Bisnis Belut dengan Modal Awal Cuma Rp250.000, Ibu Ini Sukses Sekolahkan Anak Hingga Jadi TNI
Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
Memulai dan mengembangkan bisnis dari nol bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan modal awal yang terbatas dan target pasar yang tidak menentu. Namun, Fitri Puji Lestari, seorang pengusaha peyek belut asal Bantul, Yogyakarta mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih kesuksesan.
Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
-
Bagaimana Anak TNI berprestasi? Dalam Kejuaraan Nasional Arung Jeram itu, Shafira mengikuti lomba Sprint, Head to Head, Slalom, dan Down River Race.
-
Siapa Anak TNI yang berprestasi? Prestasi membanggakan datang dari remaja bernama Shafira Az-Zahra Aurelia Putri Saputra.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
-
Bagaimana Bintara TNI mendidik anaknya? Dia diajarkan kedisiplinan hingga kini sukses menjadi calon abdi negara.
-
Dimana Anak TNI itu berprestasi? Perlombaan itu digelar di Sungai Ciliwung Jakarta Selatan pada Kamis (27/06).
-
Apa yang menjadi kunci sukses usaha Ibu dan Anak ini? 'Walaupun bahan bumbu mahal, saya tetap masak enak,' ujarnya. Widari mengaku senang jika pembeli yang makan masakannya senang.
Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
Dia mulai menggoreng belut dan memasarkan hasil olahan tersebut. Seiring berjalannya waktu, reputasi dan kepercayaan dari pelanggan pun semakin meningkat, sehingga usaha Peyek Belut Maju Mapan ini bisa terus berkembang.
Tantangan di Tengah Pandemi
Seperti kebanyakan usaha kecil lainnya, pandemi covid 19 menjadi ujian berat bagi usaha Peyek Belut Maju Mapan milik Fitri. Penjualan menurun drastis, bahkan pemesanan dari luar kota seperti Palembang, Bogor, dan Jakarta sempat terhenti.
Namun, hal ini tidak membuat Fitri patah semangat. Dia tetap berinovasi, menyesuaikan strategi pemasaran, dan berusaha mempertahankan kualitas produknya.
"Pas covid itu penjualannya ngga seperti biasa. agak down dan drop, tapi kita tetap bertahan," kata Fitri dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Selasa (8/10).
Tidak hanya itu, Fitri juga berani memperluas pasarnya hingga ke luar negeri. Produknya pernah dikirim ke Korea dan Taiwan atas permintaan khusus dari pelanggan. Semua ini dia lakukan tanpa mengabaikan kualitas dan keaslian rasa dari produk belut yang dijualnya.
Memberdayakan Masyarakat
Salah satu kunci keberhasilan Fitri adalah kemampuannya untuk berinovasi dan beradaptasi. Dari sekadar pengepul belut, kini Payak Belut Maju Mapan memiliki dua varian produk, yaitu belut dengan tepung tipis dan tepung biasa.
Setiap hari, Fitri bisa mengolah hingga 30 kilogram belut, yang hasil akhirnya kemudian dikemas dan dijual ke warung dan pasar serta pusat oleh-oleh.
Selama bertahun-tahun menjalankan bisnis ini, Fitri telah mengatasi banyak tantangan, mulai dari fluktuasi harga belut hingga perubahan cuaca yang mempengaruhi pasokan. Dengan semangat pantang menyerah, dia berhasil mengelola semua kendala tersebut hingga mampu mencetak omzet jutaan rupiah per bulan.
Keberhasilan usaha ini tidak hanya memberi dampak positif bagi kehidupan keluarga Fitri. Kini, dia juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya untuk ibu-ibu rumah tangga yang membutuhkan penghasilan tambahan.
Mereka dilibatkan dalam berbagai proses produksi, seperti pemotongan, penggorengan, hingga pengemasan peyek belut. Dengan cara ini, Fitri berharap usahanya tidak hanya membawa manfaat untuk keluarganya, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Kunci Sukses
Ketika ditanya tentang rahasia suksesnya, Fitri menyebutkan bahwa kunci utama sukses adalah ketekunan, doa, dan keikhlasan. Baginya, setiap usaha yang dilakukan dengan sepenuh hati dan niat yang baik akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Dia juga percaya bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, dan yang terpenting adalah berani memulai, sabar, dan tetap bersyukur atas setiap proses yang dijalani.
"Kita memulainya harus dengan semangat, yakin usaha kita akan berjalan lancar. Selalu mencoba menjalani apapun keadaannya dan tetap bersyukur," kata Fitri.
Berkat usaha Payak Belut Majumapan, Fitri tidak hanya bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, tetapi juga telah mengantarkan anak pertamanya untuk berkarier di dunia militer sebagai anggota TNI.
Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa usaha kecil yang dikelola dengan baik, kerja keras, dan optimisme mampu menghasilkan sesuatu yang besar dan membanggakan.
Reporter Magang: Thalita Dewanty