Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Peluang usaha budidaya ayam kampung terbuka lebar di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dalam sebulan, kebutuhan ayam kampung di daerah ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan ekor.
Kesempatan ini coba ditangkap oleh seorang pemuda asal Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu bernama Kasadi. Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
-
Kenapa ternak ayam kampung menguntungkan? Selain dapat memanfaatkan dagingnya, penangkar ayam kampung dapat meraih keuntungan tambahan dengan menjual telur ayam kampung.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Kapan Peternak muda di Nganjuk sukses? Di usia 22 tahun, Nizar mampu meraup cuan hingga ratusan juta rupiah.
-
Siapa yang sukses dengan usaha peyek belut? Fitri Puji Lestari, seorang pengusaha peyek belut asal Bantul, Yogyakarta mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih kesuksesan.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
Kesuksesannya ini tak datang secara tiba-tiba. Pemuda 30 tahun ini sempat beberapa kali mencoba budidaya lainnya seperti lele, namun gagal. Ia juga pernah merugi hingga belasan juta rupiah karena ayam-ayamnya terserang penyakit.
Namun semangatnya untuk mengembangkan budidaya ayam kampung amat kuat, hingga dirinya bisa keluar dari kondisi sulit.
Memulai Usaha Sejak 2015
Diceritakan Kasadi, dirinya sudah memulai budidaya ayam kampung ini sejak 2015 lalu. Ketika itu jumlahnya masih sekitar 25 ekor.
Saat itu, usaha ayam kampung belum ia lirik karena masih fokus membesarkan ternak lele yang dilakukan secara berbarengan.
“Awal itu saya mulai di 2015, waktu itu masih sedikit sekitar 25 ekor. Ternyata penambahan ikan lele tidak sesignifikan ayam kampung, sehingga saya mulai fokus untuk budidaya ini,” terang Kasadi, mengutip Youtube Diskominfo Indramayu, Senin (1/4).
Fokus Kembangkan Ribuan Ekor Ayam Kampung
Saat itu, Kasadi masih kesulitan mencari pembeli. Namun lambat laun ayam kampungnya mampu terserap pasar seiring meningkatnya permintaan.
Dari yang mulanya 25 ekor, ia kembangkan ternaknya menjadi ribuan ekor ayam dan terus dibudidayakan dengan segala hambatan dan tantangan yang datang.
“Yang awalnya 25 ekor terus berkembang sampai saat ini ada lima ribu ekor ayam yang tersebar di seluruh kecamatan di Indramayu,” katanya.
Sempat Kehilangan 500 Ekor Ayam
Sebagai usaha yang menyangkut makhluk hidup, resiko bisa saja terjadi terutama di usaha budidaya ayam kampung seperti yang dijalani Kasadi.
Seperti ketika dirinya harus kehilangan sebanyak 500 ekor ayam di awal usahanya. Ketika itu dirinya mendapati ayam-ayamnya yang berada di kandang mati karena penyakit. Ini tentu membawa kerugian yang cukup besar baginya.
“Saat itu posisi ayamnya sudah besar, kurang lebih 35 hari, kerugiannya mencapai Rp15-an juta saat itu,” katanya.
Meski harus merugi dengan nonimal cukup banyak, ia tak mau menyerah.
Dirinya bisa segera bangkit dengan membenahi sistem budidaya dan memperhatikan kondisi ayam secara ketat agar tetap sehat.
Menurutnya, prospek ayam kampung di Indramayu saat ini terbilang tinggi. Permintaannya banyak dari usaha rumah makan. Saat ini dirinya pun kewalahan menangani pesanan ayam kampung.
“Kalau dilihat dari potensi, ayam kampung ini sangat potensial karena semua orang makan ayam. Apalagi dengan adanya ayam kampung yang tidak memakai obat-obatan. Kami dalam sebulan bisa memotong sampai 2.000 ekor,” katanya.
Ia mengaku kini omzetnya sudah mencapai ratusan juta rupiah dari usaha budidaya ayam dan olahannya.
“Ini satu hari bisa ratusan ekor yang dipotong dengan pemasukan Rp6 juta, omzetnya alhamdulillah kurang lebih ratusan juta rupiah,” kata dia.
Berinovasi
Agar berkembang, dirinya terus berinovasi dengan mengembangkan olahan ayam kampung.
Dirinya mengeluarkan produk ayam kampung ungkep yang siap untuk digoreng. Pengemasannya juga sudah rapi dan sesuai standar keamanan pangan.
“Ini ada ayam kampung ungkep lengkap dengan sambal tinggal digoreng, harganya Rp60 ribu per bungkusnya,” kata dia.
Penjualannya pun sudah ke rumah-rumah makan, lalu ke Bekasi, Cirebon dan beberapa daerah lainnya.
“Harapan saya kepada petani kalau bisa, kita jalannya sama-sama. Kami ada peluang kemitraan bagi kelompok atau peternak yang ingin bergerak bersama. Bibit dan pakan kami siap bantu dan penjualannya juga siap kami bantu,” pungkasnya.