Tak Disangka, Pria Lulusan SD Nekat Bisnis Belut Modal Rp300.000 Kini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah per Pekan
Sebagai lulusan SD yang sebelumnya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan dan pekerja mebel.
Seorang peternak belut asal Dusun Sabrang Wetan, Yogyakarta berhasil mengubah nasibnya dari buruh bangunan menjadi pengusaha sukses. Dengan modal awal Rp300.000, Wardi kini mampu menghasilkan lebih dari satu ton belut setiap minggunya dengan omzet mencapai ratusan juta.
Wardi atau yang akrab disapa Kang Wardi, memulai usahanya pada tahun 2018. Sebagai lulusan SD yang sebelumnya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan dan pekerja mebel, dia tidak memiliki pengalaman atau keahlian khusus dalam bidang peternakan.
-
Siapa yang sukses dengan usaha peyek belut? Fitri Puji Lestari, seorang pengusaha peyek belut asal Bantul, Yogyakarta mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih kesuksesan.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
Namun, suatu hari ketika sedang bermain di sawah bersama anak-anaknya, dia mendapatkan ide untuk memelihara belut. Berawal dari keinginan sederhana untuk memiliki sumber pangan mandiri, Wardi mulai mengumpulkan beberapa belut kecil dan membuat kolam sederhana.
Saat itu, dia tidak membayangkan bahwa belut akan menjadi bisnis yang menjanjikan. Wardi hanya berpikir, jika sewaktu-waktu membutuhkan belut untuk konsumsi keluarga, dia bisa mengambil dari kolamnya sendiri.
Setelah menyadari bahwa banyak orang di sekitar yang berminat pada belut, Wardi mulai serius menekuni usaha ini. Kegagalan demi kegagalan dalam proses awal budidaya tidak menyurutkan niatnya. Bahkan setelah mengalami empat kali kegagalan, dia tetap bertahan.
"Saya pernah gagal empat kali., tapi kegagalan itu justru bikin saya penasaran," ujar Wardi dalam tayangan YouTube Oasis, Selasa (29/10).
Tantangan dan Strategi
Berkat ketekunan dan keinginan untuk belajar, Wardi mulai memahami seluk-beluk budidaya belut. Salah satu tantangan terbesar yang dia hadapi adalah mencari pakan yang cocok.
Wardi mulai mencari keong sawah sebagai pakan belut karena harganya yang terjangkau dan mudah didapatkan. Namun, tantangan ini justru menjadi penghalang baru karena dia sering diremehkan oleh tetangga dan teman-temannya yang menganggap budidaya belut sebagai pekerjaan yang aneh.
"Belut kok dipelihara? Siapa yang mau beli belut?” komentar orang-orang di sekitarnya.
Dia membuktikan bahwa pilihannya bukanlah hal yang sia-sia. Ketika orang-orang mulai melihat hasil dari usahanya, mereka justru datang meminta pekerjaan dan belajar dari Wardi.
Wardi juga mulai memperluas pengetahuannya melalui media sosial dan mencari informasi tentang teknik budidaya belut yang lebih efektif.
Dari sinilah dia menemukan metode menggunakan lumpur, gedebok pisang, jerami, dan kotoran ternak sebagai media hidup belut. Kombinasi ini tidak hanya membuat belut tumbuh lebih sehat, tetapi juga menekan biaya operasional.
Lonjakan Permintaan Dari Tetangga Hingga Pasar Internasional
Seiring waktu, usaha Wardi mulai berkembang. Berawal dari pemasaran sederhana di lingkungan sekitar, Wardi memanfaatkan Facebook untuk mempromosikan produknya.
Dari postingan tersebut, dia mulai mendapat banyak pesanan, bahkan dari luar kota dan luar pulau. Pesanan datang dari berbagai kalangan, mulai dari pengusaha UMKM yang membuat keripik belut hingga pengelola rumah makan yang menyajikan menu berbahan dasar belut.
Tak hanya itu, permintaan juga datang dari luar negeri, seperti dari Jepang, yang ingin memesan satu ton belut setiap minggu. Meskipun peluang tersebut sangat menggiurkan, Wardi belum dapat memenuhinya karena keterbatasan produksi. Namun, tawaran tersebut semakin memotivasinya untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi.
Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, Wardi merencanakan penambahan lahan budidaya dengan membuka seribu kolam baru di atas lahan satu hektare.
Dia juga merencanakan pembukaan wisata edukasi budidaya belut yang mengajak masyarakat melihat langsung proses budidaya, serta restoran serba belut yang menyajikan berbagai olahan seperti mangut belut, rica belut, tongseng belut, hingga keripik belut.
Menjadi Mentor dan Menciptakan Lapangan Kerja
Selain fokus pada produksi, Wardi memberikan pelatihan budidaya belut bagi pemula. Dia sadar bahwa belut masih memiliki prospek yang besar di Indonesia karena jumlah konsumennya terus meningkat sementara peternaknya masih sedikit.
Wardi memberikan tips dan pengetahuan dasar bagi calon peternak belut agar tidak mengalami kesulitan yang sama seperti yang dia alami di awal.
Menurutnya, ada tiga hal yang penting, yaitu pengetahuan, pengalaman, dan kesabaran. Kemudian Wardi menyediakan bibit belut, kolam terpal, dan bahkan buku panduan budidaya belut agar masyarakat yang ingin mencoba usaha ini bisa memulai dengan modal yang kecil.
Bagi Wardi, sukses bukan hanya soal keuntungan semata, tetapi juga memberi manfaat bagi orang lain. Saat ini, usaha budidaya belutnya telah memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak warga sekitar yang sebelumnya menganggur.
Dia juga mengajak masyarakat yang ingin belajar dan berdiskusi tentang usaha belut untuk datang langsung ke tempatnya. Melalui perjalanan hidupnya, Wardi menunjukkan bahwa kesuksesan dapat dicapai oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang pendidikan atau modal yang minim, sebab yang terpenting adalah keberanian untuk mencoba dan kemauan untuk terus belajar.
Reporter Magang: Thalita Dewanty