Wanita Ini Banting Setir dari Karyawan Jadi Peternak Domba, Omzet Capai Rp200 Juta Per Tiga Bulan
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya.
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya.
Wanita Ini Banting Setir dari Karyawan Jadi Peternak Domba, Omzet Capai Rp200 Juta Per Tiga Bulan
Butuh keberanian bagi seseorang untuk mengubah nasib. Apalagi di zaman yang penuh ketidakpastian ini, keputusan yang hendak diambil harus dipikirkan matang-matang terlebih dahulu.
-
Kapan penjualan Domba Priangan meningkat? Para penjual sendiri sudah tampak memarkirkan kendaraan bak terbuka yang berisi domba Priangan, sejak pagi hari. Semakin siang, calon pembeli kian ramai termasuk dari luar wilayah.
-
Kenapa Alwi memilih beternak domba? Karena bagi saya beternak domba sangat menjanjikan. Waktu itu saya punya dua ekor sapi. Lalu sapi itu saya jual dan uang hasil penjualannya saya buatkan kandang domba,' kata Alwi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Bagaimana Dira jual petai? Akhirnya, Dira mencari cara berjualan lain dengan melakukan live melalui media sosial.
-
Dimana domba-domba itu dipelihara? Mas Defit adalah seorang peternak domba kontes asal Kecamatan Batur, Banjarnegara. Harga dombanya mahal-mahal. Bahkan sepasang domba yang ia ternakkan pernah ditawar hingga Rp150 juta. Agar domba kontesnya berkualitas tinggi, ia selalu memprioritaskan hewan ternaknya. Tak tanggung-tanggung, demi kenyamanan domba-dombanya, Mas Defit membuatkan kandang khusus yang ia bangun di dalam rumahnya sendiri.
-
Kenapa Dira jual petai? Pada awalnya, Dira dan suaminya memilih berjualan petai karena terinspirasi dari orang tuanya.
Pikiran yang matang itulah yang telah dimiliki oleh seorang Rina Tri Wahyuni ketika memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang karyawan.
Perempuan asal Desa Kebonbimo, Kabupaten Boyolali itu telah setahun berkecimpung dengan profesi anyarnya sebagai peternak domba.
Nyaris semua pekerjaan merawat domba ia lakukan sendiri, mulai dari memberi makan, vitamin, pengecekan kondisi kesehatan, hingga memotong bulu yang sudah gimbal.
Sebelumnya Rina bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Namun keinginannya untuk mandiri mendorongnya pulang kampung dan merintis usaha sendiri beternak domba lokal.
Ia memilih beternak domba lokal karena merawatnya tergolong mudah serta lebih kebal terhadap penyakit dibanding dengan domba jenis lain. Selain itu modal yang dikeluarkan juga tidak banyak.
Singkat cerita, setelah setahun beternak, Rina sudah memiliki 150 ekor domba yang terbagi di dua kandang. Kandang itu dibangun pada sebuah lahan kosong yang berada di belakang rumah peninggalan orang tuanya.
Domba lokal yang ia ternakkan banyak dipesan oleh para konsumen yang berasal dari Solo, Boyolali, Yogyakarta, dan beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa. Biasanya daging domba itu dipotong dan dagingnya digunakan untuk bahan olahan sate kambing muda.
“Jadi dipelihara selama tiga bulan. Kami jual ke warung-warung sate, terutama warung sate Tegal. Mereka menggunakan domba-doma yang masing usia 8-10 bulan,” kata Rina.
Rina mengatakan, untuk memberi makan domba-dombanya, ia menggunakan pakan kering. Berbeda dari peternak kebanyakan, ia menggunakan metode memberi pakan tanpa mencari rumput.
“Jadi kita tidak perlu repot-repot untuk mencari hijauan. Kita menggunakan rumput kering dan ditambah dengan konsentrat,” kata Rina dikutip dari kanal YouTube Liputan6.
Ia menjual dombanya secara kiloan. Untuk domba Jantan ia menjualnya sebesar Rp73 ribu per kilogram sedangkan domba betina ia menjualnya seharga Rp58 ribu per kilogram.
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya. Setelah itu barulah domba-domba itu dipanen dan dijual pada konsumen.
Dari usaha ternak domba lokal itu, Rina bisa memperoleh omzet sebesar Rp200 juta setiap kali panen