Cerita di Balik Masjid Kuno Al Anwar Angke, Dibangun Tahun 1761 dan Jadi Tempat Rahasia Pejuang Kemerdekaan
Masjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Masjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Cerita di Balik Masjid Kuno Al Anwar Angke, Dibangun Tahun 1761 dan Jadi Tempat Rahasia Pejuang Kemerdekaan
Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
Nuansa lawas langsung terasa dari bangunan masjid, dengan gaya khas pendopo luas dan jendela khas zaman kolonial.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Kapan Masjid Agung Banten didirikan? Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa masjid besar ini mulai dibangun atas perintah Sultan Maulana Hasanuddin, Putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552 – 1570 M.
Letak persis masjid ini berada di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat. Keberadaannya masuk ke dalam gang, dengan jarak kurang lebih 50 meter.
Menurut kisah sejarah, rumah ibadah ini pernah dijadikan tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan. Masjid ini juga dulunya berdampingan dengan area pemakaman yang luas.
Saat ini, masjid kuno Al Anwar jadi destinasi religi dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Berikut selengkapnya.
Desainnya Khas Tahun 1700-an
Bentuk bangunan sepintas masih bergaya lawas, layaknya pertama kali dibangun.
(Gambar: YouTube Candriyan Attahiyyat)
Pengelola memang masih ingin mempertahankan bentuk asli masjid, karena kental dengan nilai sejarah sehingga perlu dirawat.
Bentuk bangunan masjid persegi, dengan dua tumpuk atap berbentuk kerucut dan penutup genting di ujung atap bernama Memolo atau kubah kecil.
Di pendopo atau pelataran depan masjid, aktif digunakan untuk kegiatan agama maupun tempat salat saat bagian dalam sudah terisi penuh.
Terdapat Empat Tiang Besar di dalam Masjid
Salah satu yang menjadi ciri khas masjid kuno adalah terdapatnya empat tiang besar di dalam bangunan utama.
Tiang ini berfungsi untuk menopang atap dan lazim ditemukan di masjid-masjid buatan abad ke-18 sampai 19.
Dari bawah sampai atas, tiang ini berbahan semen dan dicat dengan warna putih. Pada bagian ujung tiang dipasangkan dengan kayu siku penopang atap agar semakin kokoh.
Tidak hanya berfungsi sebagai pondasi, tiang ini juga menambah keindahan dari masjid kuno berusia ratusan tahun itu.
Bentuk Pintu Diadopsi dari Gaya Keraton Cirebon dan Banten
Mengutip laman duniamasjid.islamic-center.or.id, bentuk pintu masjid ini diketahui mengikuti gaya dari kasultanan Cirebon dan Banten.
Menurut penelitian Tjut Nyak Kusmiati, sarjana arkeologi lulusan Universitas Indonesia, dahulu pintu dari masjid ini dibuat menyerupai gapura untuk masuk ke dalam masjid. Gapura ini identik dengan dua kerajaan islam yakni Kasultanan Cirebon dan Banten.
Bentuk hiasan pada dinding gapura merupakan relung semu. Tembok keliling masjid pun berhiaskan pelipit-pelipit yang sama dengan gapuranya, dengan jendela persegi yang di tengahnya ditopang oleh kayu-kayu kecil.
Dulunya Jadi Tempat Rahasia Pejuang Kemerdekaan
Kemudian, masjid ini juga pernah menjadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan. Dahulu, para pemuda sering melakukan pertemuan rahasia di masjid ini. Mereka mengoordinasikan strategi melawan Belanda dan Jepang, sampai melakukan provokasi agar seluruh elemen masyarakat terlibat untuk memerdekakan Indonesia melalui khutbah.
Bahkan, di sekitar area masjid kerap dijadikan tempat untuk latihan para pejuang bangsa dan menggembleng mental mereka melawan penjajah. Aktivitas ini dilakukan di sekitar area makam di belakang masjid.
Saking rapinya kegiatan rahasia pemuda pejuang kemerdekaan, pihak Belanda sampai tidak mengetahuinya. Alhasil kawasan ini menjadi basis pertahanan Batavia bagian Barat sekaligus sebagai benteng penghalau musuh.
Berdiri di Sekitar Area Pemakaman Luas
Sisi menarik lain dari masjid ini adalah menjadi saksi bisu modernisasi yang terjadi di wilayah Jakarta Barat.
Disampaikan warga yang tinggal di sekitar masjid, Abiyan, menurut orang tuanya di zaman dulu, Masjid Al Anwar Angke berada di atas area pemakaman.
Area pemakaman tersebut cukup luas hingga 5 kilometer ke arah barat di wilayah Pesing, lalu timur sampai ke Jembatan Lima dan selatan ke Jembatan Besi dengan jarak masing-masing satu kilometer dari Masjid Al Anwar.
“Jadi kalau makam-makam yang saat ini ada di sekitar masjid dan sekarang kita lihat adalah sebagian kecil saja,” katanya, mengutip YouTube seputar sejarah dan tata ruang kota, Candriyan Attahiyyat.
Masjid ini menjadi tempat yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke wilayah Tambora, Kota Jakarta Barat.
(Gambar: Troppen Museum)