Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
Siapa yang tak mengenal Sunan Gunung Jati? Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa. Namanya kondang, terutama oleh kalangan warga Cirebon.
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, yang juga masih keturunan Kerajaan Sunda Pajajaran dari sang ibu bernama Nyai Rara Santang, puteri dari Raja Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja).
-
Siapa Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 Masehi di Makkah Al-Mukarramah. Ibunya, Nyai Rara Santang, adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Padjajaran yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.
-
Bagaimana cara Sunan Kalijaga menggunakan Gamelan Kodok Ngorek? Biasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan. Karena sudah ada sejak tahun 1500 masehi, maka kondisinya sudah tidak utuh. Beberapa bagiannya terlepas dengan kayu yang keropos.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati berdakwah? Sunan Gunung Jati menggunakan nasihat-nasihat yang baik untuk membantu masyarakat memahami dan menghayati ajaran Islam. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih mudah menerima dan mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati mendirikan Kerajaan Banten? Setelah wilayah Banten dan sebagian Jawa Barat berhasil dikuasai Demak, Sultan Trenggono lantas menjadikan Syarif Hidayatullah untuk mendirikan kerajaan bercorak Islam di tanah Banten pada 1527.
-
Siapa Sunan Kalijaga? Brandal Lokajaya memiliki keinginan berguru pada Sunan Bonang. Ia lalu dikenal sebagai murid yang sangat patuh pada gurunya.
-
Dimana Sunan Gunung Jati berdakwah? Sunan Gunung Jati, atau Syarif Hidayatullah, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, terutama di Cirebon dan sekitarnya.
Nyai Rara Santang sebelumnya menikah dengan Syarif Abdullah Umdatuddin Bin Ali Nurul Alam yang bergelar Amir, atau bangsawan di Mekkah pada saat itu. Keduanya merupakan orang tua kandung Sunan Gunung Jati.
Dari Syarif Abdullah Umdatuddin Bin Ali Nurul inilah, Sunan Gunung Jati memiliki nasab atau garis keturunan langsung dengan Rasulullah SAW. Kemudian, Sunan Gunung Jati dikarunian sederet keistimewaan dari Allah SWT untuk membantunya mengenalkan Agama Islam. Biasanya, ia menggunakan metode dakwah dengan pendekatan sosio kultural mulai dari memakai gamelan sampai melalui kesehatan.
Yuk, simak sederet keistimewaan Sunan Gunung Jati.
(Gambar: Sunan Gunung Jati/Liputan6)
Belajar Agama dengan Syekh Datuk Kahfi
Sunan Gunung Jati sempat belajar Agama Islam di pondok pesantren milik Syekh Datuk Kahfi.
(Gambar: Petilasan Sunan Gunung Jati/Liputan6)
Ia merupakan tokoh perintis syiar Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya yang berpusat di Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Setelah lulus, pria kelahiran 1448 Masehi ini meminta izin untuk memperdalam ilmu agama ke Makkah dan Timur Tengah hingga beberapa tahun. Setelahnya, Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon untuk meneruskan perjuangan Syekh Datuk Kahfi yang wafat.
Asal-usul Penamaan Sunan Gunung Jati
Penamaan Sunan Gunung Jati diduga kuat berasal dari penobatannya sekembali belajar dari Timur Tengah. Ketika itu dirinya masih berusia 22 tahun pada 1470 Masehi. Penobatan ini dilakukan di sebuah bukit Amparan Jati, Kabupaten Cirebon.
Karena daerah tersebut merupakan dataran tinggi, maka Syarif Hidayatullah diberi nama Raha Sunan Gunung Jati. Ini juga terkait gelarnya yang sudah sah menjadi raja Cirebon, menggantikan Syekh Datuk Kahfi.
Melalui gelar ini, Sunan Gunung Jati mulai bergerilya untuk mengenalkan ajaran Islam di wilayah Cirebon yang warganya masih memeluk agama Hindu Buddha serta kepercayaan leluhur.
Metode Dakwah Sunan Gunung Jati
Saat menjadi pemimpin tertinggi di Cirebon, Sunan Gunung Jati mulai meletakan pondasi keislaman.
Dari sana, ia juga mengenalkan bahwa Agama Islam merupakan ajaran yang meneduhkan dan dekat dengan kesenian.
Dari strateginya ini, Sunan Gunung Jati diangkat menjadi dewan dakwah Walisongo. Perannya untuk menggantikan Sunan Ampel yang wafat.
Cara dakwah yang meneduhkan dan dekat dengan masyarakat kelas bawah dan kalangan kerajaan membuat mereka menerima kehadiran Sunan Gunung Jati. Ia pun banyak berkeliling di kerajaan sepanjang wilayah barat pulau Jawa hingga Banten.
Gunakan Gamelan dan Kesenian sebagai Media Dakwah
Salah satu yang unik dari Sunan Gunung Jati adalah cara pengenalan Agama Islam melalui kesenian gamelan. Ceritanya, keraton Cirebon mengadakan pertunjukan seni tersebut. Namun tidak semua orang bisa menyaksikannya.
Warga mayoritas hanya mendengarkan suara saja. Agar pertunjukannya terlihat, masyarakat kemudian diminta untuk memperdalam agama Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kesenian tersebut lantas sudah bisa disaksikan.
Gamelan yang digunakan untuk dakwah Sunan Gunung Jati adalah gamelan sekaten yang terdiri dari satu set saron, kenong, bonang sampai goong. Sekaten berasal dari kata Syahadat, sebagai “tiket masuk” untuk menyaksikan pertunjukannya.
Membangun Jalan dan Fasilitas yang Dibutuhkan Warga
Selain melalui kesenian, Sunan Gunung Jati juga melakukan dakwahnya dengan membangun fasilitas umum. Kala kepemimpinannya, tempat-tempat pendidikan banyak dibangun, jalan, jembatan dan akses lainnya dibuka oleh Sunan Gunung Jati.
Ini untuk mempermudah warga berdagang dan bertemu sanak keluarganya di luar Cirebon. Fasilitas ini juga mempermudah Sunan Gunung Jati dalam mengenalkan Agama Islam. Dari sini masyarakat merasa senang dan sangat terbantu sehingga tertarik untuk memperdalam agama dan membaca dua kalimat syahadat.
Sunan Gunung Jati dahulu memperkuat kerja sama politik dan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa seperti Demak dan Banten.
Memiliki Kesaktian di Ilmu Kesehatan
Terakhir, Sunan Gunung Jati juga memiliki kesaktian di ilmu kesehatan. Kemampuannya ini berada di ranah medis dan sebagai karomah dari Allah SWT.
Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah ketika Sunan Gunung Jati kedatangan pasangan suami istri. Mereka mengeluhkan perut si istri yang membesar, layaknya perempuan hamil. Namun, sang istri tidak yakin.
Setelah diperiksa, rupanya perut perempuan tersebut berisi tumor. Melalui kekuatan dari Allah, Sunan Gunung Jati berhasil menyembuhkan perempuan tersebut tanpa membedahnya.
Itulah sederet keistimewaan Sunan Gunung Jati. Masih banyak kisah menarik dari sosoknya yang merupakan sosok penyebar Agama Islam yang disegani kala itu.