Cara Berdakwah Sunan Muria, Gunakan Kesenian hingga Tradisi Budaya
Terdapat beberapa ajaran Sunan Muria yang masih dilestarikan masyarakat.
Terdapat beberapa ajaran Sunan Muria yang masih dilestarikan masyarakat.
Cara Berdakwah Sunan Muria, Gunakan Kesenian hingga Tradisi Budaya
Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan salah satunya melalui Wali Songo. Wali Songo adalah sembilan tokoh Islam terkenal di Indonesia yang telah membantu menyebarkan agama Islam di masyarakat dengan berbagai macam metode menarik.
Salah satunya adalah Sunan Muria. Dalam perjalanannya, Sunan Muria menggunakan cara unik untuk menarik perhatian masyarakat agar mau mendengarkan dakwah Islam. Seperti apa cara berdakwah Sunan Muria dan ajaran-ajaran apa saja yang masih dilestarikan. Simak penjelasan berikut.
-
Bagaimana Sunan Kudus berdakwah? Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat. Cara berdakwahnya antara lain melalui seni dan budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo lainnya.
-
Dimana Sunan Bonang berdakwah menggunakan kesenian? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, berbekal pengalaman dakwahnya yang gagal di Kediri, ia lantas melakukan pendekatan asimilatif (peleburan) corak Islam dalam budaya Jawa. Dia memantapkan kepiawaiannya dalam kesusastraan dan kesenian untuk berdakwah di tempat lain.
-
Apa yang dilakukan Sunan Kudus untuk dakwah? Sunan Kudus pun dikenal sebagai sosok yang memiliki toleransi antar agama yang sangat tinggi. Cara berdakwahnya pun cukup bijak dengan mendekatkan agama Hindu Budha ke Islam.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati berdakwah? Sunan Gunung Jati menggunakan nasihat-nasihat yang baik untuk membantu masyarakat memahami dan menghayati ajaran Islam. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih mudah menerima dan mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah? Sunan Kalijaga terkenal dengan cara berdakwahnya yang memanfaatkan media lokal dari suatu daerah.Salah satu yang ia jadikan alat untuk mengenalkan ajaran Islam adalah wayang, dengan tetap mempertahankan sisi ketradisionalannya.
-
Bagaimana Sunan Gresik berdakwah? Sunan Gresik tidak menentang agama dan kepercayaan yang hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa agama Islam. Keramahannya mambuat banyak masyarakat tertarik masuk agama Islam.
Mengenal Sunan Muria
Sebelum dijelaskan cara berdakwah Sunan Muria, perlu dijelaskan dahulu profil singkatnya.
Sunan Muria adalah seorang tokoh ulama yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu murid dari Ki Ageng Ngerang, bersama dengan Sunan Kudus dan Adipati Pathak.
Sunan Muria hidup pada abad ke-15 dan memiliki nama asli R. Umar Said atau juga dikenal sebagai Raden Umar Sa'id. Ia dilahirkan di wilayah Jepara, Jawa Tengah. Sunan Muria dikenal dengan kecintaannya pada ilmu agama dan kehidupan spiritual. Ia menempuh pendidikan agama Islam di bawah bimbingan Ki Ageng Ngerang.
Cara Berdakwah Sunan Muria
Berikutnya, akan dijelaskan cara berdakwah Sunan Muria dalam menyebarkan Islam.
Cara berdakwah Sunan Muria banyak mengambil cara melalui tradisi keagamaan lama, media seni seperti pertunjukan wayang, dan pengembangan tradisi keagamaan baru yang menjadi ciri khasnya. Sunan Muria, yang juga dikenal sebagai Sunan Loret, adalah salah satu dari sembilan Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Indonesia pada abad ke-15.
Salah satu cara berdakwah Sunan Muria adalah melalui tradisi keagamaan lama. Ia memanfaatkan tradisi ritual atau upacara yang sudah ada sebelum kedatangannya, seperti ritual "Labuh Gentuh" yang merupakan upacara untuk memuliakan nenek moyang. Sunan Muria memperkenalkan ajaran Islam melalui ritual ini dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat dengan bahasa dan bentuk yang lebih dapat dipahami oleh mereka.
Selain itu, media seni seperti pertunjukan wayang juga digunakan oleh Sunan Muria sebagai sarana berdakwah. Sunan Muria menggubah cerita-cerita wayang dengan mengganti tokoh-tokoh dalam pewayangan menjadi sesepuh atau tokoh-tokoh Islam yang dihormati. Pertunjukan wayang tersebut kemudian digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas.
Pengembangan tradisi keagamaan baru juga menjadi bagian dari cara berdakwah Sunan Muria. Ia membangun pesantren dan pondok pesantren sebagai tempat pendidikan dan pembelajaran agama Islam. Sunan Muria juga mengajarkan praktik selawat atau zikir secara berkelompok untuk menguatkan keimanan dan meningkatkan spiritualitas umat Islam.
Dengan mengambil cara berdakwah melalui tradisi keagamaan lama, media seni seperti pertunjukan wayang, dan pengembangan tradisi keagamaan baru, Sunan Muria mampu menjangkau lebih banyak orang dalam menyebarkan agama Islam. Ia berhasil menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan ajaran Islam, sehingga pesan-pesan keagamaan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Ajaran Sunan Muria yang Dilestarikan
Setelah menyimak cara berdakwah Sunan Muria, terakhir dijelaskan beberapa ajaran yang masih dilestarikan.
Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Muria telah meninggalkan beberapa kesenian dan tradisi yang hingga kini masih dilestarikan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Bidang Kesenian
Salah satu ajaran Sunan Muria yang masih dilestarikan oleh masyarakat adalah bidang kesenian. Sunan Muria dikenal sebagai seorang pewaris budaya Jawa yang memiliki keahlian dalam bidang seni, terutama seni tari dan musik gamelan.
2. Tradisi Bancakan
Tradisi bancakan juga merupakan ajaran Sunan Muria yang masih dilestarikan oleh masyarakat. Bancakan adalah salah satu bentuk perayaan bersama dengan berbagi makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sunan Muria mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama. Masyarakat Kudus dan sekitarnya masih menjalankan tradisi bancakan ini pada momen-momen penting, seperti perayaan ulang tahun, kelahiran bayi, pernikahan, atau acara adat lainnya.
3. Tradisi Syukuran
Tradisi syukuran juga masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat yang mengikuti ajaran Sunan Muria. Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan. Masyarakat menyelenggarakan acara syukuran seperti slametan, pengajian, atau tahlilan. Acara ini biasanya dihadiri oleh keluarga, tetangga, dan santri yang tinggal di sekitar pesantren Sunan Muria.
4. Pantangan Bekerja Tiap Kamis Legi
Masyarakat yang mengikuti ajaran Sunan Muria masih mematuhi pantangan bekerja tiap Kamis Legi. Pantangan ini telah dilakukan secara turun temurun. Masyarakat meyakini bahwa Kamis Legi adalah hari suci dan memiliki makna khusus dalam ajaran Sunan Muria. Oleh karena itu, pada hari tersebut, masyarakat menghindari kegiatan bekerja yang bersifat profane, seperti merajut, menganyam, atau melukis.
5. Melestarikan Lingkungan
Ajaran Sunan Muria juga mengajarkan pentingnya melestarikan lingkungan. Masyarakat yang mengikuti ajaran ini memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga kebersihan alam dan menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka menjaga kebersihan sungai, hutan, dan lingkungan sekitar agar tetap lestari demi keberlangsungan kehidupan manusia.