Pernah Jadi Ikon Uang Kertas Pecahan Rp500, Ini Sisi Menarik Gedung BI di Cirebon
Ini keunikan gedung Bank Indonesia cabang Cirebon yang sudah berdiri sejak 1866.
Ini keunikan gedung Bank Indonesia cabang Cirebon yang sudah berdiri sejak 1866
Pernah Jadi Ikon Uang Kertas Pecahan Rp500, Ini Sisi Menarik Gedung BI di Cirebon
Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri. Bangunan ini merupakan kantor cabang Bank Indonesia yang sudah berusia 158 tahun.
Cirebon memang menyimpan banyak bangunan bersejarah, salah satunya gedung Bank Indonesia. Berdirinya perusahaan perbankan, mampu mengangkat wilayah pesisir laut utara Jawa Barat itu menjadi sebuah kota pelabuhan dan perdagangan yang berkembang pesat di masa silam.
-
Apa nama awal Gedung Bank Indonesia di Aceh? Sejarah Bangunan Gedung Bank Indonesia Aceh dulunya dikenal dengan Da Javansche Bank (DJB), terletak di Jalan Cut Mutia No 15.
-
Apa bentuk khas Gedung Balai Kota Cirebon? Bangunan yang mirip anjungan kapal ini memiliki nilai sejarah yang kuat.
-
Dimana Gedung Balai Kota Cirebon berada? Keberadaan Balai Kota Cirebon di kawasan Jalan Siliwangi Nomor 84, Kecamatan Kejaksan begitu menarik perhatian.
-
Apa itu Gedung BAT Cirebon? Salah satu bangunan bersejarah tersebut adalah sebuah gedung bekas pabrik rokok bernama British American Tobacco atau BAT. Nuansanya yang artdeco membuat gedung ini selalu jadi incara para penggemar fotografi. Tak hanya memotret suasana, namun calon pengantin juga banyak menjadikannya sebagai tempat untuk pre-wedding.
-
Kenapa Gedung BAT Cirebon jadi tempat wisata populer? Kawasan kota tua Cirebon ini punya banyak daya tarik, termasuk lewat kisah sejarahnya.
-
Dimana Gedung Bank Indonesia Sumut berada? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Jika melihat dari kacamata sejarah, gedung Bank Indonesia Cirebon memiliki banyak kisah menarik, salah satunya pernah menjadi ikon di uang pecahan Rp500. Berikut selengkapnya.
Dulunya Bernama De Javasche Bank
Dalam laman bi.go.id, disebutkan bahwa bangunan tersebut mulanya merupakan merupakan cabang dari De Javasche Bank.
De Javasche Bank merupakan hak octrooi atau hak istimewa yang didapatkan dari Kerajaan Belanda. Di sini, bank tersebut memiliki kewenangan sebagai pencetak uang.
Sebelumnya, banyak para pengusaha Eropa yang tergabung ke dalam VOC merasa terbantu melalui sistem sirkulasi uang yang diberlakukan.
Karena perekonomian mulai menyebar di nusantara, dibangunlah gedung-gedung bank termasuk di Cirebon yang pada 6 Agustus 1866 merupakan cabang De Javasche Bank yang ke-5 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon.
Dulu Dipimpin Seorang Warga Belanda
Setelah diresmikan, bank ini menjalankan fungsinya sebagai pengedar uang, penjamin para pengusaha dengan emas sampai pendanaan bagi warga yang membutuhkan.
Pemimpinnya adalah P.J. Janssens, seorang notaris berkebangsaan Belanda serta posisi komisaris dan wakil komisaris diisi oleh J.W. Peter dan P. van Waasdjik.
Adanya gedung bank ini membantu pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon, terlebih setelah terbentuknya otonomi khusus kota gementee Cheribon yang terbentuk pada 1 April 1906. Ketika itu, Cirebon yang sebelumnya dipimpin kasultanan, menjadi kotapraja.
Bangunannya Bergaya Romawi Kuno
Walaupun mengalami pemugaran secara berkala, namun struktur utama bangunan bergaya romawi kuno masih terus dipertahankan. Terlihat pilar besar dengan jendela dan pintu yang lebar.
Warna utama bangunan juga khas gedung kolonial, yakni putih cerah yang terdapat di seluruh unsur bangunan.
Sisi menarik di arsitektur sebenarnya terdapat pada menara kubahnya, di mana bentuk ini adalah satu-satunya di Indonesia dengan kubah tunggal.
Awalnya Satu Lantai
Pada 1920-an, gedung ini diperbaiki dan disempurnakan untuk pengembangan De Javasche Bank.
Biro arsitek yang digunakan adalah F.D. Cuypers & Hulswit, dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung DJB Cirebon ini dilakukan oleh Jan Marianus Gerritzen, anak Direktur M.J. Gerritzen, pada 21 September 1919.
Kala itu desainnya diubah menjadi dua lantai, karena pengembangan perbankan yang semakin pesat. Gaya bangunan khas Belanda lantas diperindah yang dapat dilihat sampai sekarang.
Tiga Kali Ganti Nama
Mengutip YouTube Cirebon Heritage, gedung ini sempat tiga kali berganti nama sebelum resmi menjadi Bank Indonesia di tahun 1950-an.
Pertama, gedung ini bernama De Javasche Bank yang berlangsung selama masa kolonial Belanda. Saat masuk pemerintahan Jepang, namanya kembali diubah menjadi Hanpo Kaihatsu Genko.
Terkait perubahan fungsi dan nama ke Bank Indonesia terjadi pada 1953, melalui Undang-Undang Pokok Bank Indonesia dan masih berlaku sampai sekarang.
Jadi Ikon Uang Kertas Rp500
Sebelumnya gedung Bank Indonesia Cirebon ini pernah masuk ke dalam uang kertas pecahan Rp500.
Mengutip laman Pemda Cirebon, saat itu uang pecahan tersebut beredar pada 1988.
Gedung digambarkan secara utuh, tiga dimensi dari depan.
Di uang itu, gedung Bank Indonesia Cirebon beriringan dengan gambar Rusa Timor (Cervus Timorensis) di sisi depan lembaran uang.