Kisah Pria Asal Sleman Beternak Ayam Broiler, Rela Tidur di Kandang Hingga Pernah Diprotes Warga
Hana mulai beternak ayam broiler pada tahun 2008. Untuk memulai usaha itu, ia harus mengorbankan banyak hal
Hana mulai beternak ayam broiler pada tahun 2008. Untuk memulai usaha itu, ia harus mengorbankan banyak hal
Foto: YouTube Cap Capung
Kisah Pria Asal Sleman Beternak Ayam Broiler, Rela Tidur di Kandang Hingga Pernah Diprotes Warga
Mencapai suatu tujuan yang diinginkan sering kali tak mudah. Tak jarang kita harus mengorbankan sesuatu yang dimiliki atau mendapat tentangan dari orang lain.
Kondisi semua ini telah dialami Hana Kurniaji, seorang pria asal Kalurahan Pandowoharjo, Sleman.
Di sana ia mendirikan sebuah usaha peternakan ayam broiler bernama Bestari Farm.
Berikut kisah inspiratif selengkapnya.
-
Bagaimana cara pemeliharaan ayam broiler? Ayam broiler umumnya dipelihara dalam skala industri dengan pemberian pakan yang dirancang untuk pertumbuhan cepat, termasuk penggunaan antibiotik. Sementara itu, ayam kampung dipelihara dengan metode yang lebih tradisional, tanpa pemberian hormon pertumbuhan atau antibiotik, sehingga pertumbuhan mereka lebih lambat dan alami.
-
Siapa yang sukses ternak ayam kampung? Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
-
Bagaimana Bripka Aryanto membudidayakan lele? Ia memulai budidaya lele dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dan warga setempat demi menjaga ketahanan pangan selama masa pandemi.
-
Mengapa Bripka Aryanto budidayakan lele? Ia memulai budidaya lele dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dan warga setempat demi menjaga ketahanan pangan selama masa pandemi.
-
Siapa polisi inspiratif yang beternak kambing? 'Pertama, karena untuk menambah penghasilan keluarga. Yang kedua, saya juga termasuk pecinta hewan,' kata Estu dikutip dari kanal YouTube Sumber Rejeki.
-
Siapa yang menyampaikan kekaguman terhadap peternakan Indonesia? Sementara itu, Wael W. M Halawa salah satu peserta pelatihan menyampaikan kekagumannya dengan kemajuan dunia peternakan di Indonesia.
Hana mulai beternak ayam broiler pada tahun 2008. Untuk memulai usaha itu, ia harus mengorbankan banyak hal. Motor kesayangannya ia jual, perhiasan istrinya ia jual, ditambah ia harus masih meminjam uang dari orang tuanya.
“Dari modal yang terbatas itu saya bikin kandang. Dan saya harus belajar secara otodidak,” kata Hana dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Saat awal-awal masa belajar beternak ayam, Hana rela tidak pulang. Ia mengamati segala perilaku ayam, mencatat segala hal, melakukan berbagai pekerjaan, dan lainnya hingga harus tidur di kandang.
Satu tahun pertama Hana harus merugi dan tidak mendapat untung sama sekali.
Di tahun kedua ia mulai memperoleh keuntungan dan sedikit-sedikit bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tapi di tahun ketiga, kandangnya harus ditutup warga.
“Saat itu lalat di sini populasinya sudah tidak terbendung dan sangat meresahkan warga. Karena itu dari warga sini sepakat untuk menutup peternakan saya. Saya mengajukan keberatan. Akhirnya saya dipercaya untuk mencoba tiga kali untuk beternak lagi. Alhamdulillah saya bisa melewatinya dan lanjut sampai sekarang,” kata Hana.
Di tahun ke empat Hana mulai perlahan-lahan tahu bagaimana cara beternak ayam. Namun baginya, empat tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tapi karena dasarnya bukan dari ilmu peternakan, Hana harus belajar lebih lama.
Dari proses belajar itu, Hana mengatakan ada banyak sekali faktor yang menentukan keberhasilan beternak ayam broiler mulai dari tipe kandang, operator kandang, suhu dan lingkungan, manajemen panen, dan masih banyak lagi.
Untuk kandang sendiri, ia menggunakan jenis kandang “semi close”. Faktor yang paling harus diperhatikan untuk tipe kandang ini adalah kelistrikan. Sedangkan faktor kedua adalah kebersihan lingkungan.
“Saya pakai sistem All In All Out. Sebelum ayam datang kandang kita bersihkan dulu. Selesai panen kita buang semua kotorannya, kita sterilkan lagi, dan setelah itu dimasukkan ayam lagi,” ujarnya.
Hana mengatakan, pakan merupakan faktor penentu terbesar dalam menentukan berhasil tidaknya sebuah proses beternak. Pakan yang tidak berkualitas dampaknya akan panjang bagi proses beternak itu sendiri.
“Kalau pakan itu nggak bagus, pertama pertumbuhan ayam pasti nggak bagus. Kedua, kebutuhan obat-obatan untuk ayam jadi meningkat,” kata Hana dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Hana mengingatkan orang yang ingin beternak ayam harus sudah punya kemampuan dan pengetahuan yang memadai. Kalau belum memiliki itu semua, jangan coba-coba karena modalnya besar dan tingkat resikonya untuk gagal tinggi.
Terkait hal ini, ia juga mengharapkan perhatian pemerintah terkait nasib peternak.
“Kalau Kementerian Pertanian dan Peternakan memang berfungsi paling tidak bertanya lah apa sih yang dibutuhkan peternak itu? karena selama ini mereka, dari dinas terkait itu, hanya datang dan pergi. Tidak pernah serius untuk mengembangkan sesuatu,” pungkas Hana.