Bangunan Bank Indonesia di Aceh Punya Sejarah Unik, Dibangun di Kota Istimewa
Sejarah bangunan Bank Indonesia Aceh memiliki kemiripan dari segi arsitektur dengan gedung yang ada di Yogyakarta. Gedung ini berdiri di kota istimewa.
Salah satu bangunan penuh sejarah di Kota Aceh, yaitu Gedung Bank Indonesia yang dibangun pada masa kolonial Belanda.
Bangunan Bank Indonesia di Aceh Punya Sejarah Unik, Dibangun di Kota Istimewa
Sejarah Bangunan
Gedung Bank Indonesia Aceh dulunya dikenal dengan Da Javansche Bank (DJB), terletak di Jalan Cut Mutia No 15. Gedung ini didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1916 yang sampai detik ini masih digunakan sebagai Gedung Bank Indonesia.
-
Dimana Gedung Bank Indonesia Sumut berada? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
-
Siapa yang membangun gedung Bank Indonesia Sumut? Gedung ini dibangun pada tahun 1908 oleh seorang arsitek Belanda yang cukup tersohor bernama Eduard Cuypers bersama dua orang lainnya, Hulswit dan Fermos
-
Kenapa BSI membangun gedung di Aceh? Gedung berkonsep green building ini pun semakin menekankan komitmen BSI memajukan perekonomian di Serambi Mekah.
-
Bagaimana Gedung De Javasche Bank di Kota Tua Surabaya dibangun? Gedung ini sudah dibangun sejak 14 September 1829.
-
Bagaimana BSI membangun gedung di Aceh? Dalam acara tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan Gedung Landmark BSI Aceh nantinya terdiri dari 10 lantai dengan tinggi 46,6 meter dan menjadi gedung perkantoran tertinggi di Aceh.'Alhamdulillah saat ini kami telah menyelesaikan 51,56% proses pembangunan gedung.' 'Kami menargetkan pembangunan Gedung Landmark BSI Aceh selesai Februari 2024 dan diresmikan pada Maret 2024,' kata Hery menegaskan.
-
Kapan gedung BSI di Aceh diresmikan? PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menargetkan gedung landmark Perseroan di Aceh senilai Rp325 miliar diresmikan pada Maret 2024, menyusul rampungnya konstruksi yang ditandai topping off.
Dibangun di Kota Istimewa
Melansir dari situs resmi Bank Indonesia, gedung DJB yang berada di Aceh memiliki kemiripan dengan gedung DJB yang berada di Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1879. Kedua gedung tersebut memiliki kemiripan dari segi arsitekturnya. (Foto: bandaacehkota.go.id)
Gaya Arsitektur
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, gedung DJB Aceh memiliki gaya arsitektur ala kolonial. Unsur ini kemudian dikombinasi dengan unsur bangunan tropis, seperti atapnya yang berbentuk limasan dan kerucut dipadu dengan jendela dan fentilasi hampir memenuhi setiap sisi tembok bangunan.
Bangunan yang dikenal dengan nama Da Javasche Bank Agentchaap Aceh itu terdapat dua pilar besar nan kokoh sebagai penopang dan mengapit di setiap sisi bangunan. Selain itu, gedung ini terletak di tengah kota tak jauh dari pusat perekonomian pasar Aceh. Di sisi Timur bangunan terdapat sungai Krueng. Ciri khas bangunan ini yaitu terdapat 3 bagian gedung, bangunan induk berada di tengah lalu diapit oleh dua bangunan di sebelah kiri dan kanannya.Terkesan Formal
Gedung yang ditujukan untuk aktivitas perbankan, ketika memasuki kawasan Gedung BI Aceh terkesan formal layaknya gedung-gedung pemerintahan. Beberapa unsur dekoratif juga disematkan pada bangunan ini, seperti bagian dinding bergaris lurus, tiang semu pada jendela dan ventilasi yang berfungsi sebagai penghias.
Seluruh bangunan ini murni terbuat dari beton. Pada bagian lantai 3, ada bangunan berupa sirap berbentuk kubah dan dikelilingi jendela sebanyak 4 buah. Pada bagian lantai 1, terdapat dua jendela besar dan dua jendela kecil di sisi sebelahnya. Di lantai ini ada 5 buah ruangan dan 5 buah jendela. Sampai saat ini, gedung ini masih sangat terawat dan masih terkesan bangunan zaman kolonial. Meskipun sempat terkena bencana Tsunami tahun 2004 silam, gedung ini direnovasi kembali seperti semula dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.