Pemuda di Bogor Ini Pilih Resign dari Karyawan Bank Terkenal, Banting Setir Jualan Tauge, Kini Sukses dan Laku 250 Kg/Hari
Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk berbisnis.
Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk berbisnis.
Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya.
Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
Langkah nekatnya memang sudah ia niatkan untuk terjun di usaha keluarganya. Walau begitu, usaha yang dijalankan pemuda bernama Alfred Budiman tersebut tidak selalu mulus dan banyak menemui hambatan.
Berkat kerja kerasnya bersama karyawan, tauge premium yang dijual Afred mampu sukses di pasaran dan terjual di ritel-ritel supermarket terkenal. Berikut kisah inspiratif selengkapnya.
Dalam keterangannya di kanal YouTube Halo Bos, dilansir Selasa (27/2), Alfred sebelumnya bekerja di sebuah bank swasta terkenal di Indonesia.
Selama bekerja di bank, Alfred mengaku bahagia karena mendapat bayaran rutin setiap bulannya. Namun hal berbeda ia temui di usaha tauge yang saat ini ia jalankan, walaupun perlahan Alfred mulai menikmati perannya sebagai seorang pengusahaan.
“Saya kerja di bank itu sejak 2020 dan resign kemarin pada Mei 2023, karena dulu tiap bulan saya ada gaji yang masuk ke rekening. Nah kalau sekarang, saya justru harus nabung di tanggal gajian,” terangnya.
Salah satu alasan mengapa pekerjaan mentereng di bank ia tinggalkan, salah satunya karena tertantang menjadi seorang pengusaha.
Menurutnya, seorang pembudidaya tauge seperti dirinya lebih bisa mendapat banyak keuntungan daripada bekerja kepada orang lain.
“Memang dari dulu saya sudah pengen berbisnis, ini karena dari dulu saya tahu kalau di bukunya Robert Kyosaki – Rich Dad, Poor Dad itu ada quadran, di mana saya harus pindah dari quadran kiri ke kanan atau dari yang sebelumnya self employe ke bisnis dan investor,” terangnya
Lebih lanjut, Alfred juga memiliki keinginan untuk membantu usaha tauge premium yang sebelumnya dirintis oleh kedua orang tua sejak 1997.
Lantas hal tersebut yang membuatnya memilih keluar dari bank dan menetapkan pilihan untuk membantu usaha orang tuanya agar terus berkembang.
“Awalnya sempat ragu, mungkin belum berani ya. Dulu mama saya juga masih bisa handle, namun seiring bertambahnya zaman, banyak teknologi baru, banyak cara-cara baru dan kata mamah saya juga kalau mau dikerjakan yasudah, asal serius,” katanya
Seperti pengusaha lainnya, pengalaman gagal juga pernah ia rasakan.
Menurutnya, membudidayakan tauge perlu konsistensi yang stabil agar prosesnya bisa berjalan dengan baik.
“Pasti yang namanya kegagalan pernah dialami pengusaha. Kaya waktu tiga bulanan lalu, yang kadang tidak dimengerti adalah kita beli bahan baku di tempat yang sama, di toko yang sama, merek sama, tapi hasilnya bisa beda dan ini banyak yang tidak bisa dipanen,” katanya
Ditambahkan Alfred, saat ini yang ia fokuskan adalah pengembangan dan terus melihat peluang. Ini yang juga dilakukan oleh orang tuanya di masa lalu, di mana saat itu belum ditemui jenis tauge premium.
Kebanyakan tauge saat itu ukurannya lebih kecil, dengan ukuran batang yang tipis. Setelah melihat di negara tetangga, orang tuanya mencoba membudidayakan tauge premium di Cijeruk.
“Untuk kunci sukses sebenarnya hanya perlu mau repot aja sih, karena saya percaya adanya proses ketika mau ngapa-ngapain (usaha), karena saya percaya ketika bawa value dan selalu menyajikan yang terbaik, uang bakalan ngikut,” terangnya
Brand tauge yang ia kembangkan saat ini adalah Tree's Farm Moyashi Tauge dengan penjualan per hari mencapai 250 kilogram.
Awalnya tak punya kemampuan menjahit, kini hasil karyanya diminati orang dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri.
Baca SelengkapnyaSeorang mantan karyawan bank swasta di Gresik memutuskan untuk resign dan berjualan sabun di rumahnya, kini sukses raih omzet puluhan juta selama satu bulan.
Baca SelengkapnyaIjazah aslinya masih di tahan perusahaan, wanita ini putuskan jadi penjual bakso.
Baca SelengkapnyaCerita eks karyawan BUMN bangun bisnis keripik kentang rumahan.
Baca SelengkapnyaSoal pilihan bank, Nina mengaku tak pernah pindah ke lain hati.
Baca SelengkapnyaEmpat jasad petugas KA yang menjadi korban dalam peristiwa itu di antaranya sudah dievakuasi.
Baca SelengkapnyaCerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaKecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
Baca SelengkapnyaJika melihat latar belakang keluarga, Untung bukan berasal keluarga pengusaha. Ayahnya seorang sopir taksi, dan ibu guru honorer.
Baca SelengkapnyaCawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.
Baca Selengkapnya