Girang berkembang? Diperkirakan, eksistensinya sudah ada sejak abad ke-10 dan terus mengalami perkembangan hingga abad ke-13.
Kemudian, Sungai Cibanten juga menjadi jalur perdagangan rempah oleh kapal-kapal berukuran sedang hingga kecil sejak abad ke-16.
Ini terkait fungsi aliran yang tak hanya pengendali banjir, namun sebagai jalur alternatif dari dan menuju kerajaan Banten yang berkuasa sampai pertengahan abad ke-19.
Seiring dengan perkembangan zaman, Sungai Cibanten tetap memegang peran penting dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat di era sekarang.
Selain itu, sungai ini juga difungsikan sebagai saluran irigasi pertanian hingga penyediaan air bagi masyarakat karena melimpahnya air baku yang melintas.
Berbagai Situs di Sungai Cibanten
Terdapat sejumlah situs bersejarah yang ada di kawasan Sungai Cibanten, dan tersebar mulai dari hulu hingga hilir.
Salah satu di antaranya ialah situs Odel yang letaknya 2 KM, sisi selatan Cibanten.
Merujuk laman Pemprov Banten, situs Odel diklaim sebagai situ tertua dengan bentuk peninggalan berupa batu serpih, batu bilah, inti, beliung sampai manik-manik yang diduga pernah digunakan oleh masyarakat di zaman purba.
Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
Lalu, ditemukan juga arca Dwarapala di lokasi yang tak jauh dari situs Banten Girang.
Arca ini mempunyai atribut layaknya seorang penjaga bangunan suci, dengan perawakan yang menyeramkan.
Berdasarkan informasi yang tertulis, arca ini merupakan penjaga yang diletakkan di luar pintu gerbang candi Buddha, untuk melindungi dari serangan musuh.
Terdapat Bangunan Peninggalan Zaman Kolonial
Kemudian ada juga bangunan peninggalan zaman kolonial di sekiran Sungai Cibanten yang dibangun untuk sarana menyebarkan agama Islam, yakni Masjid Kuno Kaujon, Masjid Kenari dan Masjid Agung Banten Lama.
Bangunan peninggalan perjuangan bangsa juga ditemukan di sekitar aliran Sungai Cibanten, di antaranya Gedung Joeang 45, Gedung Negara atau Gedung Karesidenan. Bangunan-bangunan itu sampai sekarang masih terawatt dengan baik.
Disampaikan Staf Balai Pelestarian Kebudayaan VII, Yanuar Mandiri, Sungai Cibanten sejak dulu merupakan urat nadi kehidupan masyarakat.
“Cibanten ini sangat vital pada masanya, karena sebagai rute transportasi, juga sebagai pertahanan di masa Kerajaan Banten Girang,” terangnya.
Titik Nol Sungai Cibanten Jernih
Berbeda dengan kawasan DAS hingga hilir yang kotor, penyempitan dan pendangkalan, di wilayah hulu sungai terdapat sumber mata air di Gunung Karang wilayah Ciomas yang syahdu sekaligus memiliki air yang jernih.
Terpantau di kanal Youtube Bayu Samudra Oxone, banyak remaja dan anak muda setempat menjadikan kawasan tersebut sebagai lokasi untuk berenang.
Pepohonan yang rindang di kawasan itu membuat areanya jauh dari terik panas matahari.
Kemudian di pinggir titik nol Cibanten juga tersedia lapak-lapak pegadang yang menjual aneka makanan dan minuman ringan.