Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang

Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang

Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang

Mulanya ia membeli dua ekor kambing perah untuk konsumsi pribadi. Namun kini sudah memiliki 140 ekor dengan omzet capai Rp40 juta per bulan

Seorang pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur, membagikan kisah suksesnya dalam budidaya kambing perah.

 Dalam sebulan ia mampu meraup omzet hingga Rp40 juta per bulan, dengan memperhatikan manajemen kandang dan pakan ternak.

Adalah Oni Kurniawan, yang memiliki usaha ternak kambing di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sumbergempol. Usaha ternak ini ia jalankan dengan memakai nama Oke Farm yang ditunjang oleh sejumlah pekerja.

Di tempatnya, mayoritas kambing yang dibudidayakan adalah kambing yang menghasilkan susu. Menurut Oni, beternak kambing susu bisa turut menebar kebaikan lantaran manfaatnya yang baik bagi kesehatan.

“Oke Farm ini dimulai di tahun 2011, yang awalnya itu peternakan sapi dan di 2013 kami coba melebarkan sayap di peternakan kambingnya,” kata Oni, mengutip kanal Youtube Pecah Telur, Minggu (28/4).

Awal Ternak Kambing Bermula dari Sakit Asam Lambung

Awal Ternak Kambing Bermula dari Sakit Asam Lambung

Oni menceritakan bahwa budidaya kambing perahnya dimulai secara tak sengaja. Ketika itu, ia belum lama memulai usaha ternak dan penggemukan sapi.

Di tengah memulai usaha tersebut, Oni terkena sakit asam lambung dan mencoba susu kambing yang disarankan oleh temannya.

Singkat cerita, ia langsung tertarik memulai budidaya kambing lantaran turut merasakan sendiri manfaatnya.

“Awalnya budidaya kambing ini bermula dari tidak sengaja. Dulu saat penggemukan sapi, kita tangani sendiri tanpa ada anak kandang dan sebagainya, lalu saya jatuh sakit. Lalu ada teman yang menyarankan minum susu kambing, kok enakan di badan. Dari situ saya melihat peluang,” terangnya.

Dulunya Dua Ekor

Usai membaik, ia lanjut mengeksekusi peluang tersebut dengan membeli dua ekor kambing betina siap perah lalu mengkonsumsinya sendiri.

Tak lama berselang, ada tetangga yang tertarik dengan susu tersebut dan bermula dari sini insting bisnis Oni menggerakkannya untuk fokus di usaha budidaya kambing.

“Lalu saya kembangkan, dengan modal dua kambing betina siap perah awal itu enam juta. Lalu kita kawinkan dan beranak, jadi pengembangannya itu pelan-pelan,” terang Oni.

Untuk modal, Oni mulanya masih kesulitan. Biaya pembuatan kandang misalnya, ia dapatkan dari penjualan anak kambing yang baru lahir. Sampai dirasa cukup, uang hasil penjualan ia gunakan untuk perluasan kandang.

“Sampai anaknya terjual, kita tunggu nih. Setelah lahir kita jual untuk beli besi dulu, semen dulu. Lalu ada yang bunting lagi, kita jual sampai modalnya cukup untuk membuat kandang,” terangnya.

Cari Nilai Manfaatnya

Cari Nilai Manfaatnya

Alasan Oni menekuni budidaya kambing perah sampai sekarang, karena di samping peluangnya ada juga ada nilai manfaatnya.

Oni merasakan kepuasan tersendiri, ketika usaha ternaknya berangkat dari manfaat yang ia rasakan langsung.

Manfaatnya adalah ketika ia bisa merasakan kondisi sakit asam lambung yang membaik setelah mengkonsumsi susu kambing.

“Yang namanya usaha pasti melirik keuntungan juga, tapi yang juga penting adalah nilai manfaatnya, ketika ada yang sakit mengkonsumsi susu kambing jadi sembuh, termasuk saya sendiri yang dulu sebelum dijual, saya konsumsi dulu, ” terangnya.

Sekarang Sudah 150 Ekor

Setelah 11 tahun memulai usaha, Oni kini mulai merasakan hasilnya. Kambing yang semula dua ekor, kini bertambah menjadi 150 ekor.

Namun 150 ekor ini terus berputar, seperti terjual atau melahirkan anak baru. Sehingga budidaya kambingnya memiliki manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang turut memakai perasahaan.

“Memeras susunya itu perlu memakai perasaan, karena kalau tidak kambingnya akan merasa dan hasil susunya jadi turun. Itulah kenapa saya juga masih turun, dan di sini saya juga bekerja sebagai karyawan,” terang dia.

Gunakan Manajemen Pakan yang Baik

Gunakan Manajemen Pakan yang Baik

Untuk cara perawatannya terbilang mudah, dan mirip budidaya kambing lainnya.

Namun Oni menekankan pentingnya mengelola manajemen makan yang baik, agar kambing-kambingnya tetap sehat.

Pemberian pakan harus sesuai takaran yang dikalkulasikan dengan jumlah bobot total kambing.

Ini akan membantu proses pembiakan kambing yang sehat. Untuk protein bisa dari bungkil kacang kedelai, dan karbonya dari ampas tahu. Lalu ia juga memakai dedaunan segar, seperti daun ketela.

“Untuk susu sendiri itu sangat terpengaruh dari pakan, jadi kalau produksi pakan itu bagus, insya Allah susunya baik. Dan itu kandungan protein, karbohidrat dan lain-lainnya harus cukup juga. Kambing ini sesuai dengan bobot badannya, yakni 10 persen. Misal beratnya 30 kilogram, maka kebutuhan makannya 3 kilogram,” terangnya

Omzetnya Capai Rp40 Juta Sebulan

Untuk kambingnya, Oni memakai dua jenis yakni PE alias peranakan Etawa. Lalu di kandang lainnya, Oni memakai jenis Anglo. Keduanya memiliki jenis susu yang baik, dan sesuai untuk kebutuhan produksi susu di peternakannya.

Saat ini, di tempatnya sudah mampu memerah susu sebanyak 40 liter per hari dengan omzet rata-rata sekitar Rp30 sampai Rp40 juta per bulan.

Pemuda Tulungagung Bagikan Tips Budidaya Kambing, Modal 2 Ekor Kini Raup Omzet Rp40 Juta Per Bulan, Kuncinya ada di Manajemen Kandang

“Pemasarannya bisa di satu kabupaten atau ke luar kota, dan yang paling jauh itu kami kirim sampai pulau Bali dan Kalimantan. Saat ini omzetnya kami sekitar Rp30 sampai Rp40 juta,” terang Oni.

Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah
Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah

Perjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.

Baca Selengkapnya
Tips Mengatur Pengeluaran untuk Mudik Lebaran, Biar Keuangan Tetap Aman Terkendali Pasca Hari Raya
Tips Mengatur Pengeluaran untuk Mudik Lebaran, Biar Keuangan Tetap Aman Terkendali Pasca Hari Raya

Nggak perlu hadapi dilema keuangan boncos pasca mudik, yuk terapkan tips ini!

Baca Selengkapnya
Kisah Pedagang Kue Kering di Banyuwangi Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Omzet Capai Rp10 Juta per Hari
Kisah Pedagang Kue Kering di Banyuwangi Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Omzet Capai Rp10 Juta per Hari

Sehari 500 kilogram kue kering ludes terjual. Adapun omzet yang didapat bisa mencapai Rp10 juta per hari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak Orang Tahu, Begini Tips Kelola Uang THR agar Lebih Hemat dan Bermanfaat
Tak Banyak Orang Tahu, Begini Tips Kelola Uang THR agar Lebih Hemat dan Bermanfaat

Hal itu akan lebih bermanfaat dibandingkan membeli barang-barang yang dirasa hanya ingin dipakai dalam waktu sekejap saja.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.

Baca Selengkapnya
Penjualan Rokok Eceran Bakal Dilarang, Pemilik Warung Kelontong: Omzet Kami Turun Drastis
Penjualan Rokok Eceran Bakal Dilarang, Pemilik Warung Kelontong: Omzet Kami Turun Drastis

UMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan
Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan

Tradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan

Baca Selengkapnya