Mengunjungi Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004
Bangunan berwarna putih dengan balutan pilar-pilar menghiasi bagian depan ini dulunya sempat menjadi pengungsian di masa pemerintahan Hindia Belanda.
Bangunan berwarna putih dengan balutan pilar-pilar menghiasi bagian depan ini dulunya sempat menjadi pengungsian di masa pemerintahan Hindia Belanda.
Mengunjungi Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004
Sebuah bangunan religius terletak tidak jauh dari pelabuhan ini memiliki nilai historis yang tidak bisa dibeli menggunakan apapun. Lebih dari itu, bangunan ini menjadi saksi bisu kedahsyatan bencana alam Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam.
Bangunan itu bernama Masjid Ulee Lheue atau dikenal dengan Masjid Baiturrahim Ulee Lheue. Berdiri sekitar abad ke-17, tempat ini sudah melalui banyak sekali momen peristiwa penting di Aceh.
(Foto: Wikipedia)
-
Bagaimana cara mengenang Tsunami Aceh di Desa Ulee Lheue? Di tempat ini, selain berwisata alam dan menikmati nikmatnya kopi Aceh, Anda bisa mengenang peristiwa tersebut. Ada satu tempat yang menjadi saksi bisu Tsunami Aceh 2004 yaitu Masjid Baiturahman.
-
Di mana lokasi Museum Tsunami Aceh? Letaknya berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, dekat dengan Simpang Jam serta berseberangan dengan Lapangan Blang Padang.
-
Kapan bencana Tsunami Aceh terjadi? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Kenapa Museum Tsunami penting bagi Aceh? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Kapan Tsunami Aceh terjadi? Provinsi Aceh pernah dilanda bencana Tsunami yang dahsyat. Beberapa di antaranya kini menjadi spot-spot wisata untuk mengenang kejadian tersebut. Sama halnya dengan Desa Wisata Ulee Lheue yang terkena dampak langsung dari Tsunami pada 2004 silam.
-
Kapan Museum Tsunami Aceh diresmikan? Gedung museum ini secara resmi dibuka pada bulan Februari 2008 silam.
Tempat Relokasi
Mengutip berbagai sumber, awalnya masjid ini bernama Masjid Jami' Ulee Lheue atau dibaca "olele" dalam bahasa Belanda. Di masa pemerintah Hindia Belanda, masjid ini cukup berperan penting bagi umat Islam kala itu.
Suatu peristiwa penting terekam pada tahun 1873 silam, ketika masjid Baiturrahman dibakar oleh pasukan Belanda, warga Aceh segera memenuhi Masjid Ulee Lheue untuk melaksanakan salat Jumat. Inilah yang memicu lahirnya nama masjid ini dengan sebutan Baiturrahim.
Pemerintah Hindia Belanda melakukan renovasi dan pemugaran terhadap beberapa bagian masjid. Sejak itu bangunan ini begitu kental dengan gaya arsitektur Eropa dan menjadi wajah baru.
Dapat Suntikan Dana
Bangunan yang dipugar oleh pemerintah Belanda ini berkonstruksi semi permanen ini selesai pada tahun 1923. Namun, pada saat itu Masjid Baiturrahim belum memiliki kubah dan hanya mampu menampung 500 jemaah.
Pada tahun 1981, Pemerintah Arab Saudi memberikan bantuan dengan memugar kembali masjid ini dengan memperluas bagian kiri dan kanan masjid sehingga dapat menampung hingga 1.500 jemaah.
(Foto: Disbud Aceh)
Diterjang Bencana Alam
Masjid ini memiliki nilai sejarah yang begitu tinggi berkat beberapa peristiwa penting, salah satunya saat momen bencana alam. Pada tahun 1983, Aceh diguncang gempa yang cukup besar dan menghancurkan beberapa bagian bangunan masjid.
Diketahui, kondisi pemukiman sekitar masjid cukup parah. Namun, masjid ini masih mampu bertahan dan hanya bagian kubahnya yang runtuh. Selain gempa, masjid ini juga pernah diterjang banjir bandang pada tahun 2001.
Keajaiban terjadi ketika Aceh dilanda gelombang tsunami pada 2004 silam, masjid yang tak jauh dari pelabuhan ini pun menjadi salah satu wilayah yang paling parah. Namun, seluruh bangunannya masih berdiri kokoh dari terjangan ombak tsunami.
(Foto: Twitter/@iloveaceh)