Istri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Ike bercerita usaha ini dia bangun dengan istilah ‘the power of kepepet' karena statusnya yang saat itu guru honorer yang sudah tidak aktif dan suami yang di-PHK.
Istri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Istri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Memulai suatu usaha tak selalu membutuhkan modal yang besar. Ine Juli Ike Setiawati, founder juga owner dari toko kue El Ummu, telah membuktikan bahwa kemauan yang kuat menjadi pendorong kesuksesan usaha meskipun dengan modal Rp50.000.
Dalam wawancara yang diunggah dalam akun YouTube Ruang Pengusaha, Ike bercerita usaha ini dia bangun dengan istilah ‘the power of kepepet' karena statusnya yang saat itu guru honorer yang sudah tidak aktif dan suami yang di-PHK.
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya dijual untuk membayar orang-orang yang kita bawa ikut kerja.
Ike sebagai istri menyadari dirinya perlu membantu agar tetap bisa melanjutkan hidup. Salah satu cara yang dapat dia lakukan yaitu menjual beberapa pakaian. Dari hasil menjual pakaian, dia mendapatkan uang sekitar Rp300.000.
Uang tersebut digunakannya untuk membeli kebutuhan dapur dan popok anak-anak. Kemudian sisanya dia memutar otak untuk memanfaatkan uang sisanya sebagai modal usaha, karena suami masih belum bekerja saat itu.
“Kalau duitku habiskan besok mau makan apa sementara suami posisinya lagi nggak kerja motor sudah gak ada. Jadi saya harus putar otak,” ungkap Ike.
Sisa uang Rp50.000 yang dimilikinya dia gunakan untuk membeli tahu goreng kemudian beli mie kuning toge dan lain-lain. Dia memutuskan untuk berjualan tahu isi. Awalnya dia mulai jajankan kios dekat rumah, dititipkan di kampus Unhalu di kantinnya masjid Malim.
Ternyata, dia mendapatkan respon yang bagus dari makanan yang dia jual. “Alhamdulillah responnya bagus katanya, ini tahu isi enak, sambalnya enak,” ungkapnya.
Dari situlah orang-orang mulai suka dan usahanya tersebar dari mulut ke mulut. Hingga akhirnya, dia mulai mendapatkan berbagai macam pesanan jenis kue seperti jalangkote.
Meskipun belum bisa dan alat yang dimilikinya kurang lengkap, dia selalu berusaha serta meminjam peralatan ke tetangga untuk bisa memenuhi pesanan konsumennya.
Dengan hasil jalangkote yang dibuatnya, Ike justru terus mendapatkan pesanan berbagai jenis kue termasuk brownies dan kue tart. Meskipun belum bisa ia tetap mau membuatnya.
“saya jabani semuanya tanpa belajar tanpa kursus pokoknya semua by youtube,” ujarnya.
Pada 2016 setelah masa kontrak rumah habis, dia bahkan sempat diusir oleh pemilik kontrakan tersebut. Namun dibalik itu, ternyata terdapat rezeki yang datang. Dia mendapatkan orderan dalam jumlah banyak selama 1 minggu oleh salah satu pelanggannya.
Saat itu, Ike langsung dikasih uang sebagai modal membuat pesanan sebanyak Rp13 juta. Banyaknya jumlah orderan membuat dia mulai berani merekrut karyawan untuk membantu melipat kardus makanan dan beres-beres.
“Berkahnya kalau kita menerima orderan banyak itu karena banyak yang merasakan produk kita. Jadi pasti di notice itu kan bolehlah makin banyak ini orderan,” ungkapnya.
Pada 2017 itu, dia mulai pindah ke ruko pertama di toko pertama di kampus. Namun, akhir 2017, setelah terjadinya kebakaran menjadi titik balik El Ummu.
Kondisi Ike yang hamil besar anak ke 3 membuat El Ummu harus vakum. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.
Ujian tak hanya sampai di situ, biaya persalinan tanpa BPJS cukup menghabiskan banyak biaya kembali menguji perekonomian keluarga itu.
Kemudian suaminya memutuskan untuk mencari pekerjaan baru dan dia diterima sebagai marketing freelance perumahan. Dalam bekerja, dia mengalami kendala yang sering membuatnya terlambat hingga bosnya mengetahui penyebabnya.
Ternyata suaminya bertemu dengan bos yang baik. Dia mendapatkan tawaran untuk bisa tinggal di salah satu rumah milik bosnya dengan gratis selama 4 bulan. Hingga akhirnya rumah itu bisa dibeli dan menjadi awal mula El Ummu bangkit kembali.
“Alhamdulillah itu yang jadi rumah saya sekarang jadi awal mula El Ummu bisa bangkit lagi,” ungkapnya.
Di rumah barunya itu, Ike membawa inovasi baru berupa produksi bolu coklat lumer atau yang disebutnya sebagai BCL (Bolen Coklat Lumer).
Ike juga mampu mempekerjakan karyawannya kembali. Perminatan yang semakin tinggi sekaligus bertepatan dengan Lebaran 2018 membuat tokonya semakin laris.
El Ummu mendapatkan order kue kering terbanyak hingga mencapai omzet Rp150 juta. Mulai dari itulah usahanya kembali bangkit hingga berani untuk menambah karyawan. Usahanya memiliki 14 karyawan tetap serta 6 orang karyawan lepas setiap menjelang ramadhan.
Selain itu, Ike juga memperbagus dapurnya yang merupakan tempat usahanya itu.
Bolen coklat lumer (BCL) merupakan produk dengan peminat yang paling tinggi karena menjadi khasnya El Ummu. Selain itu terdapat cookies, bolu-bolu, dan berbagai roti kering lainnya.
Sejak akhir 2022 hingga sekarang usahnya terus mengalami peningkatan. Sudah setahun setahun lebih produknya memiliki kemasan yang bagus bahkan telah mengikuti beberapa gerai udah sering ikut pameran.
Saat ini, dia sedang fokus untuk memperluas cabang toko yang merupakan bagian dari rencana bisnisnya. El Ummu juga kini tengah membangun rumah produksi. Ike berharap usahanya, El Ummu bisa ada di semua titik wilayah Kendari dan Sulawesi Tenggara.