Pemuda 22 Tahun Asal Magelang Ini Sukses Beternak Domba, Punya Bank Pakan Sendiri
Alwi mengatakan, modal awal dia sebagai peternak adalah tidak gengsi dan tidak malu untuk belajar kepada para senior yang sudah lama menekuni dunia peternakan.
Alwi mengatakan, modal awal dia sebagai peternak adalah tidak gengsi dan tidak malu untuk belajar kepada para senior yang sudah lama menekuni dunia peternakan.
Pemuda 22 Tahun Asal Magelang Ini Sukses Beternak Domba, Punya Bank Pakan Sendiri
Saat ini, jarang dijumpai seorang pemuda yang hidupnya ingin mendedikasikan diri menjadi seorang petani maupun peternak. Mereka cenderung ingin menjadi pegawai atau karyawan yang penghasilannya lebih pasti.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
-
Kapan Peternak muda di Nganjuk sukses? Di usia 22 tahun, Nizar mampu meraup cuan hingga ratusan juta rupiah.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
Tapi pemikiran itu tampaknya tak dimiliki seorang Ahmad Alwi Sani (22 tahun).
Pemuda asal Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang itu memilih jalan hidup sebagai seorang peternak domba.
Pada awalnya, Alwi sering main ke rumah tetangganya yang beternak domba. Di sana minatnya untuk beternak domba muncul. Dia kemudian iseng-iseng membeli dua ekor domba betina milik tetangganya itu. Ia juga membuatkan kandang sederhana yang semua bahannya terbuat dari bambu.
“Karena bagi saya beternak domba sangat menjanjikan. Waktu itu saya punya dua ekor sapi. Lalu sapi itu saya jual dan uang hasil penjualannya saya buatkan kandang domba,” kata Alwi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Lalu bagaimana cerita pengalaman Alwi beternak domba-dombanya?
Pada awalnya, Alwi beternak tujuh ekor domba. Saat itu ia merasakan berbagai kendala. Sebagai contoh, setelah melahirkan, anak domba tidak mau menyusui induknya. Hal ini membuat Alwi harus memerah susu dombanya terlebih dahulu, baru kemudian hasil perahan itu diberikan kepada si anak domba.
“Saya juga sudah pernah sangat-sangat merasa gagal karena tiga kali indukan melahirkan tapi tidak ada yang hidup,” kata Alwi.
Walaupun berkali-kali gagal, namun Alwi tetap bertahan untuk beternak domba. Salah satu alasannya bertahan adalah ia yakin dalam jangka panjang usaha ternak domba sangat menjanjikan dan menguntungkan.
“Karena kan setiap tahun pasti kebutuhan permintaan domba meningkat. Dan sekarang sedikit sekali peternak muda yang mau menggeluti dunia peternakan. Otomatis saingan saya untuk menuju kesuksesan di dunia peternakan sangat luas,” kata Alwi.
Alwi mengatakan, salah satu kelebihan kandang domba miliknya adalah adanya kandang terkoneksi. Ia terpikir untuk membuat kandang terkoneksi karena setiap hari bau kotoran domba miliknya yang mengganggu lingkungan.
Ia menjelaskan, kandang terkoneksi itu memisahkan kotoran domba dengan air urine. Ia membuat media pemisah itu dengan budget yang sangat murah.
Kebutuhan utama dalam beternak domba adalah pakan. Soal pakan ini, Alwi membuat sebuah bank pakan tak jauh dari kandang domba miliknya. Pada lahan seluas 4.000 meter persegi itu, Alwi menanam rumput-rumput yang digunakan untuk memberi pakan dombanya.
“Saya tiap hari ngarit dari bank pakan itu, terus membersihkan dulu kulit rumput paling bawah yang hitam-hitam agar domba bisa makan dengan lahap. Setelah itu kita cacah menggunakan mesin, baru kita kasihkan ke domba,” terang Alwi.
Alwi mengatakan, modal awal dia sebagai peternak adalah tidak gengsi dan tidak malu untuk belajar kepada para senior yang sudah lama menekuni dunia peternakan. Selain itu usaha yang sudah dimulai tersebut harus dilakukan secara konsisten.
“Saya juga membangun peternakan dengan ala-ala milenial. Anak muda zaman sekarang bisa mengikuti dengan mudah. Mereka bisa belajar dengan mudah atau saling berbagi ilmu di sini,” kata Alwi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.