Mengenang Jasa Teuku Muhammad Hasan, dari Pemerhati Pendidikan hingga Gubernur Pertama di Sumatera
Selain berjuang untuk kemerdekaan, beliau juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan di bidang pendidikan dan agama.
Selain berjuang untuk kemerdekaan, beliau juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan di bidang pendidikan dan agama.
Mengenang Jasa Teuku Muhammad Hasan, dari Pemerhati Pendidikan hingga Gubernur Pertama di Sumatera
Pasca kemerdekaan kondisi pemerintahan Indonesia kala itu masih belum stabil. Melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), mereka telah menetapkan beberapa gubernur, salah satunya untuk wilayah Pulau Sumatera.
PPKI pun menunjuk Teuku Muhammad Hasan, putra asal Sigli ini ditetapkan menjadi gubernur untuk memimpin wilayah Provinsi Sumatera yang ber-ibukota di Medan. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa Gubernur Pertama Sumatra Utara? Jadi Gubernur Pertama sekaligus Ketua DPRD Sumatra Utara, Ini Sosok Putra Keturunan Batak Mandailing Namanya jarang dikenal banyak orang. Tetapi jasa besarnya memimpin Sumatra Utara pasca kemerdekaan patut diacungi jempol.
-
Kapan Todung Sutan Gunung Mulia menjabat Menteri Pendidikan? Meski menjabat hanya setahun (14 November 1945-2 Oktober 1946) namun kontribusinya untuk bidang pendidikan begitu besar di masa genting negara Indonesia.
-
Kenapa Todung Sutan Gunung Mulia jadi Menteri Pendidikan? Berkat perhatiannya yang besar di dunia politik, pasca Kemerdekaan tepatnya dibawah pemerintahan Kabinet Sjahrir dirinya ditunjuk menjadi Menteri Pengajaran atau Menteri Pendidikan menggantikan Ki Hajar Dewantara.
-
Apa yang dilakukan Teuku Nyak Arif untuk pendidikan Aceh? Dalam mempertahankan tanah kedaulatan Aceh, Nyak Arif tak surut membantu meningkatkan pendidikan anak di Aceh. Ia bersama Mr. Teuku Muhammad Hasan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1937.
-
Siapa tokoh intelektual tersohor dari Aceh? Salah satu tokoh tersebut bernama Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
Lalu, siapakah Teuku Muhammad Hasan ini? beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pegiat di bidang agama dan pendidikan.
Ia juga banyak memberikan masukan untuk generasi muda Aceh saat itu dengan menghimpun dana belajar atau beasiswa untuk mereka.
Lantas seperti apa profil dan jasa-jasa Teuku Muhammad Hasan sepanjang hidupnya? Simak informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Profil Singkat
Teuku Muhammad Hasan lahir di Sigli, Aceh pada 4 April 1906. Ia anak sulung pasangan Teuku Bintara Pineung Ibrahim dan Cut Manyak binti Teungku Muhammad. Hasan memiliki peluang untuk mendapatkan pendidikan tinggi karena berasal dari keluarga bangsawan.
Sang ayah yang berkedudukan sebagai Uleebalang di Pidie, membuat Hasan bisa bersekolah dengan kurikulum pemerintah Hindia Belanda. Ia berhasil menamatkan sekolah dasar untuk Bumiputera (volkschool) pada tahun 1914-1917.
Dengan label keluarga bangsawan, Hasan melanjutkan sekolah di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar untuk keturunan Eropa di Sigli. Durasi pendidikan kurang lebih selama 7 tahun, ia berhasil tamat pada tahun 1924.
Hebatnya, dirinya juga meraih dua ijazah dari dua sekolah berbeda, yaitu MULO di Bandung serta AMS di Batavia.
Menghimpun Dana Belajar
Latar belakang pendidikan Hasan yang sangat prestis membuat pikirannya terbuka luas akan pentingnya sekolah. Setelah menamatkan sekolah, Hasan berhasil menghimpun dana belajar atau Studiefond atau beasiswa untuk pemuda Aceh.
Pada tahun 1929, Hasan meresmikan pembentukan kepanitiaan Atjehsch Studiefonds di Kutaraja. Tujuan pembentukannya ini untuk kemajuan masyarakat Aceh dalam hal kesempatan memperoleh pendidikan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Begitu juga ketika dirinya dipindahkan dari Batavia ke Medan sebagai redacteur op het kantoor Bestuurshervorming (redaktur di kantor Reformasi Administrasi), ia juga mengetuai Atjehsch Studiefonds bagi pemuda Aceh yang berbakat tetapi tidak memiliki dana untuk sekolah.
Bergabung Bersama Muhammadiyah
Sekira tahun 1933, Hasan bergabung dengan Muhammadiyah sebagai konsul di bawah pimpinan R.O. Armadinata. Di era ini Muhammadiyah bisa mendirikan Aisyiyah, Hizbul Wathan, dan sebuah lembaga pendidikan.
Setelah bergabung, Hasan juga turut membantu Muhammadiyah dalam mengembangkan organisasi ini di Aceh. Bahkan, ia menjadi pelopor berdirinya cabang yang ada di sana.
Dilansir dari merdeka.com, Selama era penjajahan Jepang ini, yakni antara tahun 1942 sampai 1945, T.M Hasan tetap berada di Medan dan bekerja sebagai Ketua Koperasi Ladang Pegawai Negeri di Medan, kemudian menjadi Penasehat dan Pengawas Koperasi Pegawai Neger.
Ditunjuk Menjadi Gubernur
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Mr. Teuku Muhammad Hasan dipilih menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Setelah kemerdekaan berhasil dipertahankan.
Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1945, Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatera I dengan ibukota Medan. Tahun 1990 ia mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Indonesia.
Kemudian namanya juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2006 silam. Teuku Muhammad Hasan wafat pada 21 September 1997 di Jakarta dengan meninggalkan warisan yang ia perjuangkan selama hidupnya.