Berawal dari Hobi, Mahasiswi Cirebon Ini Rintis Bisnis Kue Almond hingga Bisa Punya Karyawan
Dari kecil dirinya memang suka berjualan dan membuat olahan makanan. Dirinya punya mimpi untuk membuka toko kue
Dari kecil dirinya memang suka berjualan dan membuat olahan makanan. Dirinya punya mimpi untuk membuka toko kue
Berawal dari Hobi, Mahasiswi Cirebon Ini Rintis Bisnis Kue Almond hingga Bisa Punya Karyawan
Seorang mahasiswi asal Cirebon, Jawa Barat, berhasil merintis usaha kue kering almond hingga memiliki karyawan. Sebelumnya perempuan bernama Imel Alghi Dwi Agistri ini sudah melalui serangkaian percobaan hingga kerap mengalami kegagalan.
Walau saat awal memulai usahanya tak selalu berjalan mulus, namun ketekunan dan fokus memperbaiki kesalahan menjadi kunci keberhasilannya sekarang. Ia pun menjalani usaha ini sembari meneruskan studinya.
-
Bagaimana Mulyani memulai bisnis kue? Seiring waktu, Mulyani mulai berbagi resep kue kepada pelanggan di tokonya. Beberapa pelanggan tertarik belajar membuat kue pada dirinya. Awalnya, Mulyani tidak menarik tarif kepada para peserta belajar membuat roti. 'Lalu mulai berbayar Rp5 ribu, kemudian belajar bikin macem-macem roti jadi bayar Rp10 ribu,' jelasnya.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Mengapa Nuraini memulai usaha kue rumahan? Situasi yang cukup sulit ini, memaksa Nuraini mencari cara untuk memutar penghasilan. Dengan sisa tenaga yang ada, Ia memberanikan diri untuk kembali memulai usaha kue rumahan melalui brand 'Dapur Sus and Cake'.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
Tak sekadar mencari pendapatan, Imel rupanya membawa misi khusus melalui usaha kue kering almond tersebut.
Foto: Liputan6
Manfaatkan Peluang Pasar
Kunci usahanya bisa bertahan usai memulai pada 2022 adalah mencari peluang pasar.
Foto: Liputan6
Dirinya sempat melakukan riset di wilayah Cirebon, dan belum menemukan pesaing di produk yang sama.
Dari sana ia semakin terpacu untuk membuat produk bernama Hi Bake Almond Crispy itu, dengan rasa yang tak kalah dengan produk mahal.
"Kebetulan saya riset untuk produk almond crispy sendiri yang dari Cirebon belum ada,” kata mahasiswi jurusan Manajemen Bisnis Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon itu, mengutip Liputan6.
Mampu Produksi 70 sampai 100 Kemasan Almond dalam Sehari
Imel mengaku dalam sehari bisa memproduksi kue kering almond sebanyak 70 sampai 100 kemasan. Kue ini memiliki berat 100 gram, dengan harga Rp25 ribu setiap bungkusnya.
Saat ini produknya sudah mendapat izin edar dari dinas terkait, termasuk sertifikat halal. Kemasannya mampu bersaing dengan produk serupa dan rasa yang tak kalah lezat.
"Kalau di luaran harga bisa di atas Rp 35 ribu dengan gramasi yang sama bahkan rasa saya berani bersaing berbeda. Selama dua tahun saya juga melengkapi persyaratan administrasi di Pemkab Cirebon dan Alhamdulillah izin sampai sertifikasi halal sudah ada,” katanya.
Produknya Laris Manis setelah Sempat Alami Kegagalan
Produk miliknya diketahui juga laris manis. Produknya selalu terjual baik di kampus, maupun instansi karena rasa dan kualitasnya memenuhi standar.
"Tiap ada kegiatan pemerintah atau kampus Alhamdulillah produk saya selalu ada dan termasuk laris karena harganya terjangkau," ujarnya.
Walau demikian, kegagalan dan lika liku dunia usaha juga pernah ia alami. Beberapa kondisi di antaranya produk yang rusak saat dikirim ke luar kota, sampai berulang kali mengganti kemasan.
"Saya pernah mencoba kirim kirim produk ke luar kota pakai ekspedisi hasilnya kurang memuaskan karena kondisi almond crispy banyak yang remuk. Jadi saya fokus ke jualan offline dulu sambil mencari cara bisa jualan online tanpa risiko produk rusak," katanya.
Miliki Karyawan dan Punya Misi Khusus
Berkat kegigihannya, usahanya kini semakin berkembang. Demi melayani permintaan yang meningkat, Imel berhasil mempekerjakan 3 karyawan.
Dia saat ini memiliki beberapa varian rasa produk kue kering almond, mulai dari cokelat, vanila, green tea dan pisang, bisa didapatkan di sejumlah toko seperti toko daud, kedai kopi super dog, showroom batik Trusmi dan toko oleh-oleh.
Dulunya Hobi
Sementara itu, ibu Imel, Ade Sri Sumartin mengatakan bahwa sang putri memang sudah memiliki bakat berjualan sejak kecil. Dahulu, Imel kerap berjualan mesti sudah dilarang oleh orang tuanya.
"Dari kecil memang maunya jualan. Pernah ketika itu di kampungnya ada kegiatan tarkam kebetulan ayahnya Imel jadi plt kepala desa malah anak ini jualan di lokasi tarkam. Sempat dilarang tapi susah," terang sang ibu.
Hobi Imel semakin terasah tatkala masuk di bangku SMK. Produk cokelat sampai nuget premium dengan merek Mel’s Food pernah dibuatnya.
"Selain bahannya premium nugget si Imel dijual Rp 15.000 dan harga segitu untuk sekelas warga di perkampungan kami terbilang mahal. Tapi dari situ Imel tidak menyerah dan sekarang bikin almond crispy," ujar Imel.
Ingin Mengenalkan Almond
Adapun sang ibu terus mendoakan yang terbaik bagi karier dan kegemaran putrinya di bidang usaha kuliner.
Imel juga mengatakan bahwa dirinya memiliki mimpi ingin membuka toko kue, dengan berbagai produk unggulan. Dan ia juga ingin menamatkan gelar pendidikannya, agar bisa fokus meraih mimpinya.
Hal ini karena dirinya memiliki mimpi untuk mengenalkan almond ke kalangan yang lebih luas.
“Kue almond sendiri kebanyakan produksi luar Cirebon seperti Bandung. Itupun harganya terbilang mahal kalau saya ingin produk almond crispy menyentuh semua kalangan terutama masyarakat bawah," tambahnya